Bulan: Desember 2022

Pakar UNAIR: Curhat Menjadi Obat Bagi Kesehatan Mental 

UNAIR NEWS – Sebagai makhluk sosial manusia memiliki berbagai cara untuk melakukan sosialisasi antar individu. Namun, apabila individu tersebut memiliki masalah yang sulit untuk diceritakan pada orang lain akan menjadi sebuah pikiran mendalam. Hal tersebut berdampak pada seluruh aspek kehidupannya, mulai dari kesehatan, konsentrasi hingga timbulnya rasa bunuh diri. Melalui berbagi cerita atau lebih dikenal dengan curhat, akan menjadi salah satu obat bagi orang tersebut. 

Pakar Psikologi UNAIR, Atika Dian Ariana M Sc M Psi  mengatakan masalah yang bertumpuk lambat laun akan menjadikan pikiran kita menjadi jenuh dan menimbulkan stres. Hal tersebut tersebut terjadi karena kemampuan diri kita tak sebanding dengan tekanan yang kita alami. 

“Masalah itu bertumpuk di kepala dan terpaku pada persoalan itu menjadikan kita seperti terokupasi atau bahasa sekarang itu overthinking atau stress,” katanya. 

Dampak Kesehatan dan Psikis 

Dosen Fakultas Psikologi UNAIR tersebut  mengungkapkan berbagai dampak kesehatan dan psikis dapat timbul bagi seseorang yang stres karena menahan cerita. Beberapa diantaranya adalah daya tahan tubuh, konsentrasi yang menurun dan peningkatan sensitivitas. 

“Gejala kesehatan yang timbul seperti daya tahan tubuh menurun, mudah lelah, serta penurunan kekuatan otot kaki. Sedangkan pada psikis akan sulit berkonsentrasi, semangat menurun dan semakin sensitif. Seperti mudah marah dan muncul perasaan kesepian. Padahal itu terjadi karena kita menolak untuk berbagi cerita,” ungkapnya.  

Membuka Perspektif Baru 

Atika Dian Ariana mengatakan masalah berat yang sedang dipikirkan memang menjadi salah satu momok menakutkan bagi seseorang. Terutama dalam memikirkan jalan keluar dari permasalah tersebut. Dengan curhat, kita akan mendapat berbagai perspektif baru dari berbagai solusi yang mungkin dapat kita coba. Karena walaupun orang lain memberikan sarannya, tetapi diri sendirilah yang akan mengeksekusi hal tersebut. 

“Dengan membagikan cerita, kita akan memiliki perspektif berbeda dari apa yang dialami  

melihat persoalan lebih objektif. Namun bagi orang yang diam saja, pintu solusi  mungkin akan tertutup karena terpaku pada perspektif yang kita gunakan,” katanya. 

Perasaan Lega 

Selain membuka perspektif baru bagi masalah yang dihadapi, seseorang akan merasakan perasaan lega setelah bercerita. Karena masalah yang lama terpendam akhirnya dapat dikeluarkan dari pikirannya. 

“Akan ada efek lega dari apa yang kita pendam selama ini,” tuturnya. 

Hilangkan Trust Issue 

Beberapa individu mungkin tidak ingin bercerita pada orang lain karena rasa percaya terhadap orang lain. Trust Issue dapat terjadi pada orang dengan pengalaman kurang menyenangkan dalam berelasi. Pada umumnya seseorang yang mengalami trust issue akan menganggap dirinya sendiri kurang berharga. Sehingga mendapatkan respon yang menyakitkan dari orang lain menjadi wajar. Maka individu tersebut perlu membangun kepercayaan dirinya terlebih dahulu. 

“Yang perlu dibangun adalah untuk percaya diri bahwa dirinya cukup layak dan berharga. Sehingga ia akan memiliki daya untuk membangun rasa percaya pada orang lain secara perlahan,” kata Atika Dian Ariana. 

“Caranya melalui afirmasi, evaluasi yang berimbang dan memberikan kalimat positif bagi diri sendiri,” tambahnya. 

Dosen Psikologi Atika Dian Ariana M Sc M Psi
Temukan Orang yang Tepat 

Pengalaman komunikasi yang buruk di masa lalu dengan orang lain dapat menjadi media dalam mengevaluasi diri sendiri. tidak melulu pernah disakiti dan menganggap layak untuk disakiti. Salah satu caranya komunikasikan kekhawatiran bagi pasangan 

“Sebagai dukungan awal, pasangan perlu tau sehingga bersama bisa berprogress untuk relasi yang sehat. Sebelum suatu krisis terjadi kita punya pilihan yang nyaman untuk bercerita termasuk keluarga, sahabat, pacar, teman sebaya, maupun teman dekatmu,” tuturnya. 

Apabila memang kita tidak memiliki seseorang yang dirasa tepat. Dengan kemudahan teknologi informasi, kita dapat memanfaatkan berbagai layanan kesehatan mental digital yang dapat diakses melalui perangkat komunikasi. 

“Pun jika tidak ada kita bisa buat simple, banyak sekali yang bisa dipakai  seperti layanan konseling online yang dapat dipakai kapanpun dan dimanapun. Tak perlu memaksakan pada yang kita kenal,” jelasnya 

Atika Dian Ariana berharap masyarakat dapat memanfaatkan layanan kesehatan mental yang ada. Karena kesehatan mental tanggung jawab diri kita sendiri. 

Penulis: Monika Astria Br Gultom 

Editor: Feri Fenoria 

Mahasiswa FH UNAIR Bagikan Pengalaman IISMA di Negeri Jiran

UNAIR NEWS – Fakultas Hukum Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil mengirimkan sembilan mahasiswanya menjadi penerima beasiswa Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA). IISMA merupakan program beasiswa yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa Indonesia untuk mengenyam pendidikan singkat di perguruan tinggi di luar negeri. Salah satu mahasiswa penerima IISMA dari FH UNAIR adalah Raymond Jonathan. Ia menerima IISMA di Universiti Malaya, tepatnya di Faculty of Arts and Social Studies.

Dalam kesempatan wawancara dengan UNAIR NEWS pada  Kamis (29/12/2022), Raymond menyampaikan rasa senangnya sebagai penerima IISMA. IISMA, tambahnya, merupakan suatu privilese yang tidak dapat dimiliki oleh semua mahasiswa Indonesia.

“Rasanya menyenangkan dan luar biasa. Saya merasa bersyukur karena bisa mendapat privilese untuk berkuliah di luar negeri, yaitu di Universiti Malaya, salah satu dari tiga universitas terbaik di Asia Tenggara dan merupakan universitas terbaik yang ada di Malaysia. Selain itu, Universiti Malaya masuk dalam tujuh puluh besar universitas terbaik dunia,” jelas Raymond.

Raymond juga menjelaskan bagaimana pengalamannya berkuliah di luar negeri. Ia merasa bahwa tidak ada kendala yang dialami selama berada di Malaysia ketika ia bersosialisasi. Hal itu karena Malaysia dan Indonesia merupakan negara serumpun.

“Tidak begitu banyak culture shock karena Malaysia serumpun dengan Indonesia, tetapi memang ada sedikit perbedaan dalam hal budaya dan bahasa yang tidak seluruhnya sama antara Indonesia dan Malaysia. Karena itu, saya lebih banyak menggunakan bahasa Inggris untuk menghindari miskomunikasi. Orang-orang di sini juga bersahabat. Apalagi, Universiti Malaya memiliki fasilitas yang menunjang mahasiswa internasional untuk dapat beradaptasi terhadap kondisi lokal,” jelas Raymond.

Selanjutnya, Raymond menjelaskan bagaimana perbedaan yang ia rasakan dari segi akademik di Universiti Malaya dibandingkan dengan Indonesia. Dalam penjelasannya, ia merasakan perbedaan yang lumayan dari segi kualitas dan juga beban belajar.

“Di sini, akademiknya sangat bagus karena terdapat sumber daya yang mumpuni sehingga tujuan saya untuk belajar di sini tercapai. Apalagi fasilitas dan akses di sini lebih mudah dibanding di Indonesia, seperti halnya akses terhadap referensi bacaan berkualitas yang mudah. Namun, berbanding lurus dengan kualitas, beban belajar di sini lumayan dibandingkan dengan Indonesia. Hal itu karena ada jam mata kuliah dan jam untuk tutorial yang dibedakan dan itu dilakukan di tiap minggunya,” terang Raymond.

Terakhir, Raymond menyampaikan kesannya terhadap IISMA secara keseluruhan. Ia memahami bahwa IISMA merupakan program yang sangat kompleks dan lebih dari sekadar memberikan kesempatan mahasiswa Indonesia berkuliah di luar negeri. Namun, IISMA merupakan bagian dari misi kebudayaan.

“Melalui IISMA, saya mendapat banyak wawasan. IISMA bukan cuma soal transfer of academic knowledge, tapi juga culture knowledge, yaitu mahasiswa Indonesia menjadi agen dari kebudayaan Indonesia, contohnya ketika saya melakukan penampilan kebudayaan di Universiti Malaya untuk memperkenalkan budaya Indonesia,” tutup Raymond.

Penulis: Fredrick Binsar Gamaliel M

Editor: Nuri Hermawan

Evaluasi Kegunaan Exergame Sistem Medical Interactive Rehabilitation Assistance untuk Tele-Rehabilitasi

Rehabilitasi atau rehabilitasi adalah proses untuk membantu pasien yang telah mengalami cacat fisik dan/atau kognitif karena cedera atau penyakit untuk mendapatkan kembali kemampuan fungsional sebanyak mungkin. Rehabilitasi dapat dibedakan menjadi: (a) Rehabilitasi medis berkonsentrasi pada perawatan medis secara intensif oleh fisioterapis, dokter dan klinisi; sedangkan (b) Rehabilitasi sosial berkonsentrasi pada kebutuhan sosial pasien seperti layanan dari terapi wicara (untuk melatih pasien untuk berbicara atau meningkatkan komunikasi verbal), terapi psikologi (untuk membantu pasien menstabilkan emosi), terapi okupasi (untuk melatih pasien untuk mandiri dalam rutinitas sehari-hari seperti mandi, berganti pakaian, dan lain lain), terapi dietetik (memantau pola makan dan konsumsi nutrisi pasien) dan lain-lain.

Terapi rehabilitasi merupakan kebutuhan mendasar bagi pasien yang menderita penyakit, efek setelah kecelakaan atau operasi. Pasien perlu melakukan rehabilitasi tradisional untuk menjalani sesi terapi klinis yang ditangani oleh terapis dalam memantau perkembangan pasien. Setelah pasien keluar, pasien perlu melakukan latihan jarak jauh secara konsisten di rumah atau di luar dari pusat rehabilitasi,

Tele-rehabilitasi atau dikenal dengan TeleRehab adalah program rehabilitasi interaktif modern yang disampaikan dalam jarak jauh melalui fasilitas teknologi baru (seperti Internet, video conferencing) yang membantu pasien dalam pemulihan. TeleRehab menyediakan dua fitur utama: (a) penilaian klinis yaitu dokter dan pasien dapat mengakses catatan kinerja; dan (b) terapi klinis yaitu dokter dan pasien dapat menjalani terapi melalui video, audio, game. Baru-baru ini, TeleRehab telah menarik minat penelitian yang signifikan dan perhatian masyarakat umum, termasuk dokter, pasien, dan anggota keluarga.

Exergame adalah sebuah video permainan yang  dapat dikatakan sebagai bentuk lain olahraga. Exergame menggunakan teknologi untuk mendeteksi gerakan dan reaksi tubuh. Platform Medical Interactive Recovery Assistant (MIRA) adalah jenis aplikasi exergame yang dikembangkan untuk membuat fisioterapi menghibur dan menyenangkan pasien. Platform ini mengubahlatihan terapi fisik menjadi video game yang dirancang secara klinis. MIRA terdiri lebih dari 450 exergames yang dapat disesuaikan dan dipersonalisasi sesuai dengan kondisi pasien. MIRA adalah sistem efektif yang memungkinkan pasien memainkan jalannya menuju pemulihan.

Penelitian ini bertujuan untuk menilai kegunaan exergame MIRA. Pengumpulan data dengan memberikan kuesioner pada empat puluh lima pasien dan sudah melakukan uji etis dari Pusat Rehabilitasi Sosco di Malaka, Malaysia. Kuesioner terdiri dari dua bagian:

  1. Bagian A tentang penggunaan MIRA berfokus pada keefektifan, efisiensi, kepuasan pengguna, desain sistem dan peningkatan psiko social.
  2. Bagian B tentang pendapat peserta tentang desain umum, saran untuk perbaikan, dampak sistem MIRA terhadap proses rehabilitasi mereka, perasaan psikologis mereka setelah keterlibatan mereka dengan sistem MIRA dan kebutuhan sistem MIRA dalam proses rehabilitasi mereka.

Peralatan yang digunakan antara lain TV flat 42″ yang terhubung dengan kamera Microsoft Kinect (untuk XBox 360) dan kursi plastik. Kursi tersebut terletak sekitar 2 meter dari TV dan kamera Microsoft Kinect terletak 1 meter di atas tanah.  Sistem MIRA menyediakan daftar latihan yang berkonsentrasi pada beberapa gerakan tubuh. Namun, hanya latihan terpilih yang dipilih berdasarkan kemampuan dan kesesuaian pasien.

Pasien diminta mengikuti gerakan yang ditampilkan di layar untuk mengkalibrasi gerakan tubuh pasien dengan Microsoft Kinect. Beberapa pasien membutuhkan dukungan untuk menggerakkan tubuhnya untuk bermain game (misalnya pasien yang mengalami stroke sisi kiri memerlukan tangan kanannya untuk mendukung gerakan tangan kirinya). Setelah selesai, data akan disimpan di MIRA. Di akhir sesi, pasien diminta untuk menjawab serangkaian pertanyaan terkait pengalaman pasien dengan permainan tersebut. Untuk beberapa pasien yang tidak dapat menandai jawaban di kertas kuesioner, dibantu membaca pertanyaan dan mencatat jawaban yang diberikan oleh pasien.

Setelah dilakukan percobaan dan pengisian kuisoner, hasil kegunaan exergame dengan MIRA menunjukkan secara keseluruhan, umpan balik positif dari pasien terhadap penggunaan sistem exergame sebagai bagian dari latihan rehabilitasi. Sistem MIRA mencerminkan faktor efektivitas, efisiensi, kepuasan pengguna, desain dan psiko-sosial. Saran dari pasien difokuskan pada fitur tambahan untuk sistem. Pekerjaan masa depan dari penelitian ini akan fokus pada pengujian jumlah pasien yang lebih beanyak dengan waktu yang lebih lama. Selain itu, akan ada jumlah pasien yang sama berdasarkan kondisi fisik untuk memperkuat reliabilitas penelitian.

Penulis: Rimuljo Hendradi

Link Jurnal:

https://aip.scitation.org/doi/abs/10.1063/5.0104337?journalCode=apc

Tatalaksana Pseudomeningocele Setelah Operasi Tumor Fossa Posterior Tanpa Disertai Hidrosefalus

Pseudomeningocele adalah cairan otak yang terkumpul di lokasi operasi setelah operasi tulang kepala atau tulang belakang. Kondisi ini biasanya terjadi karena penutupan lapisan otak (duramater) yang btidak baik atau ketika cairan otak mengisi  ruang yang dibuat selama operasi. Hidrosefalus dan scar subarachnoid terlibat sebagai faktor yang berkontribusi terbentunya komplikasi ini.

Kasus pseudomeningocele setelah operasi terjadi sekitar 4 sampai 23%. Kondisi ini mungkin menyebabkan komplikasi, seperti nyeri, kelainan bentuk kosmetik, nyeri kepala, meningitis kronis, dan gangguan pada struktur vital yang mengakibatkan kelainan neurologis. Sebagian kecil dari pseudomeningocele menjadi persisten atau berulang dan menimbulkan risiko penutupan luka yang tidak baik, pembentukan lubang atau fistula pada saluran cairan otak, rendahnya tekanan darah didalam kepala, meningitis, dan terkadang kematian.

Pasien anak laki-laki berusia 5 tahun dengan gejala sakit kepala dan muntah di tiga hari terakhir. Terdapat riwayat penyakit sering terjatuh saat berjalan dan mengeluarkan air liur sejak usia 2,5 tahun. Tidak ada riwayat benjolan ataupun riwayat keluarga dengan keluhan serupa. Pemeriksaan fisik menunjukkan juling (strabismus konvergen), kelumpuhan wajah sisi kiri, kesulitan menelan, gangguan gerak tubuh, pergerakan mata yang cepat dan tanpa disadari, dan pemeriksaan jari ke hidung (finger to nose) didapatkan nilai positif. Hasil pemeriksaan MRI didapatkan adanya tumor pada batang otak curiga suatu pontin glioma.

Selanjutnya dilakukan tindakan operasi pengangkatan tumor. Hasil pemeriksaan patologi anatomi adalah ganglioglioma WHO grade 1. Satu minggu pasca operasi, didapatkan adanya  benjolan di daerah operasi. Tidak ada mual, muntah, sakit kepala, atau kelainan neurologis yang berhubungan dengan keluhan baru tersebut. CT scan evaluasi menunjukkan adanya pseudomeningocele di daerah belakang kepala dan tidak didaptkan adanya hidrosefalus. Selanjutnya dilakukan tindakan punksi pada benjolan dan dilakukan bebat tekan dengan menggunakan elastic bandage. Dalam waktu 14 hari setelah operasi, pembengkakan berkurang secara signifikan tanpa ada keluhan tambahan.

Pseudomeningocele merupakan komplikasi yang umum terjadi pasca operasi kranial atau spinal namun hingga saat ini belum ada algoritma atau konsensus yang menjelaskan tatalaksana komplikasi ini. Pengobatan biasanya terdiri dari tindakan non-operatif termasuk punksi cairan, bebat tekan, tirah baring, dan drainase lumbal. Jika tindakan konservatif ini gagal, intervensi bedah dapat dilakukan untuk kondisi tertentu. Pseudomeningocele pasca operasi dapat terjadi akibat kebocoran cairan akibat luka bedah atau dari perubahan pergerakan aliran cairan otak yang beredar di bawah kapisan otak, tengkorak, dan jaringan kulit. Jika dibiarkan, maka dapat terjadi pseudomeningocele berlapis.

Pada kasus pseudomeningocele tanpa adanya hidrosefalus, observasi atau intervensi nonoperatif lebih diutamakan dan ahli bedah cenderung mengamati jangka panjang dengan manajemen konservatif selama 7-14 hari. Pada kasus pseudomeningocele dengan hidrosefalus, ahli bedah biasanya akan langsung melakukan intervensi bedah. Kasus seperti ini menunjukkan bahwa pseudomeningocele terjadi sebagai akibat dari hidrosefalus dan tidak akan membaik kecuali hidrosefalus segera diobati. Faktor lain yang harus diperhatikan yaitu beban pada pasien saat pseudomeningocele serta evolusinya. Jika pasien mulai mengalami keluhan seperti merasa yeri berat pada area benjolan, tidak bisa berbaring dengan nyaman, atau sangat tertekan oleh kelainan tersebut maka dapat dipertimbangkan untuk segera dilakukan tindakan operasi.

Penulis: Dr. Muhammad Arifin, dr.Sp.BS

Link Jurnal:Dustur, S., Parenrengi, M. A., & Suryaningtyas, W. (2022). Management of pseudomeningocele following posterior fossa tumor surgery with absence of hydrocephalus: A case report. International journal of surgery case reports, 98, 107552. https://doi.org/10.1016/j.ijscr.2022.107552

Guru Besar FKH Ungkap Manfaat Bahan Herbal sebagai Obat Kanker pada Hewan

UNAIR NEWS – Bahan herbal menjadi salah satu bahan yang dapat ditemukan di sekitar kita. Harga yang murah atau bahkan tersedia bebas di alam menjadikan herbal sebagai salah satu pilihan dalam penyembuhan penyakit. Tidak hanya penyakit pada manusia, bahan herbal ternyata dapat digunakan dalam penyembuhan penyakit pada hewan.

Prof Dr Iwan Sahrial Hamid drh MSi mengungkapkan potensi bahan herbal pada hewan tersebut saat orasi ilmiah guru besar dengan judul makalah Kajian Etnofarmakologi Veteriner sebagai Kemopreventif Karsinogenesis. Ia dukukuhkan sebagai guru besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (UNAIR) pada Rabu (28/12/2022) di Aula Garuda Mukti Kantor Manajemen Kampus MERR C.

Kanker pada Hewan

Semua hewan memiliki potensi untuk mengidap kanker. Kanker terjadi akibat pertumbuhan sel yang tidak normal serta tidak terkendali. Penyakit ini dapat terjadi kepada hewan akibat terinfeksi virus atau mikroorganisme yang beberapa diantaranya bisa menyebabkan kanker. Infeksi tersebut dapat terjadi akibat interaksi dengan induk hewan sebelum atau saat lahir, namun dapat pula diperoleh melalui kontak antar hewan lain.

Ketika hewan sakit maka akan memberikan kerugian ekonomi yang begitu besar bagi pemiliknya. “Ada beberapa jenis hewan tertentu yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi jadi kalau terkena penyakit akan sangat merugikan pemiliknya,” ungkap guru besar pada bidang Ilmu Farmakologi Veteriner tersebut.

Manfaat Bahan Herbal

Kasus penyakit keganasan seperti tumor ganas atau kanker yang terjadi pada hewan membutuhkan perawatan kemopreventif. Perawatan ini merupakan upaya untuk mencegah, menunda, atau menghentikan perkembangan sel kanker. Seperti yang diketahui bahwa saat ini sedang marak di masyarakat penggunaan bahan-bahan herbal sebagai obat.

Salah satu contohnya adalah penggunaan bahan herbal seperti kunyit dalam penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang sempat merebak beberapa waktu lalu. Hal ini yang membuat Prof Iwan tertarik untuk meneliti bahan herbal sebagai obat kanker pada hewan. Pada penelitian yang dilakukan ditemukan 3 bahan herbal yang dapat digunakan sebagai obat kanker pada hewan yaitu daun sambung nyawa, kunyit putih, dan daun tin.

Manfaat Daun Sambung Nyawa

Daun sambung nyawa ternyata bermanfaat sebagai obat kanker payudara pada hewan. Proses penelitian menggunakan bantuan tikus putih. “Setelah diteliti ekstrak daun sambung nyawa ternyata bermanfaat untuk penurunan insidensi tumor serta multiplikasi tumor,” jelasnya. Sementara itu kunyit putih dapat menghambat peningkatan jumlah sel dan pembentukan sel pada tumor paru.

Sedangkan penggunaan telur ayam berembrio usia 8 hingga 9 hari digunakan untuk menguji daun tin sebagai obat anti kanker pada hewan. “Setelah dilakukan penelitian ditemukan bahwa daun tin dapat menghambat pertumbuhan pembuluh darah baru atau yang disebut anti angiogenesis,” ucapnya. Ketika pertumbuhan pembuluh darah baru dihambat maka akan menyulitkan sel kanker untuk mendapat oksigen serta nutrisi sehingga sel kanker tersebut akan mati. (*)

Penulis: Icha Nur Imami Puspita

Editor: Binti Q. Masruroh

Dikukuhkan Gubes, Prof Ferdiansyah Paparkan Terobosan di Bidang Rekayasa Jaringan

UNAIR NEWS – Prof Dr Ferdiansyah dr Sp OT(K) resmi dikukuhkan sebagai guru besar UNAIR pada Rabu (28/12/2022). Pengukuhan itu menjadikannya Guru Besar ke-123 yang dimiliki Fakultas Kedokteran (FK) UNAIR.

Dalam paparan penelitiannya, ia menyebutkan bahwa dewasa ini ilmu kedokteran regeneratif sedang berkembang dengan sangat pesat. Ilmu ini bertujuan untuk melakukan regenerasi pada jaringan atau organ yang rusak. Salah satu bagian dari ilmu kedokteran regeneratif, tutur Prof Ferdiansyah, adalah rekayasa jaringan.

“Rekayasa jaringan adalah metode terapi yang menggunakan kombinasi sel-sel hidup dan protein,” tutur alumnus program doktor Sekolah Pascasarjana UNAIR tersebut.

Pengobatan melalui rekayasa jaringan sangat bergantung pada organ apa yang rusak dan seberapa parah kerusakannya. Biomaterial dan protein yang digunakan juga akan berbeda. Penelitian Prof Ferdiansyah menunjukkan bahwa rekayasa jaringan berpotensi digunakan dalam bidang ortopedi.

“Ortopedi adalah cabang ilmu kedokteran yang fokus pada promosi, pencegahan, terapi penyakit, dan trauma sistem muskuloskeletal (otot dan tulang),” ujarnya. Rekayasa jaringan, lanjut Prof Ferdiansyah, menjadi harapan baru dari ilmu pengobatan regeneratif.

“(Rekayasa jaringan, red) telah menjadi harapan baru dalam mengatasi kerusakanyang terjadi akibat penyakit pada sistem muskuloskeletal. Komposit ini akan memperbaiki kerusakan yang terjadi melalui proses regenerasi dan menghindari terjadinya sikatrik sehingga diharapkan dapat mengembalikan fungsi jaringan yang rusak,” jelas peraih AOS Award 2018 tersebut.

Penelitian Lanjutan

Penelitian Prof Ferdiansyah tidak berhenti di sana. Sebagai penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi, ia terus meneliti dan berkolaborasi. Salah satunya ditunjukkan dari Instalasi Bank Jaringan dan Sel di RSUD Dr Soetomo Surabaya.

“Instalasi Bank Jaringan dan Sel RSUD Dr Soetomo telah melayani dan mendistribusikan berbagai jaringan dari donor secara terbatas ke seluruh Indonesia,” terang ketua prodi Orthopaedi dan Traumatologi FK UNAIR tersebut.

Menurutnya, kolaborasi antara UNAIR dan RSUD Dr Soetomo perlu terus ditingkatkan untuk menghasilkan karya anak bangsa dalam rangka memenuhi kebutuhan pasien di Indonesia.

“Rekayasa jaringan merupakan metode baru yang akan menjadi harapan pasien dalam pengobatan gangguan ortopedi, meliputi kerusakan jaringan bahkan organ yang belum bisa disembuhkan dengan metode yang tersedia,” ucapnya. (*)

Penulis: Ghulam Phasa Pambayung

Editor: Binti Q. Masruroh

Guru Besar FEB UNAIR Dorong UMKM Lakukan Omnichannel

UNAIR NEWS – Di pengujung tahun 2022,Prof Dr Sri SE Msi Hartini resmi dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang Ilmu Strategi Pemasaran Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (UNAIR) pada Rabu (28/12). Dalam orasi ilmiahnya, Prof Sri Hartini menyampaikan penelitian yang berjudul Digitalisasi dalam Pengembangan Bisnis pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Mengawali orasi ilmiah, Sri Hartini menyebut data dari Kemenkeu bahwa UMKM menyumbang 90 persen dari kegiatan bisnis dan membuka lebih dari 50 persen lapangan pekerjaan di seluruh dunia. Namun sayangnya, hanya 20 persen UMKM yang paham digital. Senada dengan hal tersebut Prof Sri menegaskan bahwa UMKM harus mendapat dukungan penuh untuk meningkatkan daya saing. Salah satu caranya yakni melakukan digitalisasi.

“Cara sederhana digitalisasi UMKM misalnya menggunakan aplikasi Point of Sales (PoS). Aplikasi ini bisa memudahkan pencatatan pendapatan, pengeluaran dan laba otomatis, termasuk pencatatan barang masuk dan keluar yang ada di gudang,” papar Guru Besar FEB aktif ke-31 itu.

Digitalisasi UMKM

Selanjutnya, ia menyebut AR dan VR menciptakan pengalaman pelanggan sehingga meminimalisir risiko pembatalan. Sebab, VR bisa membuat interaksi lingkungan 3D. Sementara AR bisa menggabungkan unsur-unsur dunia virtual ke dalam dunia nyata melalui objek yang dihasilkan komputer.

“Misal saja mau beli mobil, bisa trial di ruang virtual dan bisa menyesuaikan ruang di dunia nyata. Artinya bisa memperkirakan ukuran mobil untuk akses masuk rumah,” ucap profesor kelahiran Cepu, Kabupaten Blora, itu.

Dirinya meyakini AR dan VR dapat memperkuat kemampuan digital marketing dalam mempersuasi konsumen.

Online review

Prof Sri menyarankan, UMKM sebaiknya menggunakan online review pada semua aspek yang berhubungan dengan pelanggan. Dalam penelitiannya, Prof Sri menunjukkan bahwa online review menentukan keputusan pembelian konsumen baik produk maupun jasa. Namun, menurutnya review jasa lebih tinggi dibanding review produk.

“Karena ternyata calon konsumen jauh lebih membutuhkan review jasa yang bersifat experience. Sebab jika review produk, calon konsumen bisa mengevaluasinya sendiri melalui spesifikasi produk sehingga mengabaikan online review,” paparnya.

Menyesuaikan Strategi Bisnis

Sri juga menyebut ketika masa pandemi telah selesai, tidak semua orang menerapkan kebiasaan lama seperti belanja offline. Pasalnya, konsumen cenderung tetap mencintai belanja online sebagai kebiasaan baru saat pandemi. Di lain sisi, beberapa start-up mulai berjatuhan, seperti halnya PHK massal pada GoTo, Ruangguru, dan Shopee. Selain itu, Sayurbox juga menutup layanan.

Dengan demikian, UMKM harus menyesuaikan strategi bisnisnya dengan perubahan lingkungan di era society 5,0 dengan cara paham digital marketing. “Harus ada keseimbangan baru antara pembelian online dan ofline, sehingga UMKM perlu menyiapkan omnichannel,” tuturProf Sri.

Sebagai informasi omnichannel ialahmemuaskan pelanggan tanpa batas saat berbelanja online maupun offline melalui saluran komunikasi ke dalam satu bentuk antarmuka secara universal. Dalam hal ini, misalnya pembelian produk dari instagram bisa saling terhubung dengan berbagai platform di toko tersebut.

Diiringi rasa haru, Prof Sri pun mengucapkan terima kasih kepada orang tua, keluarga, civitas akademika UNAIR, dan setiap pihak yang memberikan dukungan. Ia pun berkomitmen menjadikan FEB sebagai garda terdepan dalam menyiapkan digitalisasi UMKM agar bisa bersaing di pasar global. (*)

Penulis : Viradyah Lulut Santosa

Editor : Binti Q. Masruroh

Guru Besar UNAIR : Efisiensi Produksi Minyak Kelapa Sawit Jadi Solusi Ancaman Resesi

UNAIR NEWS – Tingginya harga minyak mentah dan gas di pasar internasional menghambat laju pemulihan ekonomi secara global. Hal itu disampaikan oleh Prof Dra Ec Dyah Wulansari MEc Dev Ph.D saat pengukuhan Guru Besar oleh Rektor UNAIR di Aula Garuda Mukti, Kampus MERR C, Rabu (28/12/2022). Prof Dyah menuturkan, menurunnya perekonomian itu disebabkan krisis energi. Salah satunya ditandai dengan kenaikan harga minyak mentah dunia dan minimalnya jumlah ekspor Indonesia.

“Krisis energi membuka peluang industri minyak kelapa sawit untuk menembus pasar minyak dunia. Minyak kelapa sawit merupakan bahan dasar pembuatan biodiesel dan merupakan energi yang ramah lingkungan,” tuturnya.

Membaca kebutuhan pasar yang besar terhadap minyak kelapa sawit, memberikan peluang dan tantangan kepada Indonesia untuk terus meningkatkan produksi dan memenuhi kebutuhan pasar internasional. Meski  menduduki jumlah ekspor tertinggi sebesar 60,85 persen, tren harga minyak kelapa sawit Indonesia masih rendah dibandingkan dengan Malaysia. Sehingga diperkirakan permintaan minyak kelapa sawit di Indonesia akan meningkat dengan tantangan pembukaan areal hutan.

“Jutaan hektar areal hutan konversi berubah menjadi lahan terlantar berupa semak belukar dan lahan kritis baru. Akibat perluasan lahan perkebunan sawit ini, bisa dipastikan Indonesia mendapat ancaman hilangnya keanekaragaman hayati dari ekosistem hutan hujan tropis,” tegasnya

Efisiensi Peningkatan Produksi Minyak Kelapa Sawit

Prof Dyah menjelaskan, untuk meningkatkan produksi minyak tanpa mengancam kekayaan alam Indonesia, upaya efisiensi dapat dimulai dengan perhitungan penggunaan lahan menggunakan metode Stochastic Frontier Analysis (SFA). Selain itu, efisiensi produksi dan efisiensi skala juga dapat diukur menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA).

“Rata-rata skor efisiensi penggunaan lahan di setiap provinsi di Indonesia relatif sama. Jumlah usaha yang dapat perkebunan yang dapat memanfaatkan lahannya secara optimal baru 0,31 persen dan sisanya 99,69 persen belum dikelola,” ujarnya.

Hasil perhitungan metode DEA, kata Prof Dyah, menunjukkan perusahan minyak kelapa sawit dari hasil tandan buah segar, CPO (Minyak Sawit Mentah) senilai 4,8 persen, dan PKO (Minyak Inti Sawit, red.) 26,83 persen dinilai belum optimal. Produksi Indonesia sendiri dalam kurun waktu produktif hanya mampu memproduksi 9-15 ton TBS/hektar.

“Upaya yang bisa kita lakukan untuk meningkatan produksi minyak kelapa sawit dapat dilakukan dengan mengunakan faktor input yang lebih efisien, mengoptimalisasikan skala produksi melalui peningkatan keterampilan dan kualitas pekerja serta dukungan kemajuan teknologi melalui pengembangan R&D,” tutupnya saat menyampaikan orasi pengukuhan Guru Besar UNAIR 2022. (*)

Penulis: Rosita

Editor: Binti Q. Masruroh

Mengenal Dolikoektasia Vertebrobasilar, Salah Satu Faktor Risiko Terjadinya Stroke Iskemik

Stroke merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas tertinggi di Indonesia. Berdasarkan jenisnya, stroke dapat dibagi menjadi 2, yakni stroke iskemik dan stroke perdarahan. Stroke iskemik secara epidemiologi lebih sering dijumpai, namun memiliki angka mortalitas yang lebih rendah bila dibandingkan dengan stroke perdarahan. Terjadinya stroke tak luput dari peran berbagai faktor risiko yang meningkatkan peluang seseorang untuk terkena serangan stroke.

Dolikoektasia vertebrobasilar merupakan salah satu faktor risiko yang jarang dijumpai namun berpotensi menyebabkan serangan stroke berulang. Kondisi ini ditandai dengan arteri vertebrobasiler yang mengalami elongasi, berkelok-kelok (tortuosity), pembesaran, dilatasi, yang mengakibatkan perubahan hemodinamik. Ibarat pipa saluran air yang seharusnya lurus dan tipis menjadi berkelok-kelok dan melebar tentu saja akan membuat darah menjadi lebih lambat untuk mencapai otak. Hal ini yang berpotensi menyebabkan berbagai komplikasi seperti serangan stroke sesaat (transient ischemic attack), stroke iskemik, penekanan batang otak, penekanan saraf kranial otak, dan hidrosefalus obstruktif.

Penyebab pasti dari kondisi ini masih belum diketahui, namun terdapat dua hipotesa yang mencoba menjelaskan terjadinya dolikoektasia, yakni dolikoektasia senilis dan juvenilis. Pada dolikoektasia senilis, terjadi perubahan morfologi pembuluh darah akibat proses hipertensi dan aterosklerosis yang berkepanjangan. Sedangkan pada dolikoektasia juvenilis, beberapa penyakit genetik seperti Ehlers-Danlos atau sindrom Marfan diduga berperan dalam hilangnya lapisan membrana elastika interna dan tunika media pada pembuluh darah.  

Sebuah laporan kasus yang ditulis oleh Sari et al (2022) menceritakan suatu kasus stroke dengan onset kurang dari satu jam yang disebabkan oleh dolikoekasia vertebrobasilar. Adapun defisit yang dimiliki oleh pasien meliputi kelemahan separuh badan sisi kiri, penurunan kesadaran, disatria berat, dan adanya wajah perot sisi kiri. Riwayat penyakit pasien sebelumnya signifikan untuk penyakit jantung koroner dan rutin mengonsumsi obat antiplatelet. Pasien mendapat skor awal National Institute of Health Stroke Scale (NIHSS) sebesar 17, yang artinya pasien mengalami stroke derajat sedang-berat. Pada gambaran CT Scan kepala, tidak didapatkan adanya tanda-tanda infark ataupun perdarahan intrakranial, sehingga pasien merupakan kandidat untuk terapi trombolisis intravena.

Pemberian trombolisis intravena dikerjakan pada onset 2 jam 45 menit dari serangan dengan dosis 0.9 mg/kgBB/jam (10% bolus dalam 1 menit diikuti 90% secara drip dalam 1 jam). Pasien berangsur mengalami perbaikan klinis dimana 24 jam paska serangan, skor NIHSS pasien turun dari 17 menjadi 12. Pemeriksaan imaging evaluasi dilakukan pada onset hari ke-6 dengan modalitas Magnetic Resonance Imaging dan Magnetic Resonance Angiography menunjukkan adanya area iskemi pada lobus frontal kanan serta adanya penekanan oleh arteri pada daerah pons. Didapatkan adanya dilatasi dan tortuous pada arteri vertebrobasilar dengan lebar diameter sama seperti arteri karotis interna, sehingga disimpulkan sebagai suatu dolikoektasia vertebrobasilar. Pada hari ke-7, pasien hanya memiliki disatria ringan, wajah perot sisi kiri ringan, dan kelemahan separuh badan sisi kiri yang membaik. Skor NIHSS pasien pada hari ke-7 adalah 7 dan pasien diperbolehkan untuk rawat jalan.

Sebagai penutup, dolikoektasia vertebrobasilar merupakan salah satu kondisi yang langka namun dapat menyebabkan terjadinya serangan stroke berulang. Trombolisis intravena dinilai cukup efektif dan aman untuk diberikan pada pasien-pasien dengan dolikoektasia vertebrobasilar. Walaupun demikian, studi lanjutan dengan sampel yang lebih besar diperlukan untuk menentukan efektivitas dan keamanan pemberian trombolisis intravena pada pasien dengan dolikoektasia vertebrobasilar.

Artikel Jurnal

Sari PM, Sani AF, Kurniawan D. Intravenous thrombolysis in patient with vertebrobasilar dolichoectasia and antiplatelet medication. Radiol Case Rep. 2022;17(9):3355-3359. Published 2022 Jul 18.

Link Artikel Jurnal

doi:10.1016/j.radcr.2022.06.061

Dentition 2022, BEM FKG Tanamkan Budaya Solidaritas dan Kontribusi pada Mahasiswa Baru

UNAIR NEWS –  Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UNAIR gelar kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) pada bulan Agustus hingga Desember 2022. Kegiatan yang bernama Dentition itu diikuti oleh 248 mahasiswa FKG UNAIR angkatan 2022. Bertemakan rise up together, go higher, be the change maker, kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan solidaritas dan kontribusi mahasiswa untuk membawa perubahan bagi FKG UNAIR.

Kepada pihak UNAIR NEWS, Wakil Ketua BEM FKG UNAIR, Wafiq Dwi Permana Hibatullah mengatakan bahwa kegiatan Dentition tersebut dimulai dengan pengenalan departemen BEM dan komunitas FKG, kerohanian, keilmiahan, LKMM pra TD, team building dan ditutup dengan pengumuman kelulusan maba dentition. Menariknya, team building tersebut dikemas dalam bentuk outbond yang penuh dengan filosofi penguatan karakter maba.

“Kegiatan outbond ini ditujukan agar memutus rantai senior dan junior serta menjalin silaturahmi dan relasi yang lebih baik kedepannya,” katanya.

Kegiatan outbond tersebut, sambung Wafiq terbagi menjadi empat pos. Tentunya setiap pos tersebut memiliki esensi yang berbeda-beda. “Pada pos 1 bertujuan untuk melatih kerjasama tim dan kecermatan, pos 2 menumbuhkan sikap solidaritas, pos 3 dan 4 menumbuhkan jiwa kontribusi antar mahasiswa,” sambungnya.

Potret Kegiatan PKKMB FKG UNAIR 2022. (Foto: Istimewa)

Wafiq menambahkan bahwa mahasiswa baru juga diberikan penugasan salah satunya yaitu carving gigi. “Carving gigi ini merupakan proses mengukir atau membentuk pola pada bahan tertentu seperti sabun sehingga berbentuk seperti anatomi gigi asli,” imbuhnya.

Tidak hanya itu, sambung Wafiq, untuk membantu menghafal istilah-istilah dasar di perkuliahan FKG UNAIR mahasiswa baru juga harus menghafalkan lagu Dentistry Repertoire.

Serangkaian kegiatan Dentition tersebut disambut baik oleh mahasiswa baru FKG UNAIR. Hal tersebut terbukti dari antusiasme yang aktif dan mahasiswa baru dapat menerapkan budaya yang ada di FKG UNAIR. Menanggapi kegiatan tersebut, Wafiq berharap mahasiswa yang telah mengikuti ospek dapat mengerti dan menerapkan nilai-nilai yang sudah ditanamkan oleh panitia.

“Kedepannya semoga bisa mencetak generasi yang unggul dalam attitude, solidaritas, kontribusi, serta menjadi generasi yang berprestasi untuk almamater UNAIR,” pungkasnya.

Penulis: Indah Afsari

Editor: Khefti Al Mawalia

Pamerkan Produk Karya Mahasiswa di UAS Prodi Teknik Industri

UNAIR NEWS – Ujian Akhir Semester Gasal 2022/2023 Prodi Teknik Industri FTMM, Jum’at (23/12) lalu sekaligus menjadi momen ajang pameran mahasiswa. Sebanyak 18 kelompok, menyajikan produknya dalam mata kuliah Perancangan dan Pengembangan Produk.

Dimulai presentasi di depan dosen penguji, masing-masing kelompok menunjukkan prototipe produk, presentasi sampai uji coba. Karya mahasiswa di antaranya kotak pengering pakaian, sendok selai, kotak obat untuk tunanetra, box barang kiriman anti maling, gelas minum dengan kompartemen es, kursi kelas disertai meja yang bisa diganti posisi, dan lain-lain.

Obstick, satu diantara produk karya mahasiswa yang mencuri perhatian. Tongkat tunanetra ini punya teknologi sensor benda apapun dengan jarak 1,5 meter. Jadi dinilai memberi rasa aman penggunanya.

“Jadi kalau pemakai tongkat ini mendekati jarak 1,5 meter dengan obyek dari sisi kiri-kanan-depan, sensor akan menghasilkan vibrasi,” ujar Safira, anggota tim Obstick. Produk ini lahir dari latar belakang masalah klasik tunanetra, yang belum bisa menemukan produk tongkat sensor dengan harga terjangkau.

Menurut Gunawan Setia Prihandana, Ph.D Dosen Prodi Teknik Industri, sebelum produk itu lahir, mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk merancang produk lewat proposal. Ide apa yang dibuat mahasiswa yang dikuatkan dari latar belakang di lingkungan masyarakat. Mahasiswa mengajukan proposal di awal semester 5.

“Proposal itu juga harus memuat solusi dari produk yang dihasilkan,” jelas Gunawan. Lanjut Gunawan, tiap hasil produk juga memiliki aspek bisnis model, keuntungan, menarik bagi investor, sampai punya potensi rintisan bisnis.

Sampai akhir masa perhitungan suara penentuan pemenang via barcode, obstick terpilih sebagai produk terbaik, meraih total suara 21,2 persen, disusul smart dying 11,7 persen, dan bathies perlengkapan mandi 10 persen. (*)

Penulis: Andri Hariyanto

Bahas Realisasi APBD, BEM FEB UNAIR Gelar Audiensi dengan Pemkot Surabaya

UNAIR NEWS – Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan guna membentuk sumber daya yang berkualitas dan setiap masyarakat berhak menerimanya. Untuk melaksanakan jalannya pendidikan, pemerintah berkomitmen untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), baik terkait infrastruktur di sekolah maupun bantuan kepada masyarakat yang kurang mampu untuk mendapatkan fasilitas pendidikan.

Untuk membahas terkait persoalan tersebut, Departemen Kajian dan Aksi Strategis (Kastrat) BEM FEB UNAIR melakukan audiensi dengan Pemerintah Kota Surabaya yang merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan ‘Kawal APBD 2022’, pada Senin (26/12/2022), di Gedung Balai Kota Surabaya.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengawal jalannya APBD Kota Surabaya agar berjalan dengan tepat dan menyampaikan beberapa poin rekomendasi kebijakan yang nantinya dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menyusun proses realisasi APBD di Kota Surabaya, khususnya pada sektor pendidikan.

Kedatangan BEM FEB UNAIR disambut baik oleh perwakilan dari Pemkot Surabaya, Praptining Rahayu selaku Kepala Bidang Perencanaan dan Evaluasi. Ia menyampaikan terima kasih kepada mahasiswa karena telah peduli dengan jalannya APBD Surabaya dan berharap kedepannya kegiatan ini terus dilaksanakan.

“Terima kasih kepada rekan mahasiswa yang telah melaksanakan kegiatan Kawal APBD karena telah peduli terhadap jalannya APBD Kota Surabaya, dan saya berharap kegiatan ini dapat terus terlaksana sehingga dapat menjadikan Kota Surabaya menjadi lebih baik lagi,” ucap Prapti.

Selain itu, Ketua Pelaksana Kawal APBD 2022, Afrizal Naufal Ghani berharap melalui kegiatan ini, pendidikan surabaya dapat semakin baik lagi. Dari kegiatan ini, menunjukkan bahwa sebagai mahasiswa, kita harus tetap peduli dengan keadaan sekitar termasuk pendidikan dasar, menengah, dan tinggi.

“Harapan dari kegiatan ini dapat menjadikan pendidikan Kota Surabaya lebih baik lagi, dan hal ini menunjukkan bahwa kita sebagai mahasiswa memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitar kita termasuk pendidikan dasar, menengah, dan tinggi,” ucap Afrizal.

Sampaikan Rekomendasi

Dalam pertemuan tersebut, BEM FEB UNAIR menyampaikan beberapa poin rekomendasi kebijakan terkait dengan realisasi APBD Surabaya sektor pendidikan. Pertama, pemutakhiran data siswa yang perlu dilakukan dalam waktu yang singkat.

Kedua, mempercepat responsivitas terhadap pengajuan renovasi atau pembangunan fasilitas pendidikan. Ketiga, melakukan kerjasama antara pemerintah, lembaga, serta stakeholder dalam meningkatkan kualitas pendidikan kota Surabaya. Menyediakan fasilitas ruang belajar yang lebih banyak seperti coworking space.

Sebagai hasil tindak lanjut dari audiensi kali ini, untuk kedepannya, poin rekomendasi ini akan disampaikan lebih lanjut kepada pimpinan, terkhusus Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menyusun kebijakan selanjutnya. (*)

Penulis : Muhammad Ghufron Ariawan

Editor : Binti Q. Masruroh

Ptolemeus Project FKM UNAIR Gelar Webinar Dukung Hard Skill Mahasiswa

UNAIR NEWS – Ptolemeus Project merupakan wadah supportif bagi mahasiswa FKM UNAIR dalam meningkatkan kemampuan bidang akademik. Ptolemeus Project menyelenggarakan webinar dengan tajuk Normalisasi KTI, Hantarkan Mahasiswa ke Gerbang Prestasi pada Sabtu (24/12/2022) melalui Zoom meeting. Webinar itu mengundang Aisyah Putri Rahvy, SKM selaku Poster Presenter WCPH Roma Italy 2020 dan Sigit Dani Perkasa selaku Research Centre for New and Renewable Energy Engineering.

“Latar belakang kegiatan ini yakni keberagaman program Kemendikbud-Ristek untuk mahasiswa. Keberadaan berbagai program tersebut membuat mahasiswa harus mempersiapkan diri untuk dapat lolos dalam hal tersebut. Ptolemeus Project hadir sebagai wadah pengembangan diri mahasiswa di bidang kepenulisan ilmiah seperti publikasi jurnal, lomba essai atau paper, dan konferensi ilmiah,” ujar Sofia selaku ketua pelaksana kegiatan.

Mahasiswa semester lima tersebut berharap melalui kegiatan ini dapat memperluas cakrawala mahasiswa dalam memahami langkah dalam mempersiapkan konferensi ilmiah dan strategi jitu dalam persiapan publikasi ilmiah terindeks Scopus.

Terdapat beberapa hal yang disampaikan oleh dua narasumber tersebut diantaranya pengantar tentang konferensi ilmiah dan persiapannya serta pengantar jurnal Scopus.

Pengantar Konferensi Ilmiah dan Persiapannya

Narasumber Aisya Putri Rahvy menyampaikan, “Konferensi ilmiah adalah pertemuan ilmiah dengan penyampaian secara langsung melalui media presentasi yang berisikan tulisan dan inovasi ilmiah yang digagas oleh seorang peneliti”.

Terdapat beberapa persiapan yang harus dilakukan sebelum mengikuti konferensi ilmiah di antaranya:

  1. Mengenali ketertarikan secara personal terhadap topik. Sehingga mampu mempersiapkan individu secara matang dalam memahami hal yang akan disampaikan dan dibawakan.
  2. Mengetahui kalender pelaksanaan konferensi ilmiah. Web penyelenggara pada umumnya akan memberikan informasi lengkap tentang batas waktu, batasan tulisan atau pembahasan, dan kerangka abstrak tulisan ilmiah.
  3. Mempersiapkan pendaan dalam mengikuti program konferensi ilmiah. Tindakan menemukan sponsor dalam pemberian dana kegiatan konferensi ilmiah. Temukan perusahaan atau organisasi yang linear dalam penyediaan konferensi ilmiah tersebut.
Pengantar Jurnal Scopus

Narasumber Sigit Dani Perkasa menuturkan bahwa jurnal akademik adalah publikasi periodik yang berkiatan dengan akademik tertentu. Scopus merupakan basis data literatur akademik terbesar yang menampung hasil penelitian terbaik di seluruh dunia.

Scopus memiliki beberapa klasifikasi quartal yang mengkategorikan kredibilitas jurnalnya. Quartal tersebut yaitu Q4 (75-100%), Q3 (50-75%), Q2 (25-50%), dan Q1 (25%). Faktor yang mempengaruhi pembagian quartal tersebut adalah impact factor, citations, and indexing” ujar mahasiswa semester lima teknik elektro tersebut. (*)

Penulis: Afan Alfayad

Editor: Binti Q. Masruroh

Deo dan Monika Terpilih Jadi Nahkoda Baru Garuda Sakti UNAIR 2023

 UNAIR NEWS – Roda organisasi yang terus berputar membutuhkan sosok pemimpin selanjutnya. Dalam menyongsong kepengurusan baru tersebut, Garuda Sakti Universitas Airlangga menyelenggarakan Musyawarah Besar pada Sabtu (10/12/2022) di Gedung Kuliah Bersama (GKB) Universitas Airlangga, Kampus Mulyorejo. Agenda tersebut merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan setiap akhir periode kepengurusan.  

Proses Pemilihan

Musyawarah dilakukan dengan sesi pemaparan visi-misi, program kerja, sesi orasi oleh calon ketua serta wakil ketua. Dilanjutkan tanya jawab dari staf aktif Garuda Sakti dan juga para alumni Garuda Sakti yang hadir. Calon ketua dan wakil ketua tersebut merupakan mahasiswa terpilih dari survei elektabilitas yang dilakukan BPI sebelumnya.  

Pasca-sesi tersebut dilaksanakan musyawarah seluruh angg ota Garuda Sakti. Yang menghasilkan suara bahwa Amadeo Lemuel terpilih sebagai ketua terpilih dan Monika Astria Br Gultom sebagai wakil ketua.

Amadeo Lemuel Terpilih Menjadi Ketua

Ketua Garuda Sakti terpilih, Amadeo Lemuel merasa senang dan bangga. Di sisi lain kepercayaan tersebut merupakan tanggung jawab yang besar bagi dirinya. Karena akan memimpin seluruh anggota Garuda Sakti selama satu periode kepengurusan kedepannya dengan berbagai arus dinamika yang mungkin terjadi. 

“Saya jujur saja tidak pernah menyangka akan diberi kepercayaan untuk menjadi seorang ketua apalagi di Garuda Sakti Universitas Airlangga,” tuturnya. 

Perjalanan panjang Deo dari divisi PSDM hingga mengantarkannya menjadi ketua Garuda Sakti terpilih bukanlah jalan yang mudah. Awalnya Deo merasa kecewa karena tidak mendapatkan posisi yang dia inginkan saat pertama kali mendaftar di Garuda Sakti pada periode 2020/2021. Namun dengan proses dinamika yang terjadi, memberikan dampak dan pengalaman yang menyenangkan bagi dirinya. Salah satunya adalah belajar banyak hal, salah satunya mengenai kepemimpinan. 

“Awalnya saya mendaftar untuk masuk di pilihan pertama saya yaitu PKM. Namun, pada akhirnya saya diterima di divisi PSDM,” ungkapnya. 

Mahasiswa FTMM tersebut mengatakan tantangan memang akan muncul kedepannya yang sepatutnya tidak ditakuti. Dengan memaksimalkan peran SDM Garuda Sakit yang ada melalui bonding, pelatihan, dan juga kolaborasi utamanya dari internal maupun eksternal.  

“Saya yakin bahwa periode 2023 Garuda Sakti akan mengalami perubahan yang baik dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya,” harap Deo. 

Ungkapan Wakil Ketua Terpilih 

Rasa senang dan bangga juga dituturkan oleh Wakil Ketua Garuda Sakti terpilih, Monika Astria Br Gultom. Sempat ragu untuk menjajaki posisi tersebut, karena sudah berada diposisi semester 6 yang ingin fokus di bidang akademik, magang, PKL maupun MBKM. Dengan pengalaman dan rasa percaya diri dalam proses manajemen waktu, Monika memastikan bahwa dirinya dapat menjalankan posisi tersebut dengan baik. 

“Ngerasa ragu gitu akankah saya sanggup menjadi wakil yang dimana posisinya cukup strategis. Namun saya melawan rasa takut dan overthinking saya dan menghadapi setiap rintangan yang ada. Saya percaya bahwa masa muda sangatlah singkat, maka ketika saya masih muda saya ingin membuat cerita indah dan menikmatinya,” ungkapnya. 

Mahasiswa FIB itu telah menyiapkan berbagai langkah yang akan dipersiapkan. Seperti Menentukan tujuan, menentukan skala prioritas, membuat time manajemen seadil mungkin, hingga mengenali situasi dan kondisi yang terjadi untuk membuat keputusan yang tepat. Sehingga akan berdampak bagi orang disekitarnya. 

Penulis: azhar burhanuddin 

Editor: Feri Fenoria 

Sistem Pengukuran Kinerja Petani Garam Menghadapi Covid-19 Pandemi Menggunakan Metode FAHP Interval Tipe-2

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai sekitar 81.000 km dan memiliki berbagai sumber daya hayati dan nonhayati yang sangat besar. Posisi sebagai negara kepulauan dengan laut yang sangat luas menyebabkan setiap daerah berpotensi menghasilkan garam. Pandemi Covid-19 telah menimbulkan berbagai dampak negatif pada beberapa bidang seperti ekonomi, sosial, UKM dan pengabdian masyarakat.

Covid-19 juga mengakibatkan produksi garam menurun dan petani juga kesulitan memasarkannya. Permasalahan penelitian adalah banyaknya jumlah petani garam dan banyaknya indikator dalam memberikan pendampingan sehingga diperlukan suatu model untuk mengukur kinerja petani garam. Model pengukuran kinerja ini berpedoman pada beberapa indikator yaitu luas lahan (K1), hasil produksi (K2), modal usaha (K3), dan sistem pemasaran (K4). Metode yang digunakan adalah Interval tipe-2 Fuzzy Analytic Hierarchy Process (IVFAHP). IVFAHP digunakan untuk menentukan indikator yang paling mempengaruhi pengukuran petani garam. Kajian ini bertujuan membangun model pengukuran kinerja petani garam untuk meningkatkan produktivitas ekonomi dan kemampuan sumber daya manusia dalam menghadapi pandemi COVID-19.

Kontribusinya adalah keputusan berbasis kelompok dengan mengembangkan metode fuzzy interval tipe-2 dengan bilangan fuzzy triangular (TFN) satu titik tengah. Dari hasil penelitian diketahui bahwa indikator yang paling berpengaruh dalam menghadapi pandemi COVID-19 adalah modal usaha dan pemasaran garam. Penelitian ini juga menghasilkan rekomendasi perbaikan petani garam dalam upaya peningkatan produksi garam.

Penulis: Purbandini, S.Si., M.Kom.

Link Jurnal: https://scholar.unair.ac.id/en/publications/salt-farmer-measurement-performance-system-facing-covid-19-pandem

Algoritma Regresi Terpadu dan Pengoptimalan Paus untuk Analisis Pasca Rehabilitasi Stroke

Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan jangka panjang di seluruh dunia. Tujuan utama pasca stroke rehabilitasi adalah untuk memaksimalkan kemandirian yang terkena dampak individu dengan memfasilitasi baik neurologis dan kompensasi pemulihan fungsional dalam kehidupan sehari-hari mereka. Makalah ini menyajikan sebuah studi terpadu, menggunakan regresi linier berganda (MLR) dan algoritma pengoptimalan paus, untuk mengoptimalkan pasca-stroke kinerja rehabilitasi menggunakan Medical Interactive Asisten Rehabilitasi (MIRA). MIRA adalah salah satu yang serius game menggunakan virtual reality.

Tujuan penelitian menemukan pengaturan game terbaik untuk MIRA. Analisis varian dan uji-F dilakukan untuk membenarkan kebaikan fit yang dikembangkan model matematika, serta signifikansi dari pengaturan input MIRA individual dari game. Hasil menunjukkan bahwa model MLR yang dikembangkan rata-rata percepatan dan jarak yang signifikan, dengan P = 0,018 dan P <0,000, masing-masing. Data dari 41 pasien stroke terungkap bahwa kekuatan otot maksimum yang dapat dicapai adalah 2,56 cm/s2 sedangkan jarak maksimum 104,83 cm. Itu hasil menunjukkan bahwa semua pasien mengungguli yang optimal nilai percepatan rata-rata antara 6% dan 29%, sedangkan hanya dua pasien mengungguli nilai jarak optimal. Itu hasil dari penelitian ini dapat diintegrasikan dengan menggunakan MIRA (exergames) untuk memandu terapis dalam menemukan kombinasi terbaik pengaturan input yang dapat memaksimalkan kinerja output pasien pasca stroke.

Penulis: Dr. Rimuljo Hendradi, S.Si, M.Si.

Link Jurnal: https://ieeexplore.ieee.org/stamp/stamp.jsp?arnumber=9633382

Analisis Daya Penerimaan Konsumen terhadap Metode Penjulan dan Pengemasan Produk Olahan Bandeng yang di Produksi oleh UMKM

Ikan bandeng merupakan salah satu jenis ikan konsumsi yang tidak asing bagi masyarakat karena memiliki harga yang relatif murah, memiliki kandungan protein tinggi, berkadar lemak rendah dan memiliki kolesterol rendah. Untuk dapat meningkatkan konsumsi ikan bandeng ini maka perlu adanya pengolahan produk olahan siap saji dengan harga terjangkau diantaranya yaitu dengan mengolah menjadi otak-otak bandeng. Peminat produk olahan bandeng di Surabaya terbilang cukup besar yang didukung oleh banyaknya tambak ikan Bandeng di daerah sekitar Surabaya yang mendukung pasokan bahan baku. Salah satu pengolah olahan bandeng yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). UMKM yang menjadi target dalam riset dan pengabdian masyrakat yaitu UMK Ayah Olala. Saat ini UMKM ayah olala masih menggunakan kemasan yang sederhana untuk memasarkan produk bahkan untuk bandeng presto tidak menggunakan kemasan pada saat dijual di pasar, sedangkan otak otak bandeng dijual dengan kemasan daun. Oleh sebab ini pada kegiatan riset dan pengabdian masyrakat dilakukan analisis nilai gizi pada produk dan analisis penerimaan konsumen dengan kemasan yang didesign oleh tim berupa kemasan primer dan sekunder.

Kemasan primer yang digunakan berupa vakum kemasan. Pengemasan vakum adalah salah satu cara pengemasan yang dapat diterapkan dan efektif pada produk olahan hasil perikanan. Pengemasan vakum merupakan pengemasan yang memberikan kondisi tanpa oksigen dengan cara mengeluarkan udara di dalam kemasan. Keberadaan oksigen di dalam kemasan dapat menurunkan kualitas produk dikarenakan oksigen memicu pertumbuhan mikroorganisme dan reaksi kimia. Penggunaa kemasan vakum pada bandeng presto dan otak-otak bandeng mampu mempertahankan kualitas produk dan dapat memperpanjang umur simpannya. Sehingga proses pemasaran produk dapat dilakukan secara optimal dan tidak terkendala dengan resiko kerusakan produk selama penyimpanan. Pada kegiatan ini, dilakukan survey pada konsumen mengenai daya penerimaan kemasan pada produk bandeng (Gambar 1). Hasil survey menunjukan bahwa konsumen lebih memilih produk dengan kemasan yang bagus meskipun ada kenaikan harga dari produk yang dijual (Gambar 2). Selain itu, pada kegiatan survey juga yang menjadi slah satu konsen yaitu tipe pemasaran produk. Untuk respon metode penjualan, konsumen lebih memilih membeli dengan metode online yang menggunakan platform platform e-commerce.Penggunaanplatform e-commerce memiliki keunggulan yaitu memiliki cakupan pasar yang lebih luas di banding proses penjualan secara langsung tanpa platform digital. Penggunaan e-commerce lebih efisien karena memberikan kemudahan akses dalam bertransaksi, pengurangan biaya, serta mempersingkat waktu transaksi dibandingkan metode konvensional. Oleh sebb itu, penjulan dengan menggunakan platform digital bisa menjadi alternatif metode pemasaran produk UMKM sehingga jangkauan pemasarannya lebih meluas.  

Informasi lain yang bisa didapatkan kegiatan ini yaitu mengenai presepsi konsumen terhadap olahan ikan. Hasil survey menunjukkan bahwa konsumen lebih menyukai olahan ikan (72%) karena alasan praktis, umur simpan produk yang relatif lama (20%), memiliki nutrisi/ nilai gizi yang tinggi yang dibutuhkan oleh tubuh (4%), dan tidak memerlukan pengolahan ulang (2%) (Gambar 3). Bahkan riset juga menunjukan  bahwa hampir 90% konsumen menerima produk olahan ikan. Hal ini menunjukan bahwa pangsa pasar pengolahan ikan sangat tinggi dan ini menjadi peluang untuk pengembangan dan pemasaran produk hasil perikanan sebagai salah satu mata pencaharian masyarakat Indonesia secara umum. Dampak secara spesifik yang dihasilkan menujukan bahwa UMKM pengolahan ikan berpeluang untuk meningkatan kesejahtraan mereka melalui menjual produknya.

Penulis: Penulis: Patmawati

Link Jurnal: https://www.e-journal.unair.ac.id/JAFH/article/view/31382

Perbedaan Efek NSAIDs untuk Atasi Kolik Ringan pada Kuda

Kuda merupakan hewan yang memiliki sistem pencernaan berbeda dengan herbivora lainnya. Kuda memiliki tipe pencernaan hindgut fermenter dengan sekum dan kolon sangat besar yang berfungsi sebagai tempat fermentasi ingesta dan mencerna serat agar dapat diserap tubuh. Kuda bisa menghabiskan waktu selama 10-12 jam dalam periode 24 jam untuk merumput. Kebiasaan kuda memungkinkan lambung tetap terisi dan memberikan nutrisi secara berkelanjutan baik untuk host maupun komponen bakteri non patogen dalam saluran pencernaannya.

Domestikasi kuda dilakukan sejak 6000 tahun yang lalu dan dimanfaatkan sebagai alat transportasi dan diternakkan. Saat ini, kuda populer digunakan untuk olahraga berkuda dan program terapi berkuda. Berbanding lurus dengan manfaat kuda, transformasi manajemen yang modern saat ini membuat kuda lebih banyak menghabiskan waktu di kandang, diberikan pakan tambahan konsentrat beberapa kali dalam satu hari serta melakukan pelatihan secara intensif. Pemberian pakan harus diberikan dalam jumlah dan frekuensi yang tetap. Perubahan aktivitas dan diet baik frekuensi maupun kualitasnya dapat menjadi salah satu penyebab risiko terjadinya peningkatan kejadian kolik pada kuda.

Kematian kuda dewasa sebesar 50% disebabkan oleh penyakit pencernaan, seperti kolik, diare, atau enterotoksemia. Insiden kolik diperkirakan 13,6% per tahun pada kuda berusia 6 bulan atau lebih di 28 negara bagian AS. Meskipun 75% kasus kolik sembuh dalam waktu kurang dari 24 jam, 67% kuda dengan kolik diperiksa oleh dokter hewan, dimana 85% menerima perawatan intensif. Probabilitas tingkat kematian kuda sangat tinggi ketika dirujuk ke klinik hewan. Kolik adalah istilah umum yang digunakan untuk gejala sakit perut yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi yang berbeda. Sakit perut adalah gejala yang harus diantisipasi oleh pemilik kuda karena dapat menyebabkan kematian kuda. Dalam beberapa kasus, kolik bisa menyebabkan kematian dalam beberapa jam.

Tingkat keparahan kolik dapat bervariasi dari ringan hingga parah berdasarkan penyebab utama dan kecepatan penanganannya. Gejala kolik yang paling umum terlihat diantaranya anoreksia, berkeringat, gelisah, sering melihat ke abdomen, menendang atau menggigit abdomen, berputar-putar di dalam kandang, menggaruk-garukan kaki, cenderung ingin tidur, dan berguling. Gejala klinis yang muncul bersifat umum dan biasanya tidak bisa dibedakan antara kolik semu dan kolik sejati. Selain mengidentifikasi sejarah penyakit dan melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan nilai hematologi dan kimia darah dapat dilakukan untuk menunjang diagnosa penyebab penyakit.

Kolik juga terkait dengan bahan makanan, infeksi parasit, penyakit gigi, akses ke air, tetapi penyebab mayoritas kasus kolik tidak diketahui. Flunixin, ketoprofen, dan phenylbutazone termasuk dalam kelompok obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) senyawa. Senyawa lain seperti salisilat (aspirin), asam propionat (ibuprofen, fenoprofen, ketoprofen dan naproxen), pirazolon (fenilbutazon), asam antranilat (Asam meclofenamic), dan asam aminonicotinic (flunixin) adalah juga termasuk sebagai turunan NSAID. Penggunaan NSAID adalah sebagai anti-piretik, anti-inflamasi, dan analgesik compound.

Penelitian terbaru menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara penggunaan ketiga NSAIDs tersebut. Artinya salah satu NSAIDs saja dapat digunakan untuk mengobati kuda dengan gejala kolik. Variabel aspartate aminotransferase (AST), alkaline phosphatase (ALP), gamma-glutamyltransferase (GGT), kreatinin, urea, epinefrin, norepinefrin, dan kadar kortisol membuktikan tidak ada perbedaan signifikan untuk ketiga NSAIDs tersebut.

Obat NSAID penting bagi sebagian besar spesies mamalia. Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan NSAID telah meningkat pesat untuk menangani kasus klinis. 10 NSAID dapat mengurangi rasa sakit dan peradangan tanpa efek samping imunosupresif dan metabolik yang terkait dengan kortikosteroid. Flunixin meglumine digunakan dalam praktik dokter hewan sebagai obat analgesik, antipiretik, dan antiinflamasi. Penggunaan flunixin dalam ruminansia untuk pengobatan berbagai kondisi inflamasi seperti endotoksemia, mastitis, dan gangguan muskuloskeletal. Flunixin menghambat pembentukan prostaglandin dan mediator inflamasi dengan menghambat Cox. Prostaglandin adalah komponen pelindung utama dalam fungsi hemodinamik ginjal. 63% NSAID dimetabolisme melalui glukuronidasi dan 34% melalui sulfasi di hati.

Penulis: Muhammad Thohawi Elziyad Purnama, drh., M.Si.

Sumber: Wicaksono AP, Hendrawan D, Izzudin M, Ismail AA, Purnomo A, Chhetri S, and Purnama MTE. 2022. Evaluation of serum biochemical, plasma catecholamine and serum cortisol in Delman horses with mild colic after various NSAIDs drug administration: A comparative study. Indian Veterinary Journal, 99(10), 58-61. Link: https://ivj.org.in/journal-article-viewer/31c7408c-f39b-459b-96fb-1c7b1765684f/

“Potensi dan Resesi” Potret Pariwisata Indonesia Pasca Pandemi

Pariwisata Indonesia pasca pandemi kini berangsur pulih. Data menunjukkan pada Juli 2022, kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) mencapai lebih dari 470 ribu orang. Ini merupakan rekor tertinggi sejak pandemi Covid-19. Secara kumulatif kunjungan wisman sepanjang semester I, 2022 mencapai 1,2 juta orang. Angka tersebut terbilang baik dibanding dengan tahun 2021 yang dalam setahun jumlah kedatangan wisman hanya sebanyak 1,6 juta orang.

Indonesia memiliki sejumlah potensi yang telah dikembangkan guna mendorong akselerasi pemasaran pariwisata pasca pandemi, diantaranya: Potensi Pasar Wisatawan Mancanegara (wisman) dan Wisatawan Nusantara (Wisnus) yang terus berkembang. Pasca pandemic, pemerintah melakukan sejumlah strategi untuk membangkitkan pariwisata di Indonesia. Salah satunya adalah sertifikasi cleanliness, health, safety (CHS), sebanyak 6000 unit usaha yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia telah memperoleh sertifikat ini. Hal ini dilakukan demi menarik kembali minat wisman dan wisnus untuk traveling ke Indonesia.

Citra Positif di Berbagai Event dan Peristiwa Penting

Indonesia terus membangun citra positif sebagai destinasi pariwisata yang aman, nyaman dan berdaya saing. Beberapa event seperti ASIAN Games 2018, ajang balap kelas dunia Moto GP 2022 di Sirkuit Mandalika, Lombok, serta yang saat ini sedang berlangsung yaitu KTT G20 di Bali. Selain event internasional, kita juga mencatat peristiwa penting seperti perhelatan pemilu 5 tahunan. Menjelang  tahun politik 2024 nanti, kita bisa kembali mengulang kesuksesan Pemilu 2019, yang mempromosikan revolusi mental yang dikaitkan dengan pengawasan pemilu partisipatif. Sebagai negara terbesar ketiga di Dunia,  Indonesia berpotensi mempromosikan sistem pemilu yang partisipatif ke Dunia, yang dapat dirangkum pada sebuah program wisata pemilu atau demokrasi. Kita dapat mengundang wisatawan mancanegara untuk secara langsung menyaksikan pesta demokrasi Indonesia yang hanya terjadi 5 tahun sekali.

Perkembangan tren teknologi informasi dan komunikasi yang pesat, memberikan nuansa baru bagi pariwisata Indonesia. Informasi mengenai produk dan destinasi pariwisata disampaikan melalui metode baru seperti travel blog, online media sosial, aplikasi mobile, dsb. Berdasarkan laporan We Are Social mengungkapkan bahwa jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia pada Januari 2022 tumbuh sebesar 12,35% dari tahun lalu, dengan tingkat penetrasi internet di kelompok usia 13-18 tahun mencapai 99,16%. Lebih tepatnya jumlah pengguna aktif medsos pada awal 2022 mencapai 191 juta orang. Dengan total populasi 273.5 juta lebih hal tersebut berarti hampir dari setengah penduduk Indonesia telah menjadi pengguna aktif media sosial. Dengan strategi media sosial yang tepat dan eksekusi strategi yang baik, industri pariwisata di Indonesia dapat meningkatkan awareness dan citra positif pariwisata nasional sehingga jumlah kunjungan dan pergerakan wisatawan mancanegara dan nusantara akan meningkat.

Kemitraan merupakan kunci penting dalam membangun strategi pemasaran pariwisata, yang dapat dibangun antara Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah dengan swasta maupun antar pelaku industri pariwisata. Kemitraan dengan cara co-marketing dan co-branding atau keterlibatan public-private partnership mampu memperluas jangkauan target pemasaran. Dengan banyaknya kerjasama yang tertuang dalam Memorandum of Understanding  baik dari dalam dan luar negeri menunjukkan banyak pihak yang tertarik terhadap pariwisata Indonesia.

Promosi yang terfokus pada Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) serta fokus pasar wisman dan wisnur menjadi dasar dalam pemilihan strategi promosi dalam rangka pencapaian target tepat sasaran. Pelaksanaan Otonomi Daerah juga merupakan salah satu yang berpotensi untuk mempromosikan destinasi wisata. Setiap daerah berusaha mempromosikan keunikannya masing-masing dengan mengadakan event lokal yang menarik sehingga dapat mengundang daya tarik wisatawan.

Country Brand Ranking yang dipublikasikan oleh Bloom Consulting sebagai alat ukur citra kepariwisataan suatu negara. Wonderful Indonesia masuk dalam Top 10 Asia pada 2019. Country Branding Indonesia ini mencerminkan positioning dan dan differentiating Pariwisata Indonesia. Marketing 4.0 yang merupakan teori pemasaran terkini, mengkombinasikan interaksi online dan offline antar perusahaan dan pelanggan. Marketing 4.0 juga mengkombinasikan antara style dan substance yang artinya merek tidak hanya mengedepankan branding bagus, tetapi konten yang relevan dengan pelanggan atau menyuguhkan konten yang bagus dan up-to-date.

Resesi global yang diperkirakan akan terjadi pada 2023, merupakan situasi yang sulit untuk dihadapi oleh sektor pariwisata, karena dinilai bukan sektor primer sehingga tidak menjadi prioritas. Namun ini akan menjadi tantangan tersendiri, membuat sektor pariwisata tetap stabil di tengah resesi.  Salah satu caranya yaitu dengan mendukung kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di berbagai wilayah. Kegiatan itu kemudian dapat dimasukkan ke dalam kalender kegiatan daerah dan diharapkan dapat mengundang masyarakat untuk berwisata ke daerah tersebut. Beberapa program yang disiapkan pemerintah untuk UMKM termasuk program insentif, bantuan promosi, fasilitas, peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) lokal, subsidi, dan pemerataan bantuan modal bagi para pelaku usaha, pariwisata, dan ekonomi kreatif. Sehingga, pelaku UMKM diharapkan lebih berkembang.

Penulis: Tanty  (Mahasiswa S2 PSDM Universitas Airlangga)

Core–Shell Tembaga Emas Nanopartikel Dimodifikasi pada Boron-Doped Diamond Electrode untuk Sensor Oksigen

Kualitas air penting karena air memainkan peran penting dalam kehidupan manusia dan organisme hidup lainnya. Namun, mempertahankan kualitas air agar dapat dikonsumsi atau digunakan untuk kegiatan lain merupakan tantangan karena pembangunan perkotaan dan pertumbuhan penduduk, yang umumnya disertai dengan kurangnya pengolahan air dan polusi air yang tinggi. Pada titik ini , pemantauan berkala yang cepat diperlukan.

Di sisi lain, oksigen terlarut, termasuk kebutuhan oksigen biokimia (BOD) dan kebutuhan oksigen kimia (COD), merupakan salah satu parameter penting yang digunakan untuk menunjukkan kualitas air. BOD menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik dalam air dengan menggunakan agen biologis, sedangkan untuk COD oksidasi dilakukan oleh agen kimia. Kedua metode tersebut dilakukan dengan pengukuran oksigen. Secara umum, deteksi elektrokimia oksigen dilakukan melalui reaksi reduksi menggunakan elektroda berbasis emas karena emas tidak hanya sensitif terhadap reaksi reduksi oksigen tetapi juga memiliki biokompatibilitas yang tinggi terhadap sel hidup.

Nanopartikel bimetal tembaga-emas (Cu @ Au) disintesis dan digunakan untuk memodifikasi elektroda boron-doped diamond (BDD). Partikel nanorod dengan ukuran diameter sekitar 10 nm dan panjang sekitar 20 nm berhasil disintesis. Nanopartikel ini kemudian ditempelkan pada permukaan BDD dengan menggunakan allylamine sebagai jembatannya. Perbandingan antara BDD yang dimodifikasi dengan [email protected] dan nanopartikel emas individu menunjukkan bahwa nanopartikel [email protected] menciptakan cakupan emas sekitar 3 kali lebih tinggi pada permukaan BDD daripada nanopartikel emas normal. Ditemukan juga bahwa penggunaan allylamine sebagai jembatan dapat mengikat lebih banyak emas daripada nanopartikel tembaga. Selain itu, sekitar dua kali respons reaksi reduksi oksigen yang lebih tinggi diamati pada BDD yang dimodifikasi Cu @ Au. Linearitas yang baik pada rentang konsentrasi 2 hingga 9 ppm dapat dicapai dengan sensitivitas 0,0138 mA ppm 1 dan batas deteksi 1,98 ppm. Aplikasi BDD yang dimodifikasi untuk sensor kebutuhan oksigen biokimia (BOD) menggunakan Rhodotorula mucilaginosa UICC Y-181 sebagai agen biosensing juga didemonstrasikan dengan larutan glukosa sebagai model larutan. Sensitivitas setara dengan 17,4 mA mM 1 BOD dapat dicapai. Sistem menunjukkan stabilitas yang baik dengan RSD 3,45% dalam 10 kali pengukuran.

Artikel dapat dibaca lebih lengkap di DOI: 10.1039/d1ay01942b

Penulis Jarnuzi Gunlazuardi, Anghel D. Kurniawan,Prastika K. Jiwanti, Yasuaki Einaga  and Tribidasari A. Ivandini

Ionic Liquid-Based Gels untuk Aplikasi Elektrokimia Penyimpanan Energi dan Konversi

Ionic liquid (ILs) adalah garam cair yang seluruhnya terdiri dari ion dan memiliki suhu leleh di bawah 100 ◦C. Ketika diimobilisasi dalam matriks polimer dengan sol-gel atau polimerisasi kimia, mereka menghasilkan gel yang dikenal sebagai gel ion, ionogel, gel ionik, dan sebagainya, yang dapat digunakan untuk berbagai aplikasi elektrokimia. Salah satu domain penelitian paling signifikan untuk gel berbasis IL adalah industri energi, terutama untuk perangkat penyimpanan dan konversi energi, karena meningkatnya permintaan akan energi yang bersih, berkelanjutan, dan lebih hijau. Karena karakteristik seperti nonvolatilitas, stabilitas termal yang tinggi, dan konduktivitas ionik yang kuat, gel berbasis IL tampaknya memenuhi tuntutan/kriteria yang ketat dari beragam domain aplikasi ini. Artikel ini berfokus pada jalur sintesis elektrolit polimer gel berbasis IL/elektrolit gel organik dan aplikasinya dalam baterai (Li-ion dan seterusnya), sel bahan bakar, dan superkapasitor. Selain itu, keterbatasan dan kemungkinan gel berbasis IL di masa depan dalam domain aplikasi yang disebutkan di atas dibahas untuk mendukung evolusi cepat bahan ini di sektor yang sesuai.

Gel berbasis IL menawarkan kombinasi preparasi yang sederhana, jendela potensi elektrokimia yang luas, konduktivitas ionik yang tinggi, dan daya regang yang dapat ditingkatkan. Namun, gel berbasis IL sering mengalami kekuatan mekanik yang buruk. Selain itu, beberapa gel berbasis IL yang dibuat dari IL atau polimer hidrofilik tidak stabil di lingkungan yang lembab. Sebaliknya, gel berbasis IL terdiri dari ILS hidrofobik memiliki stabilitas tegangan yang sangat baik dan tahan udara dan air dan tidak korosif terhadap elektroda logam. Meskipun konduktivitas gel berbasis IL lebih rendah daripada IL murni, para peneliti mengeksplorasi elektrolit gel berbasis IL sebagai alternatif yang stabil untuk baterai Li, SC, aktuator, sensor, perangkat elektronik yang dapat dikenakan, dan internet of things. Sementara itu, gel yang dapat langsung ditempatkan pada chip banyak digunakan sebagai sumber daya perangkat mikro/nano-elektronik dengan memberikan daya puncak efektif secara instan. Kebutuhan mendesak akan perangkat yang trendi, portabel, cerdas, dapat dipakai, dan perangkat komunikasi real-time telah mengarahkan para ilmuwan untuk merancang dan mengkomersialkan mikroelektronika berbasis IL dalam beberapa tahun terakhir. Dengan demikian, prospek masa depan yang ditawarkan oleh gel berbasis IL patut untuk diteliti lebih lanjut.

Artikel ini dapat dibaca lebih lengkap di https://doi.org/10.3390/gels8010002

Penulis Sharmin Sultana , Kumkum Ahmed, Prastika Krisma Jiwanti, Brasstira Yuva Wardhana  and MD Nahin Islam Shiblee

Terapi Myofungsional Menggunakan Alat Twin Block pada Pasien Maloklusi Kelas II dengan ADHD

Salah satu gangguan perilaku yang paling umum ditemukan, pada anak-anak, yang bahkan bertahan hingga dewasa, adalah Perhatian Hiperaktivitas Defisit (ADHD). Bila dilihat dari angka kejadian nya , ADHD di seluruh dunia adalah sekitar 5,3% dari total penduduk di dunia. Dari data yang diperoleh dari tahun 2002 hingga 2004 menyatakan bahwa prevalensi ADHD di Indonesia setidaknya 10% dari populasi anak-anak dan terjadi pada remaja berusia 3-18 tahun, dan data tahun 2009 menunjukkan meningkat menjadi 15,8% pada rentang usia tersebut.  Defisit Perhatian Hyperactivity Disorder memiliki tiga gejala utama, yaitu kurang perhatian, hiperaktif, dan impulsif, atau kombinasi dari ketiganya. Gejala ini sering menyebabkan kesulitan dalam perawatan gigi anak dengan ADHD. Maloklusi adalah keadaan dimana gigi tidak terletak tidak sejajar pada tempatnya atau terkadang disebut juga gigi dalam dalam poisisi berantakan. Maloklusi terbagi dalam berbagai macam antara lain  klas I, kals II, klas III  didasarkan atas hubungan anteroposterior antara rahang atas dan rahang bawah, dengan molar pertama permanen sebagai kunci oklusinya.

Kebanyakan pasien dengan maloklusi kelas II hadir dengan hiperaktif perioral otot dan perubahan posisi lidah. Maloklusi kelas II adalah masalah yang sering ditemukan pada sepertiga pasien normal yang datang untuk mendapatkan perawatan koreksi maloklusi atau disebut juga  ortodontik. Perawatan ortodontik lepasan, seperti alat myofungsional, pada anak-anak dengan ADHD, memberikan tantangan khusus bagi dokter, kareana keberhasilan prosedur sangat tergantung pada kepatuhan dan kasus yang dialami oleh pasien. Banyak dokter gigi yang cenderung untuk menyerah atau tidak melanjutkan perawatan orthodontik utamanya pada pasien dengan ADHD. Pada artikel ini kami ingin membagikan bahwa ternyata perawatan orhtodontik pada pasien anak dengan ADHD memungkinkan untuk dilakukan, hanya saja memerlukan adaptasi khusus. 

Pada kasus yang telah dirawat, kami melakukan perawatan pada seorang pasien ADHD laki-laki berusia 9 tahun dengan maloklusi dentoskeletal kelas II datang ke Rumah SAkit Gigi dan Mulut bagian Kedokteran Gigi Anak Universitas Airlangga, Surabaya, dengan keluhan utama gigi tampak menonjol pada rahang atas. Dimana pasien mengalami gangguan perilaku ADHD yang cukup memberikan tantangan bagi dokter gigi untuk melakukan perawatan. Setelah dilakukan pemerikasaan ditemukan bahwa pasien dalam keadaan maloklusi klas II. Maloklusi klas II hadir dengan otot perioral yang hiperaktif dan perubahan posisi lidah. Oleh karena itu, alat myofungsional adalah perawatan yang paling sesuai sebagai terapi pilihan. Karena pasien memilki gangguan perilaku , maka aturan khusus dimana pasien diminta untuk fokus pada instruksi operator selama 10 menit lalu istirahat 5 menit, diterapkan pada pasien ini untuk mengatasi gejala ADHD sebagai strategi manajemen perilaku. Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa anak-anak dengan ADHD rentan terhadap gangguan, menyebabkan mereka memiliki waktu yang lebih pendek durasi fokus, rentang perhatian berkelanjutan yang terbatas, kontrol impuls yang buruk, dan aktivitas motorik yang berlebihan dibandingkan dengan anak-anak normal. Strategi ini memberikan hasil yang positif dalam menjaga kerjasama pasien dengan menggunakan twin block selama 6 bulan yang mengarah pada kemajuan positif dalam koreksi maloklusi. Dari sini maka dapat terlihat bahwa melakukan perawatan koreksi maloklusi pada anak dengan ADHD dapat dilakukan.

Penulis: Mega Moeharyono Puteri

Link Jurnal: https://scholar.unair.ac.id/en/publications/myofunctional-therapy-using-twin-block-appliance-in-a-class-ii-ma/fingerprints/

Potensi Scaffold Hidroksiapatit Kulit Telur Ayam, Kolagen, dan EGCG (HAp-Col-EGCG) sebagai Material Induksi Regenerasi Pulpa

Scaffold hidrogel merupakan biomaterial yang dapat memfasilitasi pembentukan struktur jaringan dengan mendukung terjadinya adeshi, migrasi dan proliferasi sel. Penelitian terbaru telah berfokus untuk membuat bahan scaffold baru dari sumber alami.  Penelitian formulasi scaffold dari bahan hidroksiapatit, kolagen dan EGCG (HAp-Col-EGCG) telah dilakukan, dan diawali dengan karakterisasi ketiga bahan composite ini.

can be initiated by hydrogel scaffold application in the pulp

Formulasi dan Karakterisasi Scaffold HAp-Col-EGCG

Formulasi bahan HAp-Col-EGCG dilakukan dengan mencampurkan beberapa konsentrasi HAp dengan kolagen dan EGCG 10 mmol/L. Campuran ketiga bahan ini ditambahkan bahan suspensi hidroxipropil metil selulosa agar tercapai kestabilan gelasi yang baik. Beberapa karakterisasi dilakukan untuk mengetahui potensi scaffold HAp-Col-EGCG sebagai bahan regenerasi pulpa, yaitu kemampuan injektabilitas bahan, pH, waktu gelasi, analisis morfologi scaffold, rasio kalsium fosfat , gugus fungsi material, analisis kristal hidroksiapatit, dan tokisistas bahan.

Potensi Scaffold HAp-Col-EGCG Sebagai Bahan Regenerasi Pulpa

Hasil injektabilitas scaffold HAp-Col-EGCG menunjukkan hasil mencapai 90% di setiap kelompok penelitian. Menurut Bendstein et al., 2017 waktu gelasi optimal adalah 5 – 30 menit dan scaffold HAp-Col-EGCG memiliki waktu rata – rata gelasi 5 menit. Nilai pH meningkat sejalan dengan peningkatan konsentrasi hidroksiapatit. Analisa morfologi scaffold menunjukkan diameter mikroporositas yang dapat mendukung pertumbuhan dan proliferasi sel pulpa. Rasio kalsium fosfat yang didapatkan juga mendekati stoikiometri.

Analisa gugus fungsi menggunakan FTIR (Fourier Transform Infra Red) menunjukkan ikatan kovalen antar bahan, dan terdapat ikatan hidrogen dari hidroksiapatit. Kolagen juga tidak terdenaturasi dengan penambahan hidroksiapatit maupun EGCG. Analisis kristal hidroksiapatit menunjukkan struktur kristal heksagonal. Hasil tes sitotoksisitas menunjukkan bahan ini biokompatibel dan dapat mendukung terjadinya proliferasi sel pulpa manusia.

Formulasi baru Scaffold HAp-Col-EGCG telah memenuhi beberapa kriteria scaffold hidrogel yang ideal. Beberapa karakteristik yang telah diteliti menunjukkan scaffold hidrogel HAp-Col-EGCG  berpotensi untuk digunakan sebagai material induksi regenerasi pulpa.

Penulis: Drg. Elline SpKG  (K), Prof. Dr. Kun Ismiyatin, drg., MKes., SpKG(K), Prof.Dr. Theresia Indah Budhy. S.,drg., M.Kes., Sp.PMM (K), Dr.Anuj Bhardwaj

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://reader.elsevier.com/reader/sd/pii/S1013905222001365?token=64FDAA5CDD554FE2C734959206259A68E06C54C2899C53C683F50649E30A46C377DADE98297B70BEFE145A4B46F83BBF&originRegion=eu-west-1&originCreation=20221129160616

Elline1,2, Kun Ismiyatin3,Theresia Indah Budhy4,Anuj Bhardwaj5,6 The Potential Of Eggshell Hydroxyapatite,Collagen,EGCG (HAp-Col-EGCG) Scaffold As A Pulp Regeneration Material.2022. Open Access Journal.

https://reader.elsevier.com/reader/sd/pii/S1013905222001365?token=64FDAA5CDD554FE2C734959206259A68E06C54C2899C53C683F50649E30A46C377DADE98297B70BEFE145A4B46F83BBF&originRegion=eu-west-1&originCreation=20221129160616

Vaksin Nano dalam Imunoterapi Kanker

Imunoterapi kanker ditujukan untuk menghilangkan tumor dengan cara merangsang kekebalan anti-tumor host/pejamu melalui penggunaan berbagai pendekatan terapeutik. Vaksin kanker telah menjadi pendekatan yang menjanjikan untuk imunoterapi kanker di antara konsep yang diusulkan, baik sendiri atau dalam kombinasi dengan agen terapeutik lainnya. Karena efikasi vaksin kanker yang kurang optimal dalam uji klinis dan munculnya nanoteknologi di bidang biomedis, para peneliti mengembangkan platform nano, seperti nanopartikel (NP), komponen cell-derived, dan nanokompleks, untuk menghantarkan komponen vaksin ke  dalam sel dan jaringan target, sehingga mendukung efikasi anti-tumor dan meminimalkan efek samping yang merugikan. Untuk meningkatkan efek terapeutik vaksin nano dalam terapi kanker, target sel dendritik (DC) melalui modulasi struktur vaksin, seperti menggunakan ligan DC-spesifik, sangat menarik untuk dikembangkan. Pada penulisan ini mengulas berbagai bentuk vaksin nano dalam terapi kanker dan efek terapeutiknya, sifat dan fungsi DC sebagai sel penyaji antigen utama dalam respons imun dan berfokus pada target DC dalam mengembangkan vaksin nano.

Imunoterapi kanker merupakan proses memori dan manipulasi sistem kekebalan host/pejamu untuk menargetkan dan menghilangkan sel tumor, dengan mengubah sistem pengobatan keganasan hematologi dan atau solid melalui oncolytic virotherapy, tumor-infiltrating lymphocytes (TILs), chimeric antigen receptors (CAR) T-cells, immune checkpoint blockade (ICB), dan dendritic cells (DCs)-based. Semua strategi tersebut melibatkan sistem kekebalan kanker, yaitu sel penyaji antigen (APC), termasuk DC, sel B, dan makrofag, yang akan menyajikan antigen tumor setelah menangkap dan memprosesnya ke sel T. Karena kemampuannya membawa antigen tumor ke kelenjar getah bening untuk mengaktifkan sel-T, serta mengatur respons sel T dalam lingkungan mikro tumor (TME), maka dalam imunoterapi DC ditempatkan sebagai pusat respons anti tumor dari sel T. Dengan demikian, DC adalah sel target utama untuk pengembangan vaksin kanker.

Munculnya nanoteknologi dalam biomedis sangat mengubah bidang diagnosis dan pengobatan penyakit, seperti pemberian obat/vaksin. Dalam pengembangan vaksin, kompleks antigen dan imunostimulan berskala nano yang mengaktifkan DC dan sel T disebut vaksin nano. Selain itu, partikel nano (NP) menawarkan beberapa keunggulan lain dibandingkan dengan antigen terlarut: 1) melindungi antigen dari degradasi melalui enkapsulasi, 2) meningkatkan paparan antigen ke sistem kekebalan dengan mengontrol dan memperpanjang pelepasannya, dan 3) pengiriman bersama antigen dan bahan pembantu untuk meningkatkan imunogenisitas yang rendah dari vaksin subunit. Untuk memperoleh respons imun yang kuat, maka memanipulasi permukaan partikel dengan bagian yang dikenali oleh DC dapat meningkatkan penyerapan antigen, dengan cara dimediasi reseptor yang mengarah pada aktivasi dan pematangan DC.

Saat ini, imunoterapi kanker menggunakan vaksin telah banyak dikembangkan untuk memerangi sel tumor karena penyimpanannya yang mudah, pembuatannya yang mudah, dan keamanannya yang tinggi. Namun, beberapa hal membatasi penggunaannya dalam imunoterapi kanker, termasuk mudah degradasi dalam tubuh, stabilitas rendah, dan imunogenisitas yang buruk. Dengan demikian, vaksin nano diyakini untuk mengatasi kelemahan ini. Ada beberapa pertimbangan dalam penargetan DC dalam imunoterapi kanker. Misalnya, C-type lectin receptor (CLR) memicu respons anti-tumor yang kuat melalui peningkatan produksi interferon tipe I dan tipe II, sementara CLR dapat memediasi penghindaran kekebalan tumor dengan meningkatkan ekspresi FasL, menurunkan regulasi molekul MHC, dan menginduksi produksi IL-10/TGF-β. Oleh karena itu, perancangan peptida atau antibodi untuk penargetan CLR bisa lebih tepat.

Penulis: Hendrik Setia Budi

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1567576922009195

Achmad H, Saleh Ibrahim Y, Mohammed Al-Taee M, Gabr GA, Waheed Riaz M, Hamoud Alshahrani S, Alexis Ramírez-Coronel A, Turki Jalil A, Setia Budi H, Sawitri W, Elena Stanislavovna M, Gupta J. Nanovaccines in cancer immunotherapy: Focusing on dendritic cell targeting. Int Immunopharmacol. 2022 Nov 16;113(Pt B):109434. doi: 10.1016/j.intimp.2022.109434. Epub ahead of print. PMID: 36402068.

Sindroma Stroke Berulang akibat Penyempitan Arteri Otak dengan Hasil MRI Kepala yang normal

Stroke merupakan suatu penyakit yang terjadi akibat gangguan pembuluh darah otak, baik berupa penyumbatan ataupun pecah, menimbulkan gejala neurologis yang mendadak, dan disertai adanya bukti objektif dari lesi tersebut. Penyempitan pembuluh darah arteri otak atau yang dikenal sebagai stenosis intrakranial merupakan salah satu faktor risiko dari stroke yang sering ditemui untuk populasi Asia. Adanya stenosis dapat menghambat aliran darah menuju otak dan menyebabkan terjadinya stroke hemodinamik akibat kurangnya aliran darah otak. Salah satu modalitas yang paling peka untuk melihat kerusakan jaringan otak pada fase awal stroke iskemik adalah Magnetic Resonance Imaging (MRI), yang dapat mendeteksi perubahan jaringan otak pada jam-jam awal serangan stroke. Namun, pemeriksaan MRI tidak selalu berhasil dalam mendeteksi adanya lesi stroke, bahkan setelah berulang kali serangan.

Pada suatu studi kasus yang dipublikasikan oleh Choriqoh et al (2022), seorang pasien yang mengalami stroke berulang hingga 3 kali serangan memiliki hasil MRI kepala normal. Tidak ada lesi ataupun abnormalitas yang nampak pada pemeriksaan imaging walaupun secara klinis didapatkan adanya gejala kelemahan separuh tubuh sisi kiri yang menetap. Tim dokter akhirnya memutuskan untuk melakukan pemeriksaan angiografi menggunakan modalitas digital subtraction angiography dan didapatkan adanya stenosis derajat berat pada arteri serebri media kanan. Hal ini mungkin saja mengakibatkan gejala kelemahan yang dialami oleh pasien karena terganggunya aliran darah ke capsula interna yang merupakan tempat berkumpulnya seluruh serabut saraf motorik. Pemeriksaan perfusi dengan modalitas MRI menunjukkan adanya penurunan aliran darah otak sisi kanan dibandingkan sisi kiri.

Adanya stenosis intrakranial dapat diibaratkan sebagai pipa air yang mengalami penyempitan, sehingga tidak bisa mengalirkan air dengan volume yang cukup. Tubuh mensiasati kelainan ini dengan cara meningkatkan tekanan darah, dengan harapan dapat mencukupi kebutuhan aliran darah pada otak. Apabila kita menurunkan tekanan darah tersebut, jumlah volume darah yang diterima otak juga akan berkurang, sehingga otak mengalami kekurangan aliran darah untuk mempertahankan fungsi metaboliknya. Hal inilah yang dapat bermanifestasi sebagai stroke akibat hipoperfusi jaringan otak.

Bila kita menghitung di atas kertas, dengan derajat stenosis arteri otak yang sangat berat, pasien seharusnya mengalami gangguan klinis yang lebih berat seperti kelumpuhan total pada anggota gerak tubuh sisi kiri. Namun, pasien hanya mengalami kelemahan ringan pada tangan dan kaki sisi kiri, dan berangsur mengalami perbaikan kondisi. Inilah peran penting dari adanya pembuluh kollateral, yakni pembuluh darah lain yang turut memberikan suplai pada area otak yang sama. Adanya pembuluh kollateral dapat mempertahankan aliran darah otak agar tetap adekuat, walaupun terjadi sumbatan pada satu segmen pembuluh darah otak.

Sebagai penutup, stenosis intrakranial merupakan salah satu penyebab serangan stroke berulang yang perlu diwaspadai. Pada pasien yang telah memenuhi kriteria diagnosis stroke, walaupun pada pemeriksaan MRI tidak ditemukan kelainan, kita perlu melakukan terapi layaknya pasien stroke sambil melakukan pemeriksaan imaging lanjutan untuk mencari faktor risiko vaskular pada pasien.

Penulis : Achmad Firdaus Sani, Dedy Kurniawan, Ajibatul Choriqoh, Jovian Philip Swatan

Artikel Jurnal

Choriqoh A, Sani AF, Kurniawan D. Recurrent stroke syndrome without abnormality on magnetic resonance imaging caused by stenosis of middle cerebral artery: A case report. Radiol Case Rep. 2022;17(8):2771-2774. Published 2022 Jun 3. doi:10.1016/j.radcr.2022.05.008

Link Artikel Jurnal

https://doi.org/10.1016/j.radcr.2022.05.008

Peran Sistem Visualisasi Langsung Spyglass pada Pasien dengan Striktur Bilier Tak Tentu

Diagnosis striktur bilier menjadi sebuah tantangan karena adanya jumlah tak tentu pada striktur bilier setelah evaluasi pra operasi yang dapat mencapai 20%, sehingga diagnosis pasti dituntut untuk melakukan evaluasi lebih lanjut melalui pembedahan reseksi dan pemeriksaan patologis. Selain itu, beberapa kondisi jinak bisa meniru proses ganas, misalnya pada striktur pasca inflamasi dan sklerosis primer kolangitis. Cedera iatrogenic pasca transplantasi hati dan pasca kolesistektomi adalah penyebab paling umum dari striktur bilier jinak. Sementara itu kanker pankreas dan cholangiocarcinoma adalah sumber utama dari keganasan striktur bilier.  Secara umum, terdapat sekitar 13-24% pasien striktur bilier yang dirujuk untuk operasi namun pada akhirnya ditemukan jinak dan reseksi bedah membuktikan bahwa 20% dari striktur yang dicurigai ganas sebenarnya berada pada kondisi jinak. Operasi berlebihan untuk penyakit bilier yang masih jinak harus dihindari tetapi apabila dilakukan penundaan pengobatan pada keganasan juga berbahaya bagi pasien. Oleh karena itu, evaluasi pra operasi memainkan peran penting untuk mengeliminasi keganasan.

Tes yang ideal mengenai sensitivitas, spesifisitas dan akurasi belum pernah dilakukan, meskipun variabilitas tes sudah tersedia baru-baru ini. Beberapa metode telah digunakan sebagai alat diagnostik dalam evaluasi striktur bilier, seperti: kolangiografi trans-hepatik perkutan atau aspirasi empedu selama Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP). Nantinya, pengembangan metode sitologi sikat saluran empedu akan menjadi cara yang umum untuk diterapkan dan akan menjadi pilihan metode pemeriksaan. Sitologi sikat saluran empedu menggunakan bahan sitologi kering udara untuk Diff-Quick noda atau difiksasi dalam etanol yang digunakan untuk pewarnaan Papanicolaou. Baru-baru ini, SpyGlass komersial yang merupakan sistem visualisasi langsung dari Boston Scientific Perusahaan (Marlborough, Massachusetts, Amerika Serikat) sudah tersedia untuk mengatasi keterbatasan pada metode sebelumnya. Sistem tersebut secara langsung memvisualisasikan pohon bilier untuk mendiagnosis dan untuk tujuan terapeutik dengan menggunakan alat sekali pakai pada lingkup digital dengan bidang pandang 120 derajat. Ujung alat meruncing, memiliki empat arah sistem defleksi ujung, dan saluran khusus untuk irigasi air berada dalam satu bidang, yang memungkinkan prosedur observasi dan biopsy yang tidak terkendali. Visualisasi lesi langsung dengan peningkatan kualitas gambar dan kemampuan untuk mengambil biopsi pada target dapat dilaksanakan dengan kolangioskopi digital. Pada keganasan akan didapatkan temuan pembuluh tumor yang melebar, pembuluh berliku-liku, infiltrative striktur, margin tidak teratur dengan oklusi parsial lumen, permukaan tidak beraturan, dan mudah mengalir.

Berdasarkan dari gambaran di atas, peneliti dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, RSUD Dr. Soetomo, Universitas Airlangga berhasil mempublikasikan hasil laporan kasus di salah satu jurnal Internasional terkemuka, yaitu Acta medica Indonesiana. Dari penelitian tersebut penulis melaporkan sebuah kasus yang ada pada pasien di India dengan striktur bilier tak tentu yang menjalani Pemeriksaan ERCP dan SpyGlass DS. Pasien tersebut berusia 65 tahun memiliki keluhan penyakit kuning dengan bilirubin total sebesar 23,3 mg/dL dan bilirubin langsung sebesar 16,2 mg/dL. Tes fungsi hati dengan gamma-glutamyltransferase dan CA 19-9 ditemukan adanya peningkatan. USG transabdomen dan CT perut dapat mendukung proses dilatasi saluran empedu umum (CBD) dengan adanya penyempitan tiba-tiba dan peningkatan periductal pada tingkat suprapankreas dan striktur. Ultrasonografi endoskopi menunjukkan intrahepatic striktur CBD dengan CBD proksimal melebar dan endapan kotoran. Kolangiopankreatografi retrograde endoskopik menunjukkan striktur pertengahan CBD. Meskipun hasil sikat sitologi menunjukkan displasia tingkat rendah dan tidak pasti sebagai bukti keganasan, kolangioskopi menggunakan SpyGlass DS menemukan nodularitas dengan vaskularisasi abnormal yang terlihat di tengah CBD dimana hal tersebut menunjukkan keganasan, serta dikonfirmasi dengan histopatologi sebagai kolangiokarsinoma.

Kesimpulan laporan kasus yang dilaksanakan penulis adalah ingin menunjukkan adanya nilai tambah dari SpyGlass DS untuk mendeteksi kolangiokarsinoma pada pasien striktur bilier tak tentu yang sudah dibuktikan.

Penulis: Muhammad Miftahussurur

Informasi detail dari penelitian ini dapat dilihat pada link artikel berikut:

https://www.actamedindones.org/index.php/ijim/article/view/1184

Stem Cell Tali Pusat Sebagai Bahan Tambahan Untuk Bone Graf Tulang dalam Perawatan Implant Gigi

Penggunaan bonegraft atau bubuk tulang di bidang kedokteran gigi, khususnya di ilmu gigi tiruan (Prostodonsia) sangat diperlukan terutama untuk socket preservation (mempertahankan bentuk gusi) pada persiapan pembuatan gigi tiruan. Kualitas dan kuantitas tulang merupakan faktor yang sangat penting dibutuhkan utnuk perawatan dibidang prostetik terutama untuk mendapatkan oseointegrasi implan (penyatuan tulang dengan implan) dan initial stability (stabilitas awal pada pemasangan implan) yang baik. Kerusakan tulang paling banyak disebabkan karena trauma oklusal, infeksi bakteri patogen, tekanan mekanik, pengobatan dan faktor patologis sistemik. Volume dari residual alveolar bone (tulang rahang) yang memadai merupakan salah satu faktor yang menunjang keberhasilan perawatan implan. Apabila terjadi kerusakan tulang alveolar yang mengganggu keberhasilan perawatan implan, maka kualitas hidup seseorang juga akan mengalami penurunan karena keterbatasan dalam melakukan proses bicara, pengunyahan dan estetik. Pengamatan 22.009 pasien sebanyak 13,9% mengalami periimplantitis (keradangan pada paska pemasangan implan), pengamatan juga dilakukan dari 662 pasien sebanyak 184 orang juga mengalami periimplantitis, yang ditandai dengan progressive bone loss pada satu atau lebih implan yang terpasang. Beberapa penelitian lain juga menunjukkan angka keberhasilan pemasangan implan selama 10 tahun sebesar 96,1% sementara sisanya masih mengalami kegagalan didalam pemasangan implan.

Kerusakan tulang alveolar dapat diatasi menggunakan bahan yang dapat menstimulasi sel pembentuk tulang disebut osteokonduktif. Bahan osteokonduktif yang digunakan merupakan konsep aplikasi tissue engineering yang dikembangkan sebagai bahan aktif yang dapat menstimulasi proses integrasi dan regenerasi jaringan tulang. Tiga komponen fundamental dari tissue engineering adalah scaffold yang merangsang perlekatan, migrasi dan pertumbuhan sel host. Bahan bioceramic dapat digunakan sebagai bahan bone graft (pengisi tulang) pada manusia, bahan bioceramic yang paling sering digunakan untuk bone graft pada manusia adalah hydroxyapatite (HA) yang memiliki komposisi kimia dan struktur kristalin hampir sama dengan tulang manusia.

Bahan bone graft yang mengandung hydroxyapatite (HA) dapat dihasilkan dari cangkang kerang darah yang telah melewati serangkaian proses sintesis  dengan metode hydrothermal. Hasil proses hydrothermal dapat dibentuk menjadi scaffold yang berfungsi sebagai kandidat bahan pengisi tulang. Scaffold merupakan struktur tiga dimensi yang digunakan sebagai kerangka untuk mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan tulang baru. Scaffold ini dikombinasi dengan HA-TCP untuk menghasilkan kalsium tertinggi hingga mencapai prosentase 97%.

Scaffold harus memiliki pori yang saling terkoneksi dan terintegrasi, memiliki neovascularisasi untuk pertumbuhan tulang. Idealnya scaffold memiliki sifat biocompatible. biodegradable dan non toksik. Sifat non toksik suatu biomaterial merupakan salah satu syarat ideal sebuah biomaterial untuk dapat diaplikasikan secara klinis. Biokompatibilitas menentukan sebuah bahan tersebut dapat digunakan didalam tubuh.

Human umbilical cord mesenchymal stem cells (hUCMSCs) adalah salah satu sumber stem cell yang berasal dari jaringan tali pusat yang mengelilingi pembuluh darah. Keunggulan HUCMSCs selain mudah didapatkan, jumlahnya banyak, mudah diperbanyak dengan cepat dan memiliki imunokompatibilitas yang baik, sumber stem cell ini merupakan limbah biologis yang dibuang atau tidak terpakai.  hUCMSCs mulai dipertimbangkan sebagai pilihan alternatif terapi sel punca berbagai macam penyakit. Untuk mengetahui perlekatan sel hUCMSCs terhadap scaffold dilakukan menggunakan metode confocal dengan bahan BrDU.

hUCMSCs ini memiliki sifat mampu berdiferensiasi menjadi sel yang berbeda, bersifat multipotent, non hematopoetik, mempunyai kemampuan untuk memperbaiki diri dan berdiferensiasi menjadi sel yang lain. Stem Cell dapat melekat pada scaffold dengan baik pada kondisi 24 jam setelah dilakukan perlekatan. Pada kondisi lebih dari 24 jam sel yang melekat pada scaffold jauh lebih sedikit, karena salah satu sifat scaffold yang mudah mengalami degradasi sehingga jumlah perlekatan sel nya pun juga jauh lebih sedikit. Sel mampu bertahan pada kondisi di mediumnya selama 24 jam tanpa mengalami kerusakan, serta  merangsang kematangan sel.

Pada penelitian ini kemampuan proliferasi dan perlekatan hUCMSCs terhadap scaffold HA-TCP sangat berperan karena kemampuan kedua bahan tersebut mempengaruhi dan merangsang perlekatan sel tulang ke area dimana kerusakan tulang terjadi. Kombinasi scaffold dan HUCMSCs untuk terapi defek tulang di bidang Prostodonsia sampai saat ini masih terus diteliti karena harapannya dengan pemberian terapi ini proses penyembuhan tulang dapat berlangsung lebih cepat dari kondisi normal, sehingga soket preservasi untuk kebutuhan terapi Prostodonsia dapat dilakukan lebih cepat.

Penulis : Dr. Vivin Ariestania, drg., Sp.Pros

Correspondence author : Prof. Dr. Nike Hendrijantini, drg., M.Kes., Sp.Pros (K)

Informasi detail dari peneltian dapat dilihat di :

http://www.jidmr.com/journal/wp-content/uploads/2022/09/12-D22_1845_Alexander_Patera_Nugraha_Nike_Hendrijantini_Indonesia.pdf

Vivin Ariestania, Nike Hendrijantini, Chiquita Prahasanti, Rima Parwati Sari, Alexander Patera nugraha Nugraha, Chaterina Diyah Nanik, Widaningsih Widaningsih, Oka Lestari, Tengku Natasha Eleena binti Tengku Ahmad Noor.

Human Umbilical Cord Mesenchymal Stem Cells attachment in the Hydroxyapatite-Tricalcium Phosphate Scaffold in vitro

Uji Viabilitas Scaffold Ha-Tcp Terhadap Human Umbilical Mesenchymal Stem Cells Menggunakan Mtt-Assay

Kerusakan tulang sering terjadi di bidang kedokteran gigi dikarenakan sebagian besar karena proses pencabutan, trauma, dan penyakit rahang seperti kisat atau tumor yang tidak mendapatkan penanganan lebih lanjut. Kerusakan tulang ini dapat diatasi dengan menggunakan suatu bahan bone graft sebagai pengganti tulang yang hilang. Bone graft akan menginduksi pembentukan tulang baru dan membantu penyembuhan. Salah satu bahan bone graft yang dipergunakan dapat berbentuk scaffold.

Scaffold merupakan struktur tiga dimensi yang digunakan sebagai bahan peyangga sementara untuk mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan tulang baru. Adanya interaksi dengan tubuh menuntut scaffold memiliki karakteristik biokompatibel sehingga tidak menimbulkan respon penolakan oleh tubuh, salah satunya adalah sifat non toksik.

Scaffold yang digunakan adalah scaffold HA-TCP yang memiliki kandungan utama hidroksiapatit dengan beberapa keunggulannya, diantaranya memiliki sifat mampu melekat dengan baik terhadap tulang. HA-TCP yang digunakan berasal dari cangkang kerang darah hasil dari limbah yang tidak dipergunakan. Pemanfaatan bahan hidroksipatit pada bidang medis khususnya dalam bidang kedokteran gigi terus dikembangkan dalam berbagai penelitian hingga sekarang. Hidroksiapatit memiliki sifat yang stabil, namun kemampuan penyerapannya kecil. Maka untuk menyeimbangkan sifat stabil ini ditambahkan tricalcium phosphate (TCP) yang memiliki daya penyerapan yang lebih tinggi. TCP memiliki sifat mudah terdegradasi dan mampu memiliki kemampuan menghasilkan perlekatan tulang. Tricalcium phosphate memiliki kemampuan biodegradasi dan menyatu yang lebih baik ketika digabungkan dengan HA. Scaffold HA-TCP ini diuji efek non toksiknya dengan menggunakan sel yang berasal dari tali plasenta bayi atau Human Umbilical Mesencymal Stem Cells (HUCMSCs).

HUC-MSCs adalah salah satu sumber mesenchymal stem cell (MSCs) selain bone marrow (BM-MSCs) yang berasal dari jaringan tali pusat yang mengelilingi pembuluh darah. Keunggulan HUC-MSCs selain mudah didapatkan, jumlahnya banyak, mudah diperbanyak dengan cepat dan memiliki imunokompatibilitas yang baik, sumber stem cell ini merupakan limbah biologis yang dibuang atau tidak terpakai sehingga tidak menimbulkan masalah etik. HUCMSCs memiliki sel yang lebih primitive dan mampu berdiferensiasi menjadi sel yang berbeda, bersifat multipotent, non hematopoetik, mempunyai kemampuan untuk memperbaiki diri dan berdiferensiasi menjadi sel yang lain seperti osteoblast, jaringan lemak dan kondroblas.

Sifat non toksik suatu biomaterial merupakan salah satu syarat ideal sebuah biomaterial untuk dapat diaplikasikan secara klinis. Salah satu cara untuk menguji sitotoksisitas suatu material secara in vitro yaitu melalui kultur sel dengan tes MTT Assay. MTT Assay merupakan uji viabilitas sel pertama yang dikembangkan untuk format microplates 96 well yang sesuai untuk sistem HTS (High Throughput Screening) yaitu suatu cara untuk menyeleksi dan mengetahui potensi suatu mikroorganisme dalam jumlah besar dengan waktu yang singkat. Prinsip dasar MTT Assay adalah mengukur aktivitas seluler berdasarkan kemampuan metabolisme sel untuk mereduksi pewarna tetrazolium kuning larut menjadi produk formazan berwarna ungu yang tidak larut air. Perubahan warna itulah yang menjadi parameter dalam menghitung viabilitas sel.

Pada penelitian ini tidak terdapat perbedaan terhadap viabilitas sel HUCMSCs yang diberi bahan scaffold HA+TCP dengan berbagai macam dosis pemberian mulai 5, 10, 50, 75, 100, 300, 500, 1000 µg artinya adalah pada dosis scaffold tersebut tidak menimbulkan efek toksik pada sel.

Sifat scaffold HA-TCP yang tidak memberikan efek toksik pada sel menjadi dasar penggunaan bahan scaffold ini sebagai salah satu bahan bone graft yang mampu menghasilkan pertumbuhan tulang baru pada jaringan yang mengalami kerusakan atau defek.

Penulis : Dr. Vivin Ariestania, drg., Sp.Pros

Correspondence author : Prof. Dr. Nike Hendrijantini, drg., M.Kes., Sp.Pros (K)

Informasi detail dari peneltian dapat dilihat di :

https://publisher.uthm.edu.my/ojs/index.php/ijie/article/view/8784/4857

Vivin Ariestania, Nike Hendrijantini, Chiquita Prahasanti, Eric Prasetyo, Mefina Kuntjoro, Rima Parwati Sari, Aulia Dwi Maharani

Cytotoxicity of HA-TCP scaffold on Human Umbilical Cord Mesenchymal Stem Cells Using MTT Assay.

Perjalanan Merangkul Hidup: Perspektif Ibu Hidup dengan Anak-Anak yang Menderita Retinoblastoma

Retinoblastoma merupakan keganasan primer intraokular yang paling umum pada anak-anak; penyakit ini kejadiannya mencapai 11% dari semua kanker selama tahun pertama kehidupan. Sebagian besar anak yang didiagnosis retinoblastoma berusia kurang dari 5 tahun dengan rata-rata usia sekitar 2 tahun. Jenis kanker ini berpotensi dapat disembuhkan; prognosis tergantung pada seberapa dini diagnosisnya dan apakah terapi yang tepat diberikan. Tingkat kelangsungan hidup lima tahun di negara maju jauh lebih baik bila dibanding dengan negara berkembang termasuk Indonesia. Sementara tujuan pengobatan di negara-negara berpenghasilan tinggi telah beralih ke penyelamatan kemampuan penglihatan dan peningkatan kualitas hidup, sedangkan negara-negara berkembang masih berfokus pada peningkatan kelangsungan hidup. Akibatnya, kekhawatiran, masalah, dan prioritas dapat berbeda antara negara maju dan negara berkembang.

Retinoblastoma memiliki angka kematian yang tinggi di negara berkembang dan masih masih menjadi perhatian besar. Di Indonesia, angka kematian akibat kanker yang disebabkan oleh  retinoblastoma  masih sangat tinggi. Selain itu, retinoblastoma merupakan penyebab kedua kematian akibat kanker anak setelah leukemia. Tantangannya adalah: (1) kurangnya kesadaran dan pengetahuan yang tidak memadai tentang tanda dan gejala di antara keluarga dan penyedia layanan kesehatan, (2) diagnosis dan pengobatan yang terlambat. (3) faktor sosial ekonomi dan budaya, termasuk kepercayaan kesehatan keluarga mengenai penyakit dan kesembuhannya, dapat lebih jauh mengganggu pengobatan dan tingkat kelangsungan hidup. Misalnya, orang tua menolak atau menunda operasi karena takut kehilangan penglihatan iatrogenik, kurangnya kesadaran akan penyakit, atau keterbatasan terkait tingkat sosial ekonomi mereka. Orang tua lebih memilih pengobatan tradisional sebelum mencari pengobatan medis barat. Mereka percaya bahwa kanker adalah hasil santet, sehingga menganggap dapat disembuhkan dengan keyakinan agama. Dalam kasus lain, keluarga mereka tidak mengizinkan mereka mencari bantuan medis, atau khawatir tentang biaya berobat ke dokter.

Penanganan orang tua terhadap penyakit yang mengancam jiwa pada anaknya mengubah fungsi dan peran keluarga. Orang tua, terutama ibu, menghadapi banyak masalah kompleks akibat perubahan peran orang tua. Penanganan orang tua dengan retinoblastoma pediatrik dikaitkan dengan garis waktu penyakit, seperti: kecurigaan, penemuan awal, diagnosis, pembedahan, keluar dari rumah sakit, pemulihan pasca operasi (1-3 bulan), terapi lanjutan misal kemoterapi dan pemulihan jangka panjang bertahun-tahun setelah diagnosis. Biasanya, orang tua diliputi kecemasan, rasa tidak aman, dan ketidakpastian, yang kadang kadang sampai terjadi depresi dengan  intensitasnya berbeda-beda menurut fase penyakit. Stres orang tua dapat bertahan pada tingkat yang relatif konstan setelah anaknya menjalani pengobatan.

Paparan jangka panjang terhadap pengobatan kanker pada anak-anak menyebabkan stres dan menurunkan kualitas hidup baik anak yang menjalani terapi maupun orang tua. Anak akan mengalami perubahan kualitas hidup oleh efek samping terapi baok operatif maupun kemoterapi sedangkan  orang tua dari anak penderita kanker mengalami lebih banyak krisis baik secra fisik maupun psikologis selama mendampingi anak dalam menjalani terapi. Orang tua dengan anak yang menjalai terapi berdasarkan laporan lebih rentan mengalami krisis daripada orang tua lainnya. Karena peran penting orang tua dalam pengasuhan anak, kurangnya perhatian terhadap masalah biologis, psikologis, dan sosial dari orang tua yang merawat anak yang sakit dapat membahayakan fungsi keluarga dan kesehatan anak. Selain itu, kesehatan budaya telah dianggap sebagai “nilai, kepercayaan, dan praktik bersama yang unik yang mungkin terkait dengan proses dan interaksi perawatan kesehatan”. Kesehatan dan kinerja keluarga dapat ditingkatkan dengan mengenali masalah orang tua, mengurangi stres, dan meningkatkan fungsi orang tua dan manajemen krisis mental.

Di Indonesia, para ibu cenderung mementingkan budaya dan tradisi etnis mereka, yang dapat memengaruhi persepsi mereka tentang kesehatan dan penyakit anak. Beberapa penelitian telah meneliti ibu dari anak-anak dengan retinoblastoma. Oleh karena itu, penelitian kualitatif ini dilakukan untuk mengeksplorasi pengalaman hidup ibu-ibu Indonesia yang memiliki anak dengan retinoblastoma di seluruh lintasan kanker anaknya.

Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa ibu dari anak yang didiagnosis retinoblastoma mengembangkan berbagai mekanisme koping yang efektif untuk mengelola stres mereka dan mengakses dukungan sosial. Setelah penerimaan diagnosis, para ibu beralih ke perencanaan, membingkai ulang kesulitan mereka dengan cara yang lebih positif, dan mengubah cara mereka menghadapi tantangan yang terkait dengan penyakit dan pengobatan anak mereka. Dukungan sosial, keyakinan kesehatan tradisional, dan spiritualitas memainkan peran yang bervariasi dan penting dalam membantu ibu mengelola stres dan meningkatkan strategi koping mereka. Penting bagi para profesional onkologi pediatrik untuk berempati kepada ibu yang menderita dan menawarkan pendidikan pengasuhan, memfasilitasi pendampingan penanganan mereka, dan mengembangkan program intervensi yang dirancang untuk mendorong penyesuaian psikologis.

Penulis: Susilo Harianto, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Informasi detail dari artikel ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://doi.org/10.1016/j.pedn.2022.06.004

Dewi Maryam, S.Kep.,Ns.,M.Kep; Li-Min Wu,RN.,PhD; Yi-Ching Su, RN.,PhD; Min-Tao Su, RN., PhD; Susilo Harianto: The Journey of Embracing Life:Mathers Perspectives Of Living with They Children with Retinoblastoma

Alamat Link:

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S088259632200149X?pes=vorhttps://reader.elsevier.com/reader/sd/pii/S088259632200149X?token=9874AF1DD52EE3BA766F3F101F11BE0C8BF08942C36FE9B6273522EA1EDDF53C396D0EF5AA9DDC2A2984DB018CEF6772&originRegion=eu-west-1&originCreation=20221124065941

Infeksi Gigi Merupakan Salah Satu Penyebab Henoch-Schönlein Purpura

Henoch-Schönlein purpura (HSP) adalah bentuk paling umum dari vaskulitis pada anak-anak yang secara klinis ditandai dengan trias klasik purpura yang dapat diraba, gejala sendi, dan nyeri perut. Seorang anak perempuan berusia 6 tahun, salah satu dari saudara kembar, dirawat di Departemen Anak, Universitas Airlangga dengan demam, ruam pada kaki dan lengan dan nyeri perut ringan intermiten. Anak tersebut memiliki banyak ruam purpura pada tubuh bagian bawah. Dokter anak menduga ada korelasi antara HSP dan infeksi gigi. Infeksi gigi dan kerentanan genetik dapat menjadi faktor stimulan untuk reaksi autoimun yang menyebabkan vaskulitis HSP. Sebagian besar kasus HSP sembuh sendiri dan tidak memerlukan pengobatan selain pengobatan simtomatik, tetapi kekambuhan gejala terjadi pada sekitar 33% kasus. Kekambuhan sering terjadi antara 2 minggu sampai 18 bulan setelah resolusi awal gejala pada anak-anak dengan keterlibatan penyakit ginjal lebih mungkin mengalami kekambuhan. Dalam hal ini kami memutuskan untuk mencabut gigi yang terinfeksi sesegera mungkin untuk menghindari kekambuhan HSP. Komplikasi yang lebih serius seperti keterlibatan sistem saraf pusat, gagal ginjal, dan adanya sindrom nefrotik berhubungan dengan prognosis yang buruk.

Pada laporan kasus ini ditemukan korelasi antara HSP dan infeksi gigi. Tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk menggambarkan manajemen gigi pasien dengan HSP terkait dengan kerentanan genetik. Infeksi gigi mungkin merupakan faktor stimulan untuk reaksi autoimun yang menyebabkan vaskulitis HSP. Interaksi yang erat antara pasien, orang tua, dokter anak, dan dokter gigi anak akan menghasilkan keberhasilan perawatan yang baik. Diharapkan dengan adanya penelitian ini, kesadaran masyarakat untuk menanggulangi infeksi gigi semakin meningkat.

Penulis: Dr. Sindy Cornelia Nelwan, drg., Sp.KGA

Untuk membaca artikel kami secara lengkap dapat diakses di: https://actamedicaphilippina.upm.edu.ph/index.php/acta/article/view/2185/3940

Untuk mensitasi artikel kami dapat dilakukan dengan cara:

Nelwan SC, Puteri MM. Henoch-Schönlein Purpura (Childhood Immunoglobulin A Vasculitis) Caused by Dental Infection in One of Fraternal Twins: A Case Report. Acta Med Philipp 2021;56.

DENTAL-YOLO: Sistem Kecerdasan Buatan untuk Deteksi Tulang Alveolar dan Kanalis Mandibula untuk Perencanaan Perawatan Dental Implant

Implan gigi atau dental implant adalah akar gigi tiruan yang ditanam di tulang rahang untuk menggantikan gigi yang hilang. Perencanaan perawatan prabedah diperlukan untuk menentukan dimensi dan posisi implan yang ideal untuk memastikan keberhasilan jangka panjang dan mengurangi risiko yang terkait dengan operasi implan gigi. Cone beam computed tomography (CBCT) telah banyak digunakan dalam kedokteran gigi implan karena keunggulannya dalam memberikan informasi anatomi serta gambar tiga dimensi (3D) dari akar, tulang, saraf, dan struktur penting di tempat implantasi. Penempatan implan gigi di bagian posterior mandibula harus mempertimbangkan lokasi kanal mandibula (MC) sebagai struktur penting. MC diidentifikasi secara manual di setiap penampang gambar CBCT, diikuti dengan pengukuran tinggi dan lebar tulang secara manual oleh ahli radiologi menggunakan perangkat lunak pencitraan 3D. Lebar dan tinggi tulang alveolar (AB) sangat penting untuk menentukan dimensi implan. Mengidentifikasi MC dan mengukur tulang membutuhkan waktu dan pengukuran yang teliti. Selain itu, keakuratan pengukuran bergantung pada keahlian dan pengalaman ahli radiologi dalam menginterpretasikan radiografi CBCT.

Untuk membantu dokter, pengembangan sistem kecerdasan buatan melalui pendekatan deep learning (DL) dapat secara signifikan mengurangi waktu dan kesalahan yang dilakukan oleh ahli radiologi yang tidak berpengalaman dalam menginterpretasikan citra medis dalam praktik klinis sehari-hari. DL telah berkembang pesat dan telah mencapai akurasi yang jauh lebih tinggi daripada machine learning tradisional karena dapat mengekstrak fitur dimensi secara otomatis. YOLO, sistem deteksi canggih berbasis DL, adalah detektor CNN satu tahap yang dapat secara bersamaan membuat lokalisasi objek dan prediksi klasifikasi dengan akurasi dan kecepatan deteksi tinggi. Sehingga model YOLO sangat mungkin diaplikasikan untuk perencanaan perawatan implan gigi, dan dalam hal ini, untuk deteksi simultan AB dan MC.

Penelitian ini mengembangkan sistem deteksi otomatis dan simultan untuk AB dan MC berdasarkan gambar CBCT 2D yang dapat menyederhanakan dan mempercepat perencanaan implan gigi. Kami mengembangkan Dental-YOLO, versi efisien YOLOv4 yang khusus dikembangkan untuk mendeteksi AB dan MC, dengan peta fitur dua skala pada skala rendah dan tinggi. Atribut bounding box yang terdeteksi kemudian digunakan untuk mengukur tinggi dan lebar tulang yang tersedia di area implan. Sistem deteksi yang diusulkan dapat menghasilkan pengukuran kuantitas tulang, yang sangat penting dalam implan gigi.

Model jaringan Dental-YOLO dirancang khusus untuk mendeteksi AB dan MC dengan menjadikan model jaringan YOLOv4 lebih efisien dalam proses training dan deteksi. Performa Dental-YOLO dibandingkan dengan tiga algoritma lainnya, yaitu YOLOv4, YOLOv3, dan YOLOv3-tiny. Dental-YOLO mengungguli semua algoritma YOLO lainnya dengan nilai mean average precision (mAP) tertinggi sebesar 99,46 persen. Selain itu, Dental-YOLO delapan kali lebih cepat dari YOLOv4 dalam hal deteksi AB dan MC. Dalam hal daya komputasi, performa Dental-YOLO sebanding dengan YOLOv3-tiny yang memiliki efisiensi tertinggi, namun Dental-YOLO mengungguli YOLOv3-tiny secara signifikan di mAP dan Avg IoU. Dental-YOLO terbukti sebagai model dengan daya komputasi yang efisien tanpa mengorbankan akurasi deteksi.

Hasil pengukuran tulang alveolar oleh Dental-YOLO kemudian dibandingkan dengan pengukuran manual yang dilakukan ahli radiologi. Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pengukuran tinggi dan lebar tulang yang dihasilkan oleh Dental-YOLO dan para ahli. Ini menunjukkan bahwa pendekatan DL yang kami kembangkan dapat digunakan untuk deteksi AB dan MC, serta mengukur tulang yang tersedia di area implant, sehingga dapat digunakan untuk pengukuran tulang dalam perencanaan implan gigi. Selain itu, proses training Dental-YOLO menjadi jauh lebih efisien. Hal ini sangat membantu efisiensi pengembangan sistem Dental-YOLO dalam perencanaan perawatan implan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengukur tinggi dan lebar AB secara lebih tepat pada tulang alveolar yang lebih variatif. Deteksi puncak AB dapat diterapkan untuk mendapatkan tinggi tulang yang lebih presisi, terutama pada tulang dengan puncak AB yang menurun. Proses segmentasi AB juga dapat diterapkan untuk mendapatkan pengukuran tulang yang lebih presisi.

Penulis : Eha Renwi Astuti

Informasi detail dapat diakses pada tautan berikut :

https://ieeexplore.ieee.org/abstract/document/9896821/

Efek Beragam Pandemi COVID-19 terhadap Dokter Gigi dan Praktik Dokter Gigi

Merebaknya COVID-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2 telah mempengaruhi seluruh sektor kehidupan masyarakat, termasuk profesi kedokteran gigi karena profesi dokter gigi berisiko tinggi menularkan COVID-19. Menghadapi COVID-19 sebagai penyakit yang tiba-tiba muncul dan meluas menimbulkan kegalauan di kalangan profesi kedokteran gigi dan juga pasien dokter gigi. Beberapa hal telah dilakukan, yaitu: dokter gigi untuk sementara waktu menghentikan kegiatan praktik, kecuali untuk kasus gawat darurat (perdarahan pada gigi, gusi bengkak, dan nyeri yang begitu hebat dan sudah terlalu lama, kecelakaan hingga gigi patah), pembatasan jumlah pasien perawatan gigi, dan penggunaan alat pelindung diri (APD) yang lengkap karena tindakan kedokteran gigi banyak menghasilkan aerosol sehingga dapat mempercepat penyebaran COVID-19.

Kriteria kunjungan yang dapat ditunda dalam pemeriksaan gigi yaitu apabila pasien sakit gigi yang disertai demam harus diredakan dahulu demam, gigi goyang, dan perawatan kecantikan gigi. Solusi alternatif penundaan prosedur pemeriksaan gigi dalam masa pandemi seperti saat ini yaitu minum obat anti nyeri, pembersihan gigi harus baik dan teratur, menjaga makanan, kumur-kumur dengan menggunakan air hangat/air garam. Selain memperhatikan keadaan pasien, juga terdapat kriteria dokter gigi dalam memeriksa gigi pasien yaitu: kondisi dokter harus sehat dan fit, butuh proteksi lengkap seperti menggunakan APD lengkap untuk merawat pasien agar tidak ada resiko tertular.

Awalnya banyak pihak menganggap COVID-19 tidak berkaitan dengan kesehatan gigi dan mental-psikologi dokter gigi, namun praktik dokter gigi berisiko tinggi bagi penularan Covid-19. Kesehatan gigi merupakan salah satu bagian dari kesehatan secara holistik. Kelainan pada gigi dan mulut dapat menimbulkan penyakit pada bagian tubuh lainnya, serta sebaliknya dengan menjaga kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu upaya untuk menjaga kesehatan seluruh tubuh serta mencegah penyakit di bagian tubuh lainnya.

Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Shinde 202. Hasil penelitian dengan membagikan survei ke 1129 dokter gigi, namun yang mengembalikan survei hanya 513 dokter gigi sehingga didapatkan laju respon sebesar 45.44%. Hal tersebut berbeda dengan penggunaan APD yang meningkat drastis sebesar 95.7%. Dari hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa COVID-19 berefek hebat terhadap semua kalangan, termasuk dokter gigi yang juga dipengaruhi baik secara emosi dan professional. Dokter gigi sebagai tenaga kesehatan dihimbau untuk mengikuti segala macam aturan-aturan yang mendadak berubah secara cepat dan teratur.

Penulis: Dr. Dian Agustin Wahjuningrum, drg., Sp.KG(K)

Informasi lebih detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: https:// https:// https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9355021/pdf/prbm-15-1955.pdf   

Omkar Shinde, Aditi Jhaveri, Ajinkya M Pawar, Mohmed Isaqali Karobari, Kulvinder Singh Banga, Suraj Arora, Anuj Bhardwaj, Anastasia Gabriella Djuanda, Dian Agustin Wahjuningrum. [2022] The Multifaceted Influence of COVID-19 on Indian Dentists: A Cross-Sectional Survey. Psychology Research and Behaviour Management; 15:1955-1969.

Jalan Karier Maria Kristi, Alumnus FH yang Kini Jadi Dirjen Perhubungan Udara RI 

UNAIR NEWS Fakultas Hukum (FH) Universitas Airlangga (UNAIR) hingga saat ini telah mencetak banyak alumnus berprestasi. Salah seorang di antaranya adalah alumnus FH UNAIR angkatan 1984, yakni Maria Kristi Endah Murni SH MH. Ia kini menjabat sebagai Direktorat Jenderal (Dirjen) Perhubungan Udara Udara di Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub RI). 

Perjalanan Karier

Melalui wawancara dengan UNAIR NEWS pada Rabu (21/12/2022), Kristi menceritakan perjalanan kariernya hingga menjadi Dirjen Perhubungan Udara. Ia memulai karir pada 1994, saat masih menjadi pegawai di Direktur Angkutan Udara. 

“Saat itu pekerjaan saya adalah memproses izin terbang, khususnya untuk penerbangan luar negeri. Kemudian, saya dipromosikan sebagai Kepala Seksi Penerbangan Luar Negeri Direktur Angkutan Udara setelah 15 tahun bekerja,” tutur Kristi. 

Namun, sambungnya, tak lama kemudian Kristi mengemban amanah menjadi Kepala Seksi Kerja Sama Bilateral dan Perusahaan Angkutan Udara. Tanggung jawab pekerjaannya pada saat itu, yaitu menangani urusan kerja sama hubungan udara, baik untuk inisiasi maupun review perjanjian bilateral Indonesia dengan negara mitra lainnya. 

“Tahun 2014 baru saya dipromosikan menjadi Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Kerja Sama Angkutan Udara, Direktur Angkutan Udara. Tanggung jawab pekerjaan juga semakin banyak karena harus mengurus kerja sama multilateral dan regional di lingkup ASEAN,” jelasnya. 

Selama menjabat sebagai Kasubdit Angkutan Udara, Kristi mulai berperan sebagai negosiator mendampingi Direktur Angkutan Udara. Dalam beberapa forum, instansinya memberikan kepercayaan kepada Kristi untuk menjadi ketua delegasi dalam perundingan hubungan udara.  

Setelah tiga tahun menjabat sebagai Kasubdit pada 2017, Kristi akhirnya dipromosikan sebagai Direktur Angkutan Udara. Tugasnya adalah menangani kebijakan tarif, angkutan perintis, dan konektivitas angkutan udara, baik dalam negeri maupun luar negeri. 

“Tahun 2022 kemudian saya menjadi staf ahli Menteri Perhubungan bidang Keselamatan dan Konektivitas, lalu pada 14 Desember 2022 diberikan amanah menjadi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara,” ujarnya. 

Tertarik pada Hukum Internasional

Kristi mengatakan ketertarikannya pada bidang hukum internasional-lah yang membawanya hingga dapat berkarier menjadi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Dinamika hukum internasional yang ia pelajari, ucapnya, membuatnya ingin mendalami lebih jauh tentang hubungan antarnegara. 

“Hukum internasional merupakan sebuah konsep yang mengatur hubungan antarnegara, organisasi internasional, individu, dan aktor lain dalam politik dunia. Sehingga sesuai dengan tugas dan fungsi di Direktur Angkutan Udara yang harus melakukan diplomasi ke negara-negara lain yang nantinya menjadi destinasi dari penerbangan internasional dari Indonesia serta pembukaan jalur penerbangan internasional yang baru,” terangnya. 

Dalam hukum internasional, ungkap Kristi, setiap negara memiliki kepentingan dan melalui hukum internasional menjadikan kepentingan tersebut sebagai kepentingan bersama. Hal itulah yang ia pelajari selama berkuliah yang membantunya mampu mencapai sampai ke titik ini. 

“Sejak menjadi Kasubdit Kerja Sama Angkutan Udara, saya sering membantu Direktur Angkutan Udara untuk bernegosiasi dengan negara mitra terkait hak angkut yang sangat berhubungan dengan hukum internasional,” tukasnya. (*) 

Penulis: Dewi Yugi Arti 

Editor: Feri Fenoria 

Tes Alergi Tungau Debu Rumah pada Dermatitis Atopi

Dermatitis atopi adalah peradangan kulit kronis berupa eksim berulang dan gatal. Penyakit ini dapat diperburuk oleh banyak faktor pencetus antara lain alergen, stress emosional, infeksi, dan cuaca. Suhu luar ruangan yang rendah, polusi atau asap rokok, dan makanan cepat saji juga diketahui menjadi faktor yang meningkatkan risiko dermatitis atopi. Tungau adalah salah satu alergen paling umum yang dapat ditemukan di seluruh dunia. Tungau dapat menyebabkan perburukan pada beberapa penyakit termasuk dermatitis atopi, asma, dan rhinitis alergi. Spesies tungau yang sering ditemukan di Indonesia adalah Dermatophagoides farinae yang biasa ditemukan di sofa dan Dermatophagoides pteronyssinus yang biasa ditemukan di debu dan barang-barang seperti tempat tidur atau boneka. Menghindari paparan tungau debu rumah sangat direkomendasikan sebagai pencegahan dan pengobatan pasien dengan dermatitis atopi.

Terdapat dua metode yang dapat digunakan untuk mengetahui alergen penyebab pada dermatitis atopi, yaitu uji cukit kulit (skin prick test/SPT) dan IgE spesifik (sIgE). Di banyak negara, SPT dianggap sebagai baku emas dalam mendiagnosis alergi. Walaupun begitu, kedua metode tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Pemeriksaan dengan SPT dianggap lebih murah, cepat, dan sensitif, sedangkan sIgE lebih spesifik dan cenderung lebih mahal dan hasilnya tidak bisa langsung diamati. Pemeriksaan SPT juga tidak dapat dilakukan pada penderita penyakit kulit yang sedang kambuh, ibu hamil, bayi, balita, dan pasien yang sedang menjalani pengobatan tertentu seperti obat antihistamin dan beta blocker. Pemeriksaan sIgE menjadi pilihan utama jika didapatkan kondisi seperti yang disebutkan di atas.

Biaya yang digunakan untuk mengimpor ekstrak alergen pada pemeriksaan SPT cukup mahal. Selain itu, tidak semua jenis ekstrak alergen tersedia di Indonesia. Oleh karena itu, ekstrak alergen yang diproduksi dalam negeri mulai dikembangkan. RSUD Dr.Soetomo dan Universitas Airlangga Surabaya telah memproduksi ekstrak alergen lokal yang dapat digunakan untuk pemeriksaan SPT, salah satunya adalah alergen tungau debu rumah. Dalam sebuah studi pemeriksaan alergi tungau debu rumah pada pasien dermatitis atopi, didapatkan bahwa 57.77% pasien mendapatkan hasil positif dengan SPT lokal. Didapatkan pula korelasi antara hasil pemeriksaan sIgE dengan diameter kemerahan kulit pada pemeriksaan SPT lokal. Pada pemeriksaan sIgE, diketahui bahwa spesies tungau debu rumah yang paling banyak didapatkan hasil positif adalah spesies Tyrophagus putrescentiae. Spesies ini adalah salah satu tungau debu rumah yang biasa ditemukan di wilayah beriklim tropis dan subtropis. Tungau ini merupakan hama pada produk-produk dalam gudang penyimpanan, terutama bahan makanan yang tinggi protein dan lemak.

Relevansi klinis dari hasil pemeriksaan alergi pada pasien dermatitis atopi harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Hasil SPT yang positif tidak selalu menunjukkan alergi, namun hanya suatu respon sensitisasi dari tubuh. Para klinisi harus mempertimbangkan hasil pemeriksaan SPT bersama dengan riwayat alergi pasien, hasil pemeriksaan fisik, dan tes alergi lainnya jika diindikasikan untuk menegakkan diagnosis alergi. Pada sebuah penelitian didapatkan sebanyak 68.89% pasien memiliki kesesuaian antara riwayat alergi tungau debu rumah dengan hasil pemeriksaan SPT dan sIgE. Hal ini menunjukkan pentingnya pencatatan riwayat penyakit pasien dalam penegakan diagnosis.

Penggunaan ekstrak alergen yang diproduksi secara lokal untuk pemeriksaan SPT memiliki korelasi yang baik terhadap pemeriksaan alergi lainnya, sehingga dapat direkomendasikan dalam membantu penegakan diagnosis alergi pada pasien dermatitis atopi. Dengan mengetahui secara pasti alergen yang dapat mencetuskan dermatitis atopi, hal ini dapat membantu pasien untuk menghindari alergen tersebut dalam kehidupan sehari-harinya sehingga dapat mencegah kekambuhan atau perburukan dari dermatitis atopi yang dideritanya.

Penulis  : Prof.Dr.Cita Rosita Sigit Prakoeswa,dr.,Sp.KK(K)

Informasi lengkap dari artikel ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://cmuj.cmu.ac.th/cmu_journal/journal_de.php?id=943

Correlation between Skin Prick Test and Specific IgE of Local Mites Allergen in Atopic Dermatitis Patients: an Indonesian Study

Sylvia Anggraeni, Menul Ayu Umborowati, Damayanti, Anang Endaryanto, and Cita Rosita Sigit Prakoeswa

Pembuatan Sistem Skor Prediktor Mortalitas Pascaoperasi Kanker Kolorektal di RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Besarnya risiko suatu tindakan penting diketahui sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan tindakan operasi bagi dokter dan pihak pasien, dan sebagai data dasar pemberian informed consent. Telah ada beberapa sistem skor prediktor mortalitas yang khusus untuk tindakan kolorektal seperti AFC, CR-POSSUM, IRCS, dan ACS-NSQIP SRC. Namun validasi eksternal yang dilakukan seringkali gagal mencapai akurasi prediksi yang optimal yang konsisten1–7.  Hal ini dapat disebabkan karena sampel yang terlalu kecil, perbedaan demografi, dan perbedaan rumah sakit atau standar pelayanan kesehatan8. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun suatu sistem skor baru untuk memprediksi mortalitas pascaoperasi pasien kanker kolorektal (KKR) dan membandingkan dengan akurasi prediksi dari sistem skor yang sudah ada.  

Data pasien KKR yang menjalani operasi di RSUD Dr. Soetomo dikumpulkan secara retrospektif cohort mulai 1 Januari 2011 hingga 31 Desember 2020, didapatkan 1079 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Dilakukan analisa regresi multivariat untuk mendapatkan faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap mortalitas 30-hari pascaoperasi, untuk membuat suatu sistem skor prediktor. Dilakukan juga analisa akurasi prediksi dari sistem skor lain (AFC, CR-POSSUM, IRCS, dan ACS-NSQIP SRC) menggunakan kurva ROC.

Didapatkan angka mortalitas pascaoperasi KKR sebesar 12.9% (139 dari 1079 pasien) (operasi elektif 6.5%, operasi darurat 22.6%), dengan faktor risiko sebagai prediktor terkuat adalah kadar albumin < 3.4 g/dL (OR 6.93, 95%CI 4.37—10.99, p < 0.001), frekuensi denyut nadi > 120 kali/menit (OR 5.49, 95%CI 2.11—14.29, p < 0.001), status fungsional dependen total (OR 4.43, 95%CI 2.06—9.49, p < 0.001) atau parsial (OR 2.34, 95%CI 1.28—4.28, p < 0.001), adanya asites (OR 3.58, 95%CI 1.84—6.94, p = 0.001), jenis tindakan operasi mayor (OR 2.48, 95%CI 1.38—4.44, p = 0.009), riwayat dyspnea (OR 2.40, 95%CI 1.19—4.84, p 0.014), dan kadar Hb < 10 g/dL (OR 1.85, 95%CI 1.12—3.04, p = 0.016). Faktor-faktor risiko tersebut dipakai dalam pembuatan sistem skor yang baru. Akurasi prediksi sistem skor Surabaya pada validasi internal ini sebesar 0.831 (95%CI 0.790—0.871). Dengan hasil validasi eksternal sistem skor AFC memiliki akurasi prediksi 0.630 (95%CI 0.498—0.762), skor CR-POSSUM 0.698 (95%CI 0.563—0.833), skor IRCS 0.564 (95%CI 0.426—0.702), dan skor ACS-NSQIP SRC 0.674 (95%CI 0.541—0.806).

Sistem skor Surabaya merupakan sistem skor menggunakan 7 variabel yang dapat digunakan dengan mudah dan akurat dalam menentukan mortalitas pascaoperasi. Diperlukan validasi eksternal terhadap sistem skor prediktor ini menggunakan pendekatan penelitian prospektif multisenter berskala besar.

Penulis: Tomy Lesmana, dr., Sp.B.

Link Jurnal: https://www.balimedicaljournal.org/index.php/bmj/article/view/2988

Bersama Handyman, DPKKA UNAIR Ajak Awali Karir di Dunia Start-Up

UNAIR NEWS – Tidak dapat dipungkiri bahwa perusahaan start-up sedang menjadi incaran bagi fresh graduate untuk berkarir. Namun beberapa waktu terakhir, marak terjadi krisis lay-off di berbagai perusahaan start-up di Indonesia. Sehubungan dengan itu, Direktorat Pengembangan Karir, Inkubasi Kewirausahaan dan Alumni (DPKKA) Universitas Airlangga menggelar webinar bertajuk Empowering You Trough Startup.

Webinar yang diadakan pada Selasa (20/12/22) tersebut turut mengundang PT Handyman Smart Teknologi Ibnu F. Wibowo dan Grace Amortia Erliana P. sebagai pembicara. Handyman, start-up asal Surabaya, yang didirikan sejak tahun 2019 hadir untuk membantu mengontrol perangkat elektronik. Meski masih terhitung baru, mereka telah berhasil mendapatkan pendananann pre-series A.

“Generasi milineal punya sifat agile dan suka mencoba hal baru, seperti tertarik terjun di dunia start-up seperti ini. Harapanya partisipan aktif bertanya dan dapat mengikuti rangkaian acara dengan baik,” tutur Lina Nugraha Rani SE MSEI selaku Kepala Seksi Pengembangan Karir DPKKA UNAIR.

Ibnu pada awal penyampian menyebutkan, kultur kerja non start-up bersifat kaku dan formal, sedangkan di start-up cenderung fleksibel dan mengutamakan kreativitas dan inovasi. Dalam dunia kerja start-up tidak ada senioritas jabatan, semua diberikan kebebasan berpendapat dan mengutarakan idenya.

Sementara Grace, mengatakan bahwa perusahaan start-up mengedepankan kreativitas, buah kreativitas adalah inovasi. Kemudian, katanya, komunikasi menjadi tumpuan kerjanya. Pola kerjanya efektif dan tercipta budaya yang casual. Di Handyman juga dituntut untuk melek hal teknologi.

Persoalan lay off para pekerja start-up ini terjadi bukan karena kesalahan karyawan, melainkan terjadinya ketidakpastian ekonomi, faktor invansi Rusia, dan dampak pandemi. Lay off yaitu pemberhentian sementara atau permanen demi melaksankaan efesiensi kerja dan untuk mencapai target kerja.

Grace yang juga alumni Fakultas Psikologi UNAIR menyebutkan, dalam ilmu psikologi juga ada istilah lay off anxiety yaitu teori kebutuhan manusia yang mana jika sandang pangan dan papan terusik, hal yang ditangkap oleh otak akan terasa merancam dirinya. Gelombang lay off seperti petir di siang bolong. Maka, plan saat bekerja juga harus dipersiapkan.

“Namun jangan menjadi ketakutan yang berlebihann, karena sayang sekali jika pengembangan diri dikalahkan rasa takut dan cemas,” ucap Grace.

Handyman saat ini membuka kesempatan yang menarik untuk gabung di perusahaan mereka. Penempatan kerja berada di Surabaya dan Tanggerang. Perusahaan start-up ini memiliki jenjang karir yang bagus dan banyak hal yang dipelajari dan dieksplor.

“Saya sudah bekerja 10 tahun di non start-up dan start-up. Menurut saya, mengawali karir di dunia start-up adalah keputusan yang tepat, dimulai pada hal yang fleksibel agar mudah mengembangkan diri,” pungkas Ibnu. (*)

Penulis: Mutiara Rachmi Karenina

Editor: Binti Q. Masruroh

Trombus Atrium Kiri Berbentuk Seperti Bola “Ping-Pong” yang Menyerupai Suatu Myxoma

Penyakit katup jantung memiliki angka kejadian yang relatif tinggi, terutama di negara berkembang. Kejadian penyakit jantung katup akan menurun seiring dengan berkembangnya sosial-ekonomi dan perubahan komposisi penduduk. Katup jantung yang paling banyak terkena adalah katup mitral dan aorta. Trombus pada atrium kiri sering terjadi pada pasien dengan mitral berat stenosis. Pada ekokardiografi, sering ditemukan juga dilatasi atrium kiri. Prevalensi trombus pada atrium kiri adalah sekitar 17% pada pasien dengan berat MS dan akan meningkat sekitar dua kali lipat pada pasien dengan fibrilasi atrium. Lokasi trombus yang paling umum adalah di atrium kiri.

Laporan kasus ini menunjukkan bahwa trombus bisa bergerak bebas di atrium kiri dan sering merupakan akibat dari stenosismitral yang parah, dengan gambaran elektrokardiogram fibrilasi atrium. Persiapan sebelum operasi yang optimal sebelum evakuasi penggantian trombus dan katup, jika diperlukan, akan memberikan hasil yang baikdan mengurangi trombo embolisistemik.

Manajemen stenosismitral harus mempertimbangkan waktu yang tepat berdasarkan karakteristik klinis dan anatomi katup. Secara umum, indikasi untuk intervensi terbatas pada pasien dengan signifikansi klinis stenosis mitral sedang sampai berat (MVA planimetri <1.5cm2). Intervensi dengan komisurotomi mitral perkutan dapat dilakukan dipertimbangkan. Namun dikontraindikasikan bila ada trombus di atrium kiri, derajat regurgitasi mitral lebih dari ringan, ada gangguan katup aorta dan trikuspid yang membutuhkan pembedahan, atau bila ada indikasi penyakit jantung koroner yang membutuhkan operasi cangkok bypass arteri koroner.

Algoritma manajemen stenosis mitraldijelaskan dalam ESC 2017 tentang penyakit katup jantung. Dalam laporan kasus ini, pasien memiliki MVA planimetri sebesar 0,7 cm2. Pasien juga memiliki gejala gagal jantung seperti sesak napas, kaki bengkak, dan jantung berdebar. Namun, pasien dikontraindikasikan untuk dilakukan komisurotomi mitral perkutan karena adanya trombus di atrium kiri. Oleh karena itu, pilihan terapi stenosis mitral pada pasien ini adalah operasi penggantian katup. Meskipun kami sering menemukan trombus di atrium kiri pada pasien stenosis mitraldengan fibrilasi atrium,trombus yang bergerak bebas di atrium kiri jarang terjadi. Penatalaksanaan definitif harus segera diambil untuk menghindari penutupan aliran mitral yang mengakibatkan penurunan curah jantung secara tiba-tiba.

Ekokardiografi pada pasien ini seperti bola ping-pong yang bergerak bebas. Trombus berbentuk bulat dengan dinding kokoh sehingga menyerupai formasi mirip myxoma. Trombus atrium kiri biasanya berbentuk kecil, bulat dan dikelilingi lapisan endotel. Hal ini jarang menyebabkan trombo embolisistemik. Berbeda dengan myxoma sebagai salah satu diagnosis diferensial trombus. Pemeriksaan histopatologi merupakan baku emas untuk membedakan trombus dan myxoma untuk menegakkan diagnosa. Pada myxoma, kita dapat menemukan sel neoplastik myxoid stroma dengan sel bulat, bintang atau poligonal yang tersebar dengan inti padat tidak beraturan. Sebaliknya, trombus ditemukan eritrosit, leukosit, dan fibrin. Pasien ini dilakukan evakuasi trombus dan penggantian katup mitral. Pada histopatologi ditemukan pembentukan fibrin yang luas dan perdarahan yang luas dengan mononuklearsel inflamasi dan makrofag.

Persiapan untuk operasi penyakit jantung katup sangat diperlukan. Saat pasien menjalani operasi jantung, evaluasi komprehensif kondisi pasiendan komorbiditas sangatlah penting. Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum operasi adalah riwayat pasien, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lengkap, baik jantung maupun ekstra kardiak. Penilaian pra operasi sangat penting, salah satunya adalah untuk memastikan pasien dalam kondisi optimal selama operasi sehingga diharapkan hasil bedah akan baik dengan komplikasi minimal.

Beberapa sistem penilaian telah dikembangkan untuk membantu menentukan stratifikasi risiko operasi jantung perioperatif, termasuk Europe System for Cardiac Operative Risk Evaluation (EuroSCORE) dan skor yang ditetapkan oleh Society of Thoracic Surgery Risk (skor STS). Adadua jenis EuroSCORE yaitu EuroSCORE I dan EuroSCORE II, dengan klasifikasi kelompok risiko dibagi menjadi tiga kelompok risiko, risiko rendah(0–2%), risiko sedang (3–5%), dan risiko tinggi (>6%). STS adalah yang terbaik memprediksi pasien yang menjalani penggantian katup aorta (AVR) atau cangkok bypass arteri koroner (CABG) dengan penggantian katup secara bersamaan. Sebaliknya, EuroSCORE II lebih baik dalam memprediksi pasien yang menjalani CABG saja atau operasi katup mitral saja.

Sebagai kesimpulan, trombus atrium kiri sering terlihat pada pasien dengan mitral stenosis yang parah. Ekokardiografi masih merupakan alat yang andal dalam mendiagnosis trombus atrium kiri, tetapi pemeriksaan histopatologis adalah standar emas untuk mendiagnosis. Persiapan pra operasi yang optimal dengan melibatkan penilaian stratifikasi risiko pra operasi merupakan hal yang penting. Evakuasi trombus segera dan penggantian katup akan memberikan hasil yang baik dan mengurangi terjadinya suatu trombo embolisistemik.

Penulis: Dr. dr. Budi BaktijasaDharmadjati, Sp.JP(K)

Informasi lebih detail mengenai artikel ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://doi.org/10.1016/j.amsu.2022.104328

Hargiyanto ED, Dewi IP, Dharmadjati BB. A “Ping-Pong” leftatrialthrombusmimickingleftatrialmyxoma: A casereport. Ann MedSurg (Lond). 2022 Aug 6;80:104328. doi: 10.1016/j.amsu.2022.104328. PMID: 36045842; PMCID: PMC9422395.

Teori Fuzzy-Trace dan Keputusan Berisiko dalam Setting Ekonomi Digital

Dalam tiga tahun terakhir terjadi peningkatan yang signifikan jumlah pembelanja online di Indonesia. Di sisi lain, beberapa keluhan tentang penundaan online, membuat konsumen berhati-hati atau bahkan kemudian trauma atas privasi dan keamanan dan penggunaan informasi pribadi mereka. Ini menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Membuat “trust building model” demi kepercayaan pelanggan melalui kebijakan keamanan terstruktur (assurance structure) akan mengatasi keraguan atau kondisi ketidakpastian atas reputasi vendor serta kualitas situs belanja online. Consumer-specific dalam belanja online yaitu keamanan transaksi, informasi privasi, legitimasi vendor, kualitas produk/layanan, kecukupan dokumentasi, harga wajar, dan ketersediaan layanan pelanggan telah dibahas dalam beberapa penelitian. Vendor online harus mengatasi masalah ini untuk meningkatkan arus pangsa pasar mereka dengan ledakan pertumbuhan ekonomi digital saat ini.

Dalam konteks belanja online, pengambil keputusan sering terlihat dalam keadaan tidak pasti, pengambil keputusan menghadapi masalah domain dan frame yang dijelaskan dalam teori keputusan perilaku, yang mengungkapkan bahwa konsumen dapat menjadi tidak rasional dalam pengambilan keputusan. Teori prospek membahas bagaimana pengambil keputusan merumuskan domain dan membingkai masalah. Pada penelitian selanjutnya teori fuzzy-trace memiliki kemampuan prediksi yang lebih kuat dalam menjelaskan framing effect yang menjadi dasar teori dalam penelitian ini, menggunakan metode eksperimen untuk menjelaskan perbedaan perilaku konsumen pada kondisi ketidakpastian dengan pengambilan keputusan pada domain dan frame. masalah dalam konteks ekonomi digital.

Selain menguji kemampuan teori fuzzy-trace untuk menjelaskan pengaruh framing, penelitian ini juga menguji apakah struktur penjaminan pada situs web/aplikasi dapat mengurangi risiko yang terkait dengan pengaruh framing pada pengambilan keputusan dalam pengaturan ekonomi digital; dan dapat menguji lebih jauh bagaimana framing dan struktur penjaminan mempengaruhi pengambilan keputusan dalam tatanan ekonomi digital di Indonesia.

Dalam konteks pengambilan keputusan belanja online dipandang sebagai sering dalam keadaan tidak pasti. Pengambil keputusan kemudian membingkai masalah yang dijelaskan dalam teori keputusan perilaku yang mengungkapkan bahwa konsumen dapat menjadi tidak rasional dalam mengambil keputusan. Teori prospek membahas bagaimana pengambil keputusan merumuskan masalah domain dan bingkai. Teori ini telah diuji dalam berbagai konteks dan temuannya kuat mendukung efek pembingkaian. Dalam penelitian selanjutnya teori fuzzy-trace memiliki lebih banyak kemampuan prediksi yang kuat dalam menjelaskan efek pembingkaian. Teori Fuzzy-Trace menjadi dasar teori dalam hal ini studi, menggunakan metode eksperimen untuk menjelaskan perbedaan perilaku konsumen dalam kondisi ketidakpastian dengan pengambilan keputusan dalam domain dan membingkai masalah dalam konteks ekonomi digital.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji kemampuan teori fuzzy-trace dalam menjelaskan pengaruh framing, serta menyediakan bukti empiris tentang pengaruh framing dan struktur jaminan dalam pengambilan keputusan konsumen online dengan ekonomi digital di Indonesia. Sebanyak 226 siswa berpartisipasi dalam percobaan, menggunakan desain between subjects dengan faktorial 2x2x2. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen pada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makasar. Hasil penelitian ini membuktikan keakuratan prediksi fuzzy-trace teori dalam menjelaskan framing, dan juga membuktikan bahwa struktur jaminan memberikan keyakinan untuk mengatasi keraguan dan keengganan konsumen online di Indonesia untuk melakukan transaksi online. Implikasi dari penelitian ini akan sangat menguntungkan bagi produsen yang akan mempertimbangkan pasar konsumen di Indonesia sebagai salah satu negara dengan populasi potensial dengan pertumbuhan transaksi online yang terus meningkat.
Studi ini membuktikan akurasi prediksi fuzzy-trace teori dalam menjelaskan framing. Ketika informasi keputusan tidak bisa disederhanakan, pengambil keputusan cenderung memproses informasi pada tingkat kuantitatif, dan karena informasi itu tidak bisa disederhanakan membuat hilangnya pengaruh framing. Tidak adanya perbedaan yang signifikan dalam pengujian tambahan ketika informasi disajikan dalam gain-domain/negative-frame dan loss-domain/positive-frame menunjukkan hilangnya pengaruh framing, membuktikan akurasi prediksi teori fuzzy-trace lebih baik dibandingkan dengan teori lain yang menjelaskan pengaruh framing. Adanya struktur penjaminan juga terbukti memberi kepercayaan kepada konsumen online untuk mengatasi keraguan dan keengganan konsumen online ketika mencoba untuk bertransaksi dengan vendor online yang tidak dikenal.

Terdapat perbedaan hasil pada pengujian teori fuzzy-trace dan struktur jaminan ketika informasi disajikan pada lossdomain/positive-frame, yang menunjukkan bahwa adanya struktur jaminan yang secara signifikan mempengaruhi pilihan konsumen online, tetapi ini dijelaskan dalam pengujian tambahan menggunakan ANCOVA yaitu pada saat pengaruh framing hilang, maka tingkat kepercayaan atau pemilihan risiko menjadi penting dalam penelitian ini. Faktor dominan dalam pengambilan keputusan salah satunya adalah rata-rata usia peserta masih muda, sehingga tingkat seleksi risiko mereka lebih besar dari rata-rata kelompok usia lainnya.

Penulis:  Prof. Dr. Bambang Tjahjadi

Journal terindeks scopus : Quality – Access to Success

https://doi.org/10.47750/QAS/23.190.06

Hipopigmentasi dan Atrofi Lemak Subkutan Terkait dengan Injeksi Kortikosteroid

Tenosynovitis de Quervain adalah cedera pergelangan tangan akibat penggunaan berlebihan yang paling umum akibat mikrotrauma berulang. Prevalensi tenosinovitis de Quervain dilaporkan pada wanita sebesar 1,3%, sedangkan pada pria sebesar 0,5%. Penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid oral (OAINS), imobilisasi, diatermi, splinting, dan injeksi kortikosteroid merupakan penanganan konservatif. Injeksi kortikosteroid lebih dipilih dibandingkan oleh perawatan non-bedah lainnya. Injeksi ini memiliki tingkat keberhasilan pengobatan tertinggi dibandingkan dengan pemberian OAINS oral, splinting, maupun terapi kombinasi. Berbagai formulasi kortikosteroid memiliki tingkat keberhasilan sebesar 62%-93%.

Nyeri merupakan gejala umum dari tenosynovitis de Quervain. Tujuan manajemen nyeri pada tenosynovitis de Quervain adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan menghilangkan rasa nyeri dan membantu mereka untuk mendapatkan fungsi yang tepat. Injeksi kortikosteroid sering diberikan untuk mengobati rasa nyeri yang terkait dengan gangguan rematik dan muskuloskeletal. Terlepas dari penggunaan umum dalam praktiknya, pemberian injeksi kortikosteroid memiliki efek samping bagi penggunanya seperti hipopigmentasi dan atrofi lemak subkutan.

Dilaporkan seorang wanita Asia berusia 31 tahun datang dengan nyeri di pergelangan tangan kanannya selama 2 minggu. Rasa nyeri merambat ke lengan bawahnya dan secara substansial diperparah oleh gerakan. Pasien memiliki skor NRS sekitar 5–7. Pasien tidak memiliki riwayat trauma sebelumnya. Pada pemeriksaan, didapatkan pembengkakan dan nyeri tekan pada aspek lateral tangan kanannya. Tes Finkelstein positif sehingga dibuat diagnosis klinis tenosynovitis de Quervain. Awalnya, pasien dirawat secara konservatif dengan OAINS, namun setelah 10 hari perawatan ini tidak didapatkan perbaikan yang signifikan. Oleh karena itu, pasien tersebut diinjeksi kortikosteroid lokal.

Pasien diinjeksi campuran 1 mL triamcinolone acetonide 10 mg/mL dan 1 mL lidokain hidroklorida 1% melalui suntikan ke selubung peritendinous dari kompartemen dorsal pertama. Pasien juga menggunakan thumb spica orthosis. Skor NRS dua minggu pasca suntikan yaitu 3-4 dan nyeri hilang sepenuhnya setelah 3 minggu. Sebulan setelah injeksi, pasien mengalami hipopigmentasi pada kulitnya. Lesi tersebut berukuran 1 × 1,6 cm. Tidak ditemukan gangguan motorik maupun sensorik pada pemeriksaan lanjutannya. Satu setengah tahun kemudian, hipopigmentasi kulit dan atrofi lemak subkutannya sembuh sempurna tanpa pengobatan khusus.

Injeksi kortikosteroid merupakan modalitas pengobatan pilihan dalam mengurangi gejala tenosinovitis de Quervain. Injeksi tersebut semakin banyak digunakan untuk gangguan muskuloskeletal dan rematik lainnya. Efek samping dari injeksi kortikosteroid belum banyak mendapat perhatian. Efek samping utama dapat berupa atrofi lemak subkutan yang parah dan hipopigmentasi kulit, sedangkan efek samping ringan dapat berupa ruam kulit.

Atrofi lemak subkutan dan hipopigmentasi kulit terkait dengan injeksi triamsinolon telah dilaporkan mempengaruhi beberapa tempat injeksi, tergantung pada lokasi injeksi. Patofisiologi atrofi lemak subkutan dan hipopigmentasi kulit terkait dengan injeksi kortikosteroid belum dijelaskan dengan jelas. Hal ini dimungkinkan karena penghambatan produksi prostaglandin atau sitokin dalam sel epidermis dan penekanan produk metabolisme sekretori dari melanosit.

Ada beberapa tindakan pencegahan yang dapat meminimalkan risiko atrofi lemak subkutan dan hipopigmentasi kulit. Jarum harus diganti setelah persiapan kortikosteroid, dan anestesi lokal selanjutnya digunakan untuk mengencerkannya. Selain itu, menerapkan tekanan menggunakan pembalut steril di tempat suntikan saat jarum dicabut dapat menghindari kebocoran sediaan kortikosteroid ke dalam jaringan subkutan. Kortikosteroid yang disuntikkan secara dangkal juga dapat menyebabkan kebocoran di sepanjang jalur jarum dan kemudian membahayakan tempat suntikan.

Pemberian informasi ini penting bagi pasien tentang efek samping sebelum melakukan prosedur, terutama dalam kasus pasien berkulit gelap. Meskipun kondisi ini dapat sembuh secara spontan tanpa pengobatan khusus, namun tidak boleh diabaikan. Beberapa pasien mungkin menganggapnya gangguan dan mungkin kehilangan kepercayaan diri karena efeknya. Pada akhirnya, dokter harus segera mengenalinya sebagai efek samping yang terkait dengan injeksi kortikosteroid.

Penulis: Hanik Badriyah Hidayati, Fata Prihatsari, Damayanti, dan Trianggoro Budisulistyo.

Link Lengkap: https://doi.org/10.35975/apic.v25i6.1708

Manajemen Perioperatif untuk Pembedahan Darurat pada Pasien Anak dengan COVID-19

Pandemi COVID-19 telah muncul di Indonesia pada Januari 2020; pada akhir tahun 2021, dilaporkan sekitar empat juta kasus COVID-19 dengan 150.000 kematian. Penyebaran virus sindrom pernapasan akut coronavirus tipe 2 (SARS-CoV-2) memengaruhi penyediaan layanan bedah pediatrik darurat dan elektif secara global. Laporan resmi menyatakan bahwa kasus pada anak-anak1,8–14,5% dari kasus global, yang merupakan kasus tertinggi di antara remaja yang lebih tua dan dewasa muda dengan kematian kasus 0,1–0,4% atau sekitar 72.000–58.000 kasus di Indonesia saja. Karena tingginya jumlah pasien anak selama pandemi COVID-19, yang tidak terlihat selama pandemi flu sebelumnya, beberapa pasien bedah anak sangat mungkin terinfeksi virus selama periode pra operasi mereka. Selain itu, pasien anak tidak menunjukkan gejala dan tanpa sadar dapat menularkan virus ke orang lain, termasuk petugas kesehatan.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif multicenter yang melibatkan 8 Rumah Sakit milik pemerintah. Enam pusat tersebut adalah Rumah Sakit rujukan dan pendidikan nasional, satu adalah Rumah Sakit rujukan dan pendidikan provinsi, dan satu adalah Rumah Sakit khusus ibu dan anak rujukan provinsi. Semua Rumah Sakit tersebut adalah pusat rujukan COVID-19. Data dikumpulkan dari registrasi Indonesian Pediatric Surgery (I-PASS) dari tanggal 1 Mei 2020 sampai dengan 31 Desember 2020, dengan batasan usia subjek adalah 18 tahun. Kasus COVID-19 yang dikonfirmasi atau positif didefinisikan ketika tes swab hidung atau nasofaring positif untuk sindrom pernapasan akut parah coronavirus tipe 2 (SARS-CoV-2) menggunakan tes RT-PCR.

Dari 7791 pasien anak dalam daftar, 84 subjek yang cocok dengan kriteria pencarian kasus dengan dugaan COVID-19 selama periode pra operasi dimasukkan. Sebelas kasus dikeluarkan karena sembilan tidak memiliki hasil RT-PCR, dan dua memiliki catatan anestesi dan bedah yang tidak lengkap. Sebagian besar kasus suspek berasal dari Pulau Jawa (91,8%), dengan pusat di Jawa Timur melaporkan kasus terbanyak (n=28 kasus), dan kedua ibukota, Jakarta. Sebagian besar kasus dikelola menggunakan anestesi umum (90,4%), dan pasien diintubasi (80,8%). Penggunaan laringoskop video mencapai 40%, dan 28,8% intubasi dilakukan menggunakan protokol urutan cepat. Hasil RT-PCR tersedia dalam 24 jam pada 50,6% kasus, dan 61,6% pasien dilakukan di ruang operasi negative.

Studi ini mencatat 24 kasus konfirmasi COVID-19 pada periode pra operasi dengan insiden 0,3% (24 pasien/ 7791 kasus bedah anak). Sebagian besar kasus adalah perempuan (58,3%), lebih dari 12 tahun (37,5%) dan tanpa gejala (62,5%). Tes antibodi positif untuk SARS-CoV-2 ditemukan pada 50% kasus, dan sebagian besar pencitraan radiologis normal (70,8%). Secara klinis, 33,3% pasien membutuhkan suplementasi oksigen, dengan saturasi terendah tercatat (92-98%) sebesar 58,3%, dan 12,5% pasien membutuhkan ventilasi mekanis. Pembedahan laparotomi pediatrik umum adalah jenis prosedur pembedahan yang paling umum (33,3%), dan sebagian besar prosedur adalah pembedahan darurat atau mendesak (50%; 33,3%). Sebagian besar pasien dipulangkan ke bangsal rawat inap COVID-19, dengan rata-rata lama rawat inap 12 ±13,3 hari.

Perbandingan dibuat antara dua kelompok pasien: pasien dengan hasil positif SARS-CoV-2 (dikonfirmasi) dan pasien dengan hasil negatif SARS-CoV-2 (dibuang). Lebih banyak pasien dalam kelompok negatif memiliki lebih banyak pneumonia pada pemeriksaan radiologis dada (29,2% vs 69,4%), lebih banyak kebutuhan oksigen (33,3% vs 61,2%), saturasi lebih rendah (58,3% vs 85,7%), lebih masuk ke ICU (29,2% vs 57,1%) dan kematian yang lebih tinggi (8,3% vs 24,5%).

Studi multisenter ini merupakan yang pertama menggambarkan prevalensi COVID-19 pediatrik di antara pasien bedah anak umum di negara berpenghasilan menengah kebawah (Low-Middle-Income Country/LMIC), yang akan relevan dengan ahli bedah dan ahli anestesi di LMIC lain, terutama dalam hal mengurangi kemungkinan munculnya penyakit lain di masa depan. Ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Meskipun penelitian ini merupakan studi multisenter, peneliti belum mampu memasukkan semua rumah sakit rujukan COVID-19 di Indonesia. Kedua, ada kemungkinan bias dalam entri data; karenanya, tidak semua pasien bedah anak dengan atau tanpa suspek COVID-19 dimasukkan dalam database. Ketiga, ada kemungkinan ada pasien yang dioperasikan di rumah sakit swasta, yang berada di luar cakupan makalah ini. Oleh karena itu, insiden 0,3% dari penelitian ini pada pasien bedah anak dengan COVID-19 tidak dapat digeneralisasi.

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu insiden COVID-19 pada pasien bedah anak di bawah, dan sebagian besar pasien tidak menunjukkan gejala. Penyediaan pengujian antigen di tempat perawatan yang cepat dengan spesifisitas dan sensitivitas tinggi untuk skrining perioperatif untuk operasi darurat sangat penting selama pandemi.

Penulis: Dr. Arie Utariani, dr., SpAn., KAP

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://www.dovepress.com/perioperative-management-for-emergency-surgery-in-pediatric-patients-w-peer-reviewed-fulltext-article-OAEM

Giwangkancana G, Oktaliansah E, Ramlan AAW, Utariani A, Kurniyanta P, Arifin H, et al. Perioperative Management for Emergency Surgery in Pediatric Patients with COVID-19: Retrospective Observational Study. Open Access Emerg Med. 2022;14(September):515–24.

Perbandingan Diagnosis Laboratorium Infeksi Saluran Kemih Berdasarkan Parameter Leukosit dan Bakteri

Leukemia myeloid kronis (CML) adalah jenis neoplasma myeloproliferative (MPN) di mana granulosit adalah sel proliferasi utama. CML pada pasien anak (CML remaja) adalah MPN yang tidak biasa, mewakili 2-3% anak-anak yang baru didiagnosis dengan leukemia. Gangguan pendengaran sensorineural yang berkembang pesat adalah tanda awal yang tidak biasa dari gangguan hematologis pada pasien dengan CML. Artikel ini menyajikan kasus pasien berusia 10 tahun dengan keluhan gangguan pendengaran bilateral selama 2 minggu.

Audiometri nada murni menunjukkan gangguan pendengaran sensorineural telinga kiri dan gangguan pendengaran campuran telinga kanan. Setelah evaluasi mendalam dari apusan sumsum tulang dan kepositifan untuk gen fusi BCR-ABL, disimpulkan bahwa pasien memiliki CML remaja fase kronis. Namun, pemulihan gangguan pendengaran setelah terapi hidroksiurea tidak dapat diamati karena pasien meninggal setelah menderita kejang yang tidak terkontrol pada hari ke 14 rawat inap.

Penulis : Yessy Puspitasari, dr. Sp.PK(K)

Artikel ini di kutip dari : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9288187/

The post Perbandingan Diagnosis Laboratorium Infeksi Saluran Kemih Berdasarkan Parameter Leukosit dan Bakteri appeared first on Universitas Airlangga Official Website.

Melihat Tanda Spodick dalam Dilema Diagnostik pericarditis dan STEMI

Gambaran EKG perikarditis akut biasanya mencakup empat tahap. Pertama, segmen ST meningkat pada semua sadapan kecuali sadapan aVR dan V1; Kedua, segmen ST secara bertahap kembali ke garis dasar, dan gelombang T mendatar; Ketiga, EKG menunjukkan inversi gelombang-T dan kemungkinan depresi segmen ST; Keempat, EKG akhirnya kembali normal dalam beberapa minggu atau bulan. Meskipun fitur EKG ini membantu diagnosis perikarditis akut, tanda Spodick juga merupakan petunjuk EKG yang sangat berguna untuk perikarditis akut dan biasanya diabaikan oleh dokter. Tanda Spodick adalah definisi segmen TP yang miring ke bawah, yang paling jelas terlihat pada sadapan prekordial lateral dan sadapan. Gambaran EKG ini dapat terjadi pada sekitar 80% pasien dengan perikarditis akut

Pertanyaan yang harus dijawab adalah apakah tanda Spodick bisa digunakan untuk membedakan pericarditis dan STEMI? Dan apakah pada kasus perikarditas dan STEMI yang terjadi bersama-sama tanda Spodick bisa dipakai untuk membedakan kedua penyakit tersebut?

Dalam kasus ini, tanda Spodick tampaknya tersamar dalam EKG saat pasien datang pertama kali karena detak jantung yang cepat dan interval PR yang panjang. Dalam EKG tindak lanjut setelah intervensi koroner perkutan, meskipun sadapan inferior berkembang setelah infark miokard akut, tanda Spodick terlihat jelas pada sadapan prekordial lateral (sadapan I, aVL, V4-V6). Tanda Spodick dapat digunakan untuk membedakan perikarditis akut dari sindrom koroner akut. Depresi segmen PR dapat dilihat pada sindrom koroner akut dan perikarditis akut. Namun, koeksistensi tanda Spodick dan depresi segmen PR sering menunjukkan diagnosis perikarditis akut. Oleh karena itu, tanda Spodick merupakan petunjuk diagnostik penting dari perikarditis akut, dan kita perlu meningkatkan kesadaran kita akan fitur EKG ini.

Meskipun tanda Spodick dapat membedakan perikarditis dari STEMI, perlu dicatat bahwa tidak ada tanda patognomonik yang mutlak untuk membedakan STEMI atau perikarditis. Satu tanda mungkin ditemukan bersamaan dengan gangguan lain, meskipun dengan probabilitas yang lebih rendah. Makaryus et al.. dan Chaubey et al.. melaporkan bahwa tanda Spodick dapat ditemukan pada 80% kasus perikarditis, namun laporan terbaru oleh Witting et al. menunjukkan bahwa frekuensi tanda Spodick adalah 29% pada perikarditis dan 5% pada STEMI. Witting et al. juga melaporkan bahwa jumlah rata-rata sadapan yang menunjukkan segmen TP yang menurun adalah 4 (berkisar dari 1 hingga 6) pada pasien dengan perikarditis dan 3 (berkisar dari 1 hingga 6) pada pasien STEMI. Selanjutnya, kriteria tanda Spodick hanya terpenuhi jika lebih dari satu sadapan menunjukkan kemiringan segmen TP.

Dalam kasus EKG ini, tidak jelas apakah tanda Spodick ada pada EKG pra-PCI. Kemungkinan penurunan segmen TP pada sadapan V5-V6 atau sadapan II dapat disebabkan oleh perikarditis atau STEMI. Dalam keadaan ketika perikarditis dan STEMI terjadi bersama-sama, melebih-lebihkan tanda Spodick pada EKG pra-PCI untuk mengindikasikan perikarditis daripada STEMI dapat lebih jauh menyamarkan kebutuhan reperfusi yang dibutuhkan pada pasien STEMI. Namun, tanda Spodick menjadi lebih jelas setelah reperfusi tercapai. Terlepas dari denyut jantung yang cepat dan interval PR yang panjang, penyamaran tanda Spodick pada EKG pra-PCI dapat disebabkan oleh oklusi subtotal dari arteri sirkumfleksa kiri.

Kami setuju bahwa keberadaan tanda Spodick dapat digunakan untuk membedakan perikarditis dari STEMI dalam kasus terpisah atau untuk mengkonfirmasi adanya perikarditis setelah PCI, seperti dalam kasus kami di mana tanda Spodick mendukung adanya perikarditis setelah reperfusi. Namun, ketika perikarditis dan STEMI terjadi bersama-sama, kehadiran tanda Spodick mungkin merupakan pembeda yang buruk, seperti yang ditunjukkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Witting et al. dan Spodick, di mana tanda downsloping di segmen TP ditemukan pada perikarditis akut tanpa komplikasi atau ketika bukti infark miokard atau sindrom koroner akut sudah disingkirkan.

Laporan ini menyoroti pentingnya melakukan pemeriksaan EKG secara terperinci dan detail. Tanda Spodick merupakan pembeda antara pericarditis dan STEMI, namun apabila kedua penyakit dicurigai terjadi bersama-sama tanda ini bukan merupakan pembeda yang dapat diandalkan. Pemeriksaan jantung standar untuk iskemia pada pasien dengan pericarditis yang dicurigai juga mengalami infark miokard harus dilakukan sehingga pasien dapat diobati dengan tepat dan segera.

Penulis: dr. Mochamad Yusuf Alsagaff, Sp.JP(K), PhD

Informasi lebih detail mengenai artikel ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

Doi: 10.1001/jamainternmed.2022.2811

Masyarakat Miskin Gemar Merokok, Sosiolog UNAIR : Kenaikan Harga Bukan Solusi Tuntas

UNAIR NEWS – Beberapa waktu lalu, Kementerian Keuangan menyebut rokok sebagai komponen pengeluaran terbesar kedua setelah beras, bagi rumah tangga dalam golongan miskin. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bahkan mengungkap data bahwa pengeluaran untuk rokok lebih tinggi dari protein. Menanggapi fenomena ini, pakar sosiologi ekonomi Universitas Airlangga (UNAIR) Prof Dr Bagong Suyanto Drs MSi angkat bicara.

Prof Bagong menyebutkan, fenomena ini sebenarnya telah menjadi keprihatinan sejak lama. “Memang menjadi masalah yang sering dikeluhkan, dimana uang yang seharusnya bisa untuk kebutuhan positif lain seperti memenuhi kebutuhan gizi keluarga, justru dialokasikan untuk membeli rokok,” ucap Prof Bagong yang juga Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNAIR itu.

Kedekatan Rokok dan Kemiskinan

Bagong mengungkapkan, rokok dan kemiskinan memiliki hubungan yang erat. Dalam keluarga miskin, biasanya telah terjadi proses pembelajaran tentang budaya merokok. Akhirnya, pembelajaran ini menjadi kebiasaan yang didukung juga oleh zat-zat adiktif dalam kandungan rokok.

“Bahkan tingkatannya bisa makin berat, tidak hanya rokok putih namun akhirnya bisa meningkat pada rokok kretek,” jelas Prof Bagong.

Kebijakan Kenaikan Harga Rokok

Meski bukan dianggap sebagai solusi yang dapat menuntaskan masalah oleh Prof Bagong, kebijakan yang menyebabkan naiknya harga rokok disebutkan sebagai salah satu keputusan yang baik.

“Karena akan membuat masyarakat miskin utamanya, berpikir ulang untuk memanfaatkan uang pembelian rokok untuk kepentingan yang lebih positif,” sebutnya.

Perokok pada kalangan miskin kemungkinan mencari pengganti aktivitas selain merokok. Namun, guru besar bidang sosiologi ekonomi itu menyebutkan bahwa kebijakan ini harus dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk berhenti merokok.

Tingkatkan Kesadaran

Dosen senior FISIP UNAIR itu menyebutkan, inti dari permasalahan sebenarnya berfokus pada cara mengubah perspektif masyarakat miskin terhadap aktivitas merokok. Selama ini, rokok sudah terkonstruksi sebagai sebuah kebiasaan, sehingga sulit dihilangkan.
“Perlu diberikan pemahaman yang lebih baik tentang bahaya yang ditanggung keluarga bila orang tua meneruskan kebiasaan merokoknya. Memang diperlukan berbagai upaya untuk menyadarkan,” sebut Prof Bagong. (*)

Penulis : Stefanny Elly

Editor : Binti Q.Masruroh

UNAIR Adakan Sinkronisasi Kehumasan Bersama KIH Fakultas dan Unit

UNAIR NEWS – Menuju mengujung tahun 2022, Pusat Komunikasi dan Informasi Publik (PKIP) Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan sinkronisasi kehumasan. Acara mengundang Koordinator Informasi dan Humas di masing-masing fakultas, unit, badan, dan lembaga di lingkungan UNAIR itu diselenggarakan pada Rabu (21/12/22) bertempat di Mercure Grand Mirama Surabaya.

Sinkronisasi kehumasan mengundang narasumber tiga koordinator PKIP, antara lain Koordinator Bidang Layanan Informasi Publik dan Humas Hilda Yunita Sabrie SH MH, Koordinator Website Muhammad Noor Fakhruzzaman SKom MSc, dan Koordinator Media dan Branding Gesang Manggala Nugraha Putra SS SA MHum. Acara dibuka oleh Ketua PKIP UNAIR Martha Kurnia Kusumawardani dr SpKFR(K).

“Kita perlu menyamakan persepsi. Seperti konten apa saja yang perlu di-up di website dan media sosial. Apalagi konten di masing-masing media sosial itu berbeda, seperti Instagram, Twitter, LinkedIn, dan YouTube,” ucap dr Martha yang juga dokter di RSUD dr Soetomo itu.

Ketua PKIP UNAIR Martha Kurnia Kusumawardani dr SpKFR(K). (Foto: Imam Ariadi PKIP)

Materi pertama disampaikan oleh Hilda Yunita Sabrie SH MH. Hilda menyampaikan materi seputar informasi publik dan kehumasan. Dalam kesempatan itu, ia mengajak KIH untuk memperbaruhi informasi yang ada di masing-masing fakultas dan unit, perihal informasi apa yang tergolong publik dan informasi yang tergolong dikecualikan.

“Informasi publik berbeda dengan informasi biasa. Base-nya terletak pada data atau dokumen. Semua hal yang ada data dan dokumennya, yang memang bisa di-share dan diketahui oleh masyarakat, itu adalah informasi publik,” ucap Hilda.

Seluruh masyarakat, ucap Hilda, berhak untuk mendapatkan informasi publik dari badan publik. Sebab hal ini diatur dalam undang-undang. “Untuk itu tugas kami adalah bagaimana kita bisa mempersiapkan dokumen yang diminta oleh pemohon,” terangnya.

Muhammad Noor Fakhruzzaman SKom MSc, sebagai narasumber kedua, menyampaikan materi perihal optimalisasi konten website. Dalam materinya, ia mengajak peserta untuk mengelola website agar memiliki keterbacaan yang tinggi.

Foto: Imam Ariadi PKIP

“Misalnya ketika orang mencari kata kunci ‘ahli jantung’, yang akan muncul paling atas adalah pakar-pakar ahli jantung di UNAIR,” ucap Ruzza, alumnus magister di Iowa State University.

Narasumber ketiga, Gesang Manggala Nugraha Putra SS SA MHum, menyampaikan materi soal pedoman dan penggunaan lambang dan logo resmi UNAIR. Ia menyampaikan perbedaan lambing dan logo bertanda. Lambang digunakan untuk dokumen yang sifatnya resmi, berbeda dengan logo bertanda.

“Logo bertanda digunakan sebagai media branding yang fungsinya ditujukan bukan hanya untuk internal namun juga eksternal UNAIR. Penggunaan logo bertanda misalnya untuk sertifikat, flyer, spanduk, konten media sosial, dan media sejenis lainnya,” ucap Gesang, dosen yang mengajar di Departemen Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya UNAIR. (*)

Penulis: Binti Q. Masruroh

Latar Belakang Pendidikan Chief Financial Officer Dari Universitas Bereputasi dan Kualitas Pelaporan Keuangan

Chief Financial Officer (CFO) terlibat dalam pertimbangan keuangan yang membantu eksekutif dalam membuat keputusan strategis setelah Chief Executive Officer (CEO). Selama dekade terakhir, popularitas peran CFO telah meningkat dalam menanggapi perubahan peraturan yang tidak jelas dalam standar akuntansi, yang mengakibatkan penurunan yang signifikan dalam laba yang dilaporkan dalam pelaporan keuangan perusahaan. Oleh karena itu, CFO merupakan salah satu pemain kunci dalam mengelola dan menangani kegiatan bisnis dan pertimbangan keuangan suatu perusahaan. CFO diharapkan untuk memanfaatkan hasil keuangan dengan cara yang seefisien mungkin. Namun, masalah muncul karena tidak semua CFO kompeten. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan harus mempekerjakan CFO yang sangat terampil. Kemampuan ini dapat diukur dari beberapa faktor, seperti kualitas kepemimpinan, preferensi risiko, pengalaman kerja, latar belakang pendidikan, dan soft skill lain yang diperlukan. Saat ini, karakteristik terukur, seperti latar belakang pendidikan, banyak digunakan untuk mengukur kemampuan CFO dalam proses rekrutmen. Dengan demikian, tidak mengherankan jika pendidikan dengan kualitas yang lebih baik menjadi semakin penting. Secara khusus, reputasi yang menjadi ciri utama pendidikan tinggi membedakan institusi (Bourdieu, 2018). Oleh karena itu, pemeringkatan universitas dapat digunakan untuk mengukur reputasi pendidikan yang baik. Selain itu, peringkat universitas memiliki pengaruh yang kuat terhadap perekrutan pekerja (Hazelkorn, 2008).

Sebagian besar universitas peringkat teratas berasal dari negara maju. Bagi negara berkembang seperti Indonesia, kuliah di perguruan tinggi di negara maju biasanya dipandang sebagai prestasi yang bergengsi dan elit (Darmadi, 2013). Lulusan dengan eksposur internasional seperti itu, menurut Hannigan (2001), cenderung membuat mereka lebih menarik bagi perekrut perusahaan multinasional. Hal ini karena pengalaman internasional para lulusan mencerminkan etos kerja yang lebih baik, keterampilan kerja tim, sifat inisiatif yang tinggi, kemampuan memecahkan masalah, dan keterampilan kepemimpinan (National Association of Colleges and Employers, 2015). Dalam konteks negara maju, Gul et al. (2013) menjelaskan bahwa latar belakang pendidikan seorang auditor individu sangat mempengaruhi kualitas audit yang diberikan. Hal ini membuktikan bahwa pendidikan dari universitas ternama di negara maju dikaitkan dengan kualitas pendidikan yang lebih tinggi. Dalam konteks penelitian ini, sebagian besar perguruan tinggi yang masuk dalam pemeringkatan dunia berada di negara maju. Dengan demikian, pendidikan tinggi yang diterima oleh CFO individu di negara maju (dan bereputasi) dapat menjadi nilai tambah dan dikaitkan dengan kualitas pendidikan yang lebih baik.

Iman Harymawan, Adib Minanurohman, Mohammad Nasih, Rohami Shafie, dan Ismaanzira Ismail melalui penelitiannya ingin mengumpulkan bukti tentang CFO dari universitas bereputasi yang terkait dengan kualitas pelaporan keuangan. Selain itu, penelitian ini juga mengkaji apakah gelar Master of Business Administration (MBA) yang diperoleh CFO dari universitas bereputasi terkait dengan kualitas pelaporan keuangan. Penelitian ini menggunakan data untuk semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010–2019, kecuali sektor keuangan.

Studi ini menemukan bahwa latar belakang pendidikan CFO dengan gelar undergraduate dan MBA yang berasal dari universitas bereputasi menunjukkan hubungan positif dan signifikan dengan kualitas pelaporan keuangan. Uji ketahanan tambahan dilakukan untuk mengkonfirmasi hasil analisis utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini adalah robust. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi peringkat CFO universitas (lebih bereputasi), semakin baik menghasilkan pelaporan keuangan yang berkualitas tinggi. Temuan ini menyiratkan bahwa CFO dengan gelar MBA dari universitas bereputasi memiliki keunggulan dibandingkan mereka yang tidak memiliki gelar MBA. Apalagi, jika seorang CFO memiliki gelar undergraduate dan MBA dari universitas terkemuka, penelitian ini menemukan bahwa kelebihannya akan meningkat.

Studi ini memberikan kontribusi teoritis untuk pengayaan literatur tata kelola perusahaan mengenai latar belakang pendidikan CFO. Secara khusus, penelitian ini memperluas studi tentang latar belakang pendidikan dengan menggunakan sistem peringkat universitas terkemuka. Lebih jauh, secara praktis, penelitian ini memberikan perspektif baru tentang hubungan antara latar belakang pendidikan bereputasi dan kualitas pelaporan keuangan. Regulator dan perusahaan juga dapat menggunakan penelitian ini untuk lebih mempertimbangkan latar belakang pendidikan CFO karena terkait dengan kualitas pelaporan keuangan yang dihasilkan.

Penulis: Iman Harymawan, S.E., MBA., Ph.D

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://doi.org/10.1108/JAOC-12-2021-0195

Perdagangan Jasa dan Pembangunan Infrastruktur di Negara-Negara Afrika

Sektor Jasa memainkan peran kunci fundamental dalam pembangunan infrastruktur, fasilitasi perdagangan, daya saing, dan integrasi negara ke dalam ekonomi global. Selain itu, sector jasa merupakan bagian penting dalam pembangunan infrastruktur digital, mengintegrasikan ekonomi dunia ke dalam sistem perdagangan modern serta menyediakan infrastruktur untuk membantu perdagangan barang dan jasa. Keterbukaan sector Jasa meningkatkan integrasi ekonomi dan perdagangan dengan memungkinkan interkoneksi berbagai negara di seluruh dunia (WTO, 2017). Liberalisasi perdagangan jasa telah meningkatkan partisipasi negara-negara Afrika dalam perdagangan jasa dan telah mengintegrasikan secara positif benua ke dalam ekonomi jasa global.

Keterbukaan perdagangan jasa telah menghasilkan peningkatan infrastruktur telekomunikasi dan persaingan di negara-negara Afrika. Hasilnya terjadi peningkatan saluran telepon utama per kapita, kapasitas koneksi, dan tarif panggilan yang lebih rendah. Liberalisasi jasa transportasi (khususnya udara dan transportasi air) merupakan kunci pengembangan infrastruktur pelabuhan, peningkatan kualitas pelabuhan, dan meningkatkan jaringan transportasi (WTO, 2004).

Menggunakan estimasi GMM sistem dinamis, studi ini menganalisis dampak dari perdagangan jasa pada pembangunan infrastruktur di 38 negara Afrika selama periode 2000–2020. Dengan variable independen yaitu telekomunikasi, transportasi, dan infrastruktur pelabuhan dimodelkan sebagai variabel dependen pada keterbukaan perdagangan jasa. Kumpulan variabel kontrol lainnya termasuk PDB riil, perkembangan keuangan, tetap bruto pembentukan modal, utang luar negeri, kepadatan penduduk, urbanisasi, nilai tukar, dan nilai tambah layanan. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa infrastruktur, perdagangan jasa, PDB, pembangunan keuangan, utang luar negeri, dan nilai tambah sector jasa secara signifikan berpengaruh dalam perkembangan pembangunan infrastruktur di benua Afrika. Variabel modal meningkatkan perdagangan transportasi dan mengurangi infrastruktur pelabuhan sementara kepadatan penduduk meningkatkan infrastruktur sector perdagangan/transportasi dan pelabuhan. Temuan lebih lanjut menunjukkan bahwa urbanisasi meningkatkan telekomunikasi dan mengurangi perdagangan/transportasi infrastruktur. Nilai tukar mengurangi perkembangan telekomunikasi dan infrastruktur pelabuhan. Oleh karena itu temuan ini penting untuk menyajikan kebijakan yang terkait dengan perdagangan jasa dan pembangunan infrastruktur di negara-negara Afrika.

Penulis: Kabiru Hannafi Ibrahim, Rossanto Dwi Handoyo, Wasiaturrahma
Wasiaturrahma & Tamat Sarmidi

Link Jurnal : Services trade and infrastructure development: Evidence from African countries

https://doi.org/10.1080/23322039.2022.2143147

Bagaimana Daun Salam Berperan sebagai Obat PCOS

Gangguan endokrin yang paling umum pada wanita usia subur adalah sindrom ovarium polikistik (SOPK) atau polycystic ovary syndrome (PCOS). PCOS timbul ketika ovarium memproduksi terlalu banyak hormon androgen, testosteron, dan androstenedion. Proses terjadinya sindrom ini melibatkan interaksi perubahan genetik dan epigenetik, kelainan primer ovarium, dan perubahan neuroendokrin, endokrin, dan metabolik. PCOS juga sangat erat kaitannya dengan peradangan dan stres oksidatif. Sistem endokrin mengontrol respon imun dan radang, produksi, dan pelepasan sitokin proinflamasi. Produksi reactive oxygen species (ROS) meningkat dikarenakan sel darah putih, pro-inflammatory transcription factor nuclear kappa B (NF-𝛋B), dan peningkatan sitokin pro-inflamasi dan protein C-reaktif. Studi telah menunjukkan bahwa tingkat ROS yang tinggi dapat menyebabkan PCOS karena pasien PCOS memiliki lebih banyak penanda stres oksidatif dalam darahnya daripada orang normal.

Syzygium polyanthum atau tanaman salam merupakan tanaman yang memiliki banyak kegunaan dalam pengobatan. Dengan menggunakan pendekatan in silico, sebuah penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah senyawa bioaktif dalam tumbuhan salam dapat mengurangi peradangan dan melindungi sel dari kerusakan.

Ekstraksi berbantuan ultrasonografi atau ultrasound-assisted extraction (UAE) digunakan untuk mendapatkan S. polyanthum, dan analisis LC-HRMS (Liquid Chromatography–High Resolution Mass Spectrometry) digunakan untuk mencari senyawa bioaktif. PASS Online Server digunakan untuk memprediksi aktivitas biologis senyawa S. polyanthum dalam penelitian ini. Sebelum docking, kami melihat jaringan protein-protein interactions (PPI) dengan TNF, NF-B, SOD, dan KEAP1. Autodock Vina di software PyRx digunakan untuk melakukan docking molekul, dan Discovery Studio digunakan untuk visualisasinya. Probability to be active (Pa) telah ditentukan .

Senyawa bioaktif yang ditemukan pada S. polyanthum dan digunakan dalam penelitian ini adalah deoxyphomalone, NCGC00169066-01, dan phloretin, yang memiliki waktu retensi [menit] masing-masing sebesar 0,886, 0,907, dan 8,323. Anti radang, imunosupresan, penghambat ekspresi TNF, imunomodulator, dan penghambat ekspresi HIF1 adalah prediksi aktivitas biologis senyawa dan kontrol (Pa>0,5 untuk semua senyawa S. polyanthum dan Pa0,5 untuk SPD304, MG-132, dan MDF). Berdasarkan analisis jaringan PPI, TNFα, NF-𝛋B, SOD, dan KEAP1 semuanya terhubung. Analisis docking molekuler menunjukkan bahwa deoxyphomalone, NCGC00169066-01, dan phloretin dapat memblokir TNFα dan NF-𝛋B serta menghidupkan SOD. Hal ini dikarenakan beberapa residu pada interaksi antara senyawa dengan protein sama dengan interaksi antara inhibitor SPD-304 dan MG-132 dengan aktivator asam galat dan protein. Residu mungkin memiliki cara menghambat atau aktivasi yang sama seperti kontrol. Tetapi senyawa bioaktif dari S. polyanthum mungkin masih dapat menghambat kerja KEAP1 melalui residu Ala548, yang juga terlibat dalam interaksi DMF-KEAP1.

Dengan demikian, senyawa bioaktif S. polyanthum menunjukkan potensi untuk mengurangi peradangan dan bertindak sebagai antioksidan. Ini dapat membantu dalam mengobati PCOS, tetapi masih perlu lebih banyak penelitian in vitro atau in vivo untuk memastikannya.

Penulis : Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.O.G., Subsp.F.E.R

Link: https://jppres.com/jppres/pdf/vol10/jppres22.1408_10.4.725.pdf

Polymerase Chain Reaction Virus Cytomegalovirus Dari Hati dan Urin

Angka kematian bayi di negara berkembang masih tinggi. Salah satu penyebabnya adalah kolestasis. Kejadian kolestasis pada bayi dikaitkan dengan kelainan bawaan atau infeksi virus. Penyebab infeksi yang paling umum adalah infeksi virus cytomegalovirus (CMV). Data menunjukkan bahwa seroprevalensi CMV pada wanita usia subur di negara maju yaitu sekitar 40-80% dan sekitar 90-100% di negara berkembang. Oleh karena itu, menyebabkan penularan virus secara kongenital dari ibu yang terinfeksi virus CMV secara primer ke janin.  Sebagian besar bayi baru lahir yang terinfeksi virus CMV tidak menunjukkan gejala,  tetapi sekitar 11% kelahiran hidup dengan infeksi CMV kongenital menunjukkan gejala seperti ikterus (62%), petechiae (58%), hepatosplenomegali (50%), dan hingga 20% mengembangkan gangguan pendengaran sensorineural atau gejala sisa neurologis permanen lainnya dan menyebabkan kecacatan permanen. Oleh karena itu, diagnosis dini yang tepat sangat penting guna memberikan terapi yang tepat dan mengurangi terjadinya kecacatan permanen.

Saat ini di Indonesia, metode yang paling sering digunakan untuk mendiagnosis infeksi CMV adalah pemeriksaan serologi imunoglobulin M (IgM) dan imunoglobulin (IgG) dari sampel darah. Namun sensitivitas deteksi IgM masih rendah dimana IgM ditemukan negatif pada lebih dari 50% anak bergejala, sedangkan pada anak tanpa gejala sebesar 78%. Oleh karena itu, pemeriksaan IgM dan IgG pada bayi baru lahir masih belum dapat sepenuhnya menunjukkan adanya infeksi CMV pada bayi.

Pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) merupakan metode deteksi virologi yang berguna dalam mendiagnosis penyakit virus karena kemampuannya mendeteksi DNA virus dalam jumlah yang sangat kecil. DNA CMV dari bayi dapat diisolasi dari jaringan tubuh seperti jaringan biopsi hati dan cairan tubuh seperti air mata, air liur, dan urin. Presentasi DNA virus CMV dapat dideteksi dari cairan tubuh pada hari kedua atau ketiga setelah infeksi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi presentasi DNA virus CMV di jaringan hati dan spesimen urin dari bayi dengan kolestasis dengan pemeriksaan PCR dan untuk mengevaluasi kesesuaian pemeriksaan IgM dan IgG dengan PCR dari jaringan hati dan urin, sebagai serta sensitivitas dan spesifisitas uji serologi dibandingkan dengan PCR.

Hasil PCR positif dari biopsi hati yaitu 74,3%  dan spesimen urin yaitu 85,7%. Tidak ada kesesuaian antara IgM dengan PCR hati, namun terdapat kesesuaian antara IgM dengan PCR urin dan antara IgG dengan PCR hati dan urin. Sensitivitas dan spesifisitas IgM dengan PCR hati masing-masing adalah 46% dan 56%, dengan akurasi diagnostik 49%. Sedangkan sensitivitas IgG adalah 96% dengan akurasi diagnostik 80%. Sensitivitas IgG dan spesifisitas IgM dibandingkan dengan PCR urin masing-masing adalah 93% dan 100%, dengan akurasi diagnostik lebih dari 60%.

Ini menunjukkan tingginya prevalensi infeksi CMV pada bayi kolestasis. Uji PCR infeksi virus CMV menunjukkan lebih sensitif dan spesifik daripada pemeriksaan serologi IgM, tetapi serologi IgG memiliki sensitivitas dan akurasi diagnostik yang tinggi. Oleh karena itu, pemeriksaan serologis merupakan pilihan untuk mendiagnosis infeksi virus CMV pada bayi kolestatis di negara berkembang yang belum memiliki tanpa fasilitas pemeriksaan PCR.

Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pasien yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini dan kepada Pemerintah Republik Indonesia, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi khususnya Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga yang telah memberikan dukungan dana pada pelaksanaan penelitian ini.

Penulis : Alphania Rahniayu, Gondo Mastutik, Anny Setijo Rahaju, Siti Eriaty Nur Ruslan, Priangga Adi Wiratama, Erna Sulistiyani, Bagus Setyoboedi

Link Jurnal: https://jidc.org/index.php/journal/article/view/36332217

Tantangan Diagnostik di Waldenstrőm Macroglobulinemia

Waldenstrom macroglobulinemia (WM) adalah penyakit hematologi dorman yang langka. Ini sering bermanifestasi pada orang berusia di atas 60 tahun dan dianggap sebagai kelainan herediter dengan mutasi gen MYD88 dan CXCR4. Di Indonesia, rekam medis WM sangat terbatas sehingga berpotensi menimbulkan misdiagnose atau mistreatment. Artikel ini melaporkan kasus pasien WM dan penegakan diagnosisnya yang menantang.

Seorang wanita berusia 67 tahun dirujuk dengan keluhan utama pembengkakan ekstremitas dengan anemia berulang, nyeri tulang, dan peningkatan fungsi ginjal. Elektroforesis protein menunjukkan gammopathy monoklonal, diduga sebagai multiple myeloma. Namun, pemeriksaan lebih lanjut tidak mendukung diagnosis multiple myeloma karena hasilnya menunjukkan peningkatan mikroglobulin B2 (5,65 mg/L). Imunofiksasi IgM menyarankan gammopati monoklonal IgM lambda. Aspirasi sumsum tulang (BMA) menunjukkan sel limfoplasmasitik dominan (68%) dan uji flowcytometry plasma serum menunjukkan CD10 dan CD34 positif, sedangkan CD5 dan CD19 negatif. Diagnosis banding juga telah dikesampingkan satu per satu untuk memberikan pengobatan yang tepat bagi pasien. Setelah semua pemeriksaan, pasien akhirnya didiagnosis dengan WM dan diobati dengan rejimen bortezomib, deksametason dosis rendah, dan rituximab (BDR) selama lima siklus.

WM adalah kasus penyakit hematologi yang jarang terjadi dan diagnosis kasus ini dapat menghadapi tantangan karena kesulitan diagnostik. Elektroforesis protein dan BMA dapat membantu meningkatkan proses diagnosis.

Waldenström macroglobulinemia (WM) adalah gangguan hematologi langka dengan manifestasi subklinis. Perkiraan kejadian penyakit ini adalah 1-3% dari semua onkologi hematologi di seluruh dunia. Sekitar 1500 kasus baru telah dilaporkan setiap tahun dengan prevalensi yang lebih tinggi di antara orang Kaukasia dibandingkan dengan orang Afrika-Amerika.1 Penyakit ini tidak dapat disembuhkan, tumbuh lambat, onset lambat, dan kebanyakan muncul pada orang tua.2,3

Namun di Indonesia, WM jarang ditemui. Penjelasan potensial untuk hal ini mungkin karena minimnya catatan di Indonesia. Kemiripannya dengan penyakit lain seperti multiple myeloma membuat diagnosis penyakit menjadi sulit, dan terapi yang diberikan mungkin tidak sesuai dengan pedoman yang ada. Selain itu, kriteria diagnostik yang diterima secara global tidak memadai telah menghambat kemajuan penyakit WM. Oleh karena itu, laporan kasus ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang kemungkinan diagnosis yang dapat dilakukan dan ditetapkan terhadap pasien.

Seorang wanita 67 tahun dengan keluhan utama bengkak pada kaki kiri dan tangan kanan selama satu minggu dirawat di RS Dr. Soetomo Surabaya. Pasien mengalami mati rasa, kaku, sesak napas, nyeri punggung, dan kelelahan selama 6 bulan terakhir. Tidak ada limfadenopati atau pembesaran organ yang diamati pada pasien. Pasien memiliki riwayat diabetes melitus yang dikontrol dengan metformin dan gliklazid tanpa insulin, serta memiliki riwayat keluarga myeloma. Tidak ada riwayat hipertensi, CVA, atau trauma sebelumnya. Lima bulan lalu, pasien juga dirawat di rumah sakit dan diduga menderita multiple myeloma (MM) karena anemia, nyeri tulang, peningkatan fungsi ginjal, dan gamopati monoklonal yang diperoleh dari elektroforesis protein. Namun, setelah pengobatan, fungsi ginjal menjadi normal dan tidak ditemukan litik tulang.

Manifestasi hiperkalsemia tidak memenuhi kriteria MM. Diagnostik kemudian dilanjutkan aspirasi sumsum tulang, menunjukkan terjadinya sel lymphoplasmacytic dominan (68%) dan aktivitas sel plasma, yang mengarah ke kecurigaan makroglobulinemia Waldenström (Gambar 1). Uji lebih lanjut dilakukan dan diamati peningkatan mikroglobulin B2 (5,65 mg/L). Pemeriksaan imunoserologi menunjukkan Kappa rantai ringan bebas 18,08 mg/dL dan lambda rantai ringan bebas 21,38 mg/dL, dengan rasio kappa/lambda 0,8457. Uji Imunofiksasi IgM mengungkapkan gammopati monoklonal IgM lambda. Analisis flowcytometry serum plasma menunjukkan CD10 dan CD34 positif, sedangkan CD5 dan CD19 negatif. Ultrasonografi Doppler menunjukkan trombus di vena femoralis bilateral. Berdasarkan semua hasil tes, pasien didiagnosis dengan makroglobulinemia Waldenström. Pasien kemudian menjalani rejimen bortezomib 5 siklus, deksametason dosis rendah, dan rituximab (BDR).

Penulis: Dr. S. Ugroseno Yudho Bintoro, dr. Sp.PD.K-HOM.FINASIM

Link Jurnal: https://balimedicaljournal.org/index.php/bmj/article/view/3160

Pengaruh Manajemen Kinerja Tim Terhadap Penerapan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit

Berbagai studi di dunia membuktikan bahwa banyak kejadian yang membahayakan pasien terjadi karena kelalaian dalam proses pelayanan kesehatan, mulai dari kesalahan, dan kecelakaan yang memiliki efek buruk pada pasien. Tingkat kesalahan pengobatan di Indonesia cukup tinggi. Sebuah studi yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada antara 2001-2003 menunjukkan bahwa kesalahan pengobatan mencapai 5,07%, sebanyak 0,25% cukup fatal hingga menyebabkan kematian. Kesalahan obat dan efek samping obat terjadi pada rata-rata 6,7% dari pasien yang dirawat di rumah sakit, diantaranya 25%-50% dari kesalahan tersebut sebenarnya dapat dicegah.

Keselamatan pasien bertujuan untuk  mencegaj cedera karena kesalahan tindakan atau tidak mengambil tindakan yang tepat.  Risiko medis yang dialami oleh pasien di rumah sakit adalah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu waktu pelayanan yang lama, keadaan pasien, kompetensi dokter, serta prosedur dan kelengkapan fasilitas

Manajemen kinerja tim mempengaruhi kinerja unit kerja dalam melaksanakan program keselamatan pasien. Manajemen yang telah dilakukan dengan baik dapat meningkat pengetahuan karyawan untuk meningkatkan program keselamatan pasien di rumah sakit. Semakin baik manajemen kinerja unit kerja, berarti semakin baik pengetahuan yang dimiliki anggota  unit kerja untuk meningkatkan keselamatan pasien program di Rumah Sakit. Manajemen kinerja dapat mendorong unit kerja untuk mencapai  target, mengembangkan kemampuan unit bekerja dengan mengklarifikasi peran, kompetensi, dan pengetahuan dalam keselamatan pasien.

Penulis: Thinni Nurul Rochmah

Jika anda tertarik silahkan baca artikel lengkapnya di https://www.sysrevpharm.org/abstract/how-does-team-performance-management-influence-the-knowledge-in-implementing-patient-safety-programs-in-hospital-work-un-66894.html

P2P Lending Syariah sebagai Solusi Alternatif untuk Platform Konvensional yang Tidak Adil di Indonesia

Implementasi fintech masih minim perlindungan hukum bagi pihak-pihak yang terlibat. Aturan yang diberlakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki aspek riba yang bertentangan dengan prinsip kepatuhan syariah. Studi ini menentukan solusi alternatif atas praktik tidak adil pada Fintech konvensional, khususnya peer-to-peer lending (P2P lending) pada praktik perbankan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode normatif dan empiris dengan data statutoria dan empiris dari studi kepustakaan dan wawancara. Kajian tersebut menunjukkan adanya maksiat ekonomi dalam praktik pinjaman P2P konvensional, seperti maisyir, gharar, riba, dzalim, dan haram, yang bertentangan dengan prinsip syariah. Hal ini mengharuskan penerapan prinsip-prinsip syariah primer dalam fintech syariah. Dengan demikian, Islamic P2P Lending menjadi solusi alternatif praktik financial technology perbankan syariah bagi nasabah yang menggunakan layanan fintech konvensional. Hal ini karena tantangan di fintech konvensional, termasuk fintech ilegal, intimidasi dalam pembiayaan utang, suku bunga tinggi, dan penggunaan data pribadi yang melanggar hukum. Oleh karena itu, prinsip kepatuhan syariah dan itikad baik menjadi solusi alternatif untuk memperkuat fintech syariah dan melindungi konsumen. Kata kunci: Alternatif solusi, Indonesia, fintech syariah, P2P lending. prinsip syariah utama dalam fintech syariah. Dengan demikian, Islamic P2P Lending menjadi solusi alternatif praktik financial technology perbankan syariah bagi nasabah yang menggunakan layanan fintech konvensional. Hal ini karena tantangan di fintech konvensional, termasuk fintech ilegal, intimidasi dalam pembiayaan utang, suku bunga tinggi, dan penggunaan data pribadi yang melanggar hukum. Oleh karena itu, prinsip kepatuhan syariah dan itikad baik menjadi solusi alternatif untuk memperkuat fintech syariah dan melindungi konsumen.

  P2P Islam adalah alternatif yang layak untuk praktik pinjaman fintech konvensional yang tidak adil di Indonesia dan berbagai halangan lainnya. Fintech syariah berdasarkan layanan pembiayaan P2P masih menghadapi masalah, seperti fintech ilegal, penagihan utang yang mengintimidasi, suku bunga tinggi, dan penggunaan data pribadi secara ilegal. Untuk mewujudkan perlindungan hukum bagi konsumen, penguatan lembaga keuangan syariah (LKS) atau fintech syariah menjadi alternatif solusi atas permasalahan yang muncul. Misalnya, sistem P2P konvensional melibatkan maksiat ekonomi, seperti maysir, gharar, riba, dan dhalim. Hal ini berbeda dengan fintech syariah yang mencakup kepatuhan syariah terhadap aturan la maisyir, la gharar, la riba, dan la dhalim. Prinsip kepatuhan syariah dan itikad baik menjadi solusi alternatif untuk memperkuat fintech syariah dan melindungi konsumen. Pemerintah harus menggunakan prinsip-prinsip ini untuk memberlakukan peraturan keuangan yang memuaskan dan mengembangkan sumber daya manusia yang kompeten dan mampu di bidang syariah atau hukum ekonomi Islam.

Penulis: Dewi Nurul Musjtari, Fiska Silvia Raden Roro, & Ro’fah Setyowati Link Jurnal: https://e-journal.uum.edu.my/index.php/uumjls/article/view/15608/3410

Efektivitas Kebijakan PPKM Darurat sebagai Parameter Epidemiologi di Provinsi Jawa Timur

Pandemi COVID-19 yang berasal dari Wuhan, China, telah tersebar secara global. Pada 18 Juli 2021, kematian kumulatif global akibat COVID-19 mencapai 4.086.000 orang. Pada saat yang sama, Indonesia melaporkan angka kasus terkonfirmasi sebanyak 2.832.755 orang dengan 72.489 kematian (tingkat fatalitas kasus: 2,8%), menjadikan Indonesia negara dengan kasus terkonfirmasi tertinggi dan kematian tertinggi di Asia Tenggara. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menegaskan bahwa lonjakan dramatis COVID‑19 baru yang sedang berlangsung dan berdampak terhadap kematian disebabkan oleh transmisibilitas tinggi dari varian Delta. Gugus Tugas Nasional untuk COVID‑19 pada bulan Juni 2021, melaporkan peningkatan 42% dari kasus terkonfirmasi dan kematian akibat COVID-19 di Indonesia.

Lima provinsi dengan kontribusi tertinggi kasus COVID-19 dan kematiannya adalah DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Barat Jawa, dan Yogyakarta. Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia segera merespon situasi tersebut dengan mengeluarkan regulasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat (PPKM‑Darurat) untuk Jawa dan Bali mulai 3 Juli hingga 20 Juli 2021. Kebijakan ini berupa Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2021, yang bertujuan untuk mengurangi COVID‑19 kejadian dan kematian harian di Indonesia. Kebijakan tersebut esesnisnya adalah mengurangi mobilitas masyarakat dan membatasi kontak fisik antar manusia secara langsung.

Pembatasan aktivitas dan mobilitas masyarakat bukan pendekatan baru di Indonesia. Pada tanggal 11 Mei 2020, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan di 4 provinsi dan 22 kota. Inisiator program dan kebijakan PSBB saat itu adalah gubernur dan walikota. Selain itu, PSBB diterapkan, hanya sektor esensial yang diperbolehkan beroperasi. Namun, dari data yang ada dilaporkan bahwa kebijakan PSBB gagal untuk memperlambat pertumbuhan kasus konfirmasi harian COVID‑19 di Indonesia sebagai jumlah rata-rata kasus baru yang dikonfirmasi terus berlanjut lonjakan sebelum dan selama implementasi.

Belajar dari kegagalan sebelumnya, pemerintah Indonesia menerapkan strategi yang sama dengan jangkauan wilayah yang lebih luas dan pembatasan-modifikasi dengan kebijakan PPKM‑Darurat untuk seluruh kota dan kabupaten di Jawa dan Bali. Inisiator dari kebijakan pembatasan aktivitas publik darurat adalah pemerintah pusat, dan pemerintah daerah harus mengikuti instruksi tanpa terkecuali. Sedikit berbeda dengan pelaksanaan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), sektor non-esensial diizinkan beroperasi komposisi 75% work from home (WFH) dan 25% work from office (WFO) dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat selama PPKM-Darurat.

Studi terkait penerapan PPKM-Darurat sebagai parameter epidemiologi di Provinisi Jawa Timur menunjukkan dari 38 Kabupaten/Kota terdapat 18 kabupaten/kota yang diamati mengalami kecenderungan peningkatan pada aspek kejadian harian (daily incident) dan terdapat 9 kabupaten/kota yang mengalami kecenderungan peningkatan pada aspek kematian harian (daily mortality). Namun demikian, terdapat satu kabupaten/kota yang menunjukkan kecenderungan penurunan pada aspek kejadian harian (daily incident) selama pelaksanaan PPKM-Darurat, yaitu Kabupaten Madiun. Sumber data dari penelitian ini adalah dari https://infocovid19.jatimprov.go.id/ dengan kerangka waktu 14 Juni-25 Juli 2021.

Penelitian ini secara mendetail menunjukan bahwa peningkatan kejadian harian  (daily incident) tertinggi telah terjadi di Kota Blitar dengan perubahan 664,73%; hal ini berarti insiden harian meningkat 6 kali lipat selama pelaksanaan dibandingkan dengan sebelum PPKM-Darurat, diikuti Kabupaten Situbondo (487,49%) dan Kabupaten Sumenep (430,88%). Peningkatan tertinggi kematian harian (daily mortality) terjadi di Kabupaten Tuban dengan perubahan 559,17%, yang berarti peningkatan lima kali lipat kematian harian, diikuti oleh Kabupaten Madiun (380,84%) dan Kabupaten Blitar (199,92%).

Studi ini juga melakukan analisis pada tingkat provinsi secara agregat, dan dari hasil analisis yang dilakukan menunjukan bahwa tidak ada penurunan pada aspek kejadian harian maupun pada aspek kematian harian selama PPKM-Darurat diberlakukan. Sehingga dari beberapa temuan diatas dapat ditarik kesimpulan sederhana bahwa regulasi PPKM-Darurat belum optimal dalam mengurangi kejadian harian COVID‑19 dan kematian di Provinsi Jawa Timur Indonesia selama 1 bulan pelaksanaan.

Mengapa PPKM-Darurat Gagal?

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan adanya kegagalan kebijakan PPKM-Darurat di Provinsi Jawa Timur. Faktor tersebut antara lain adalah transmisibilitas yang tinggi dari varian delta, dan kurangnya kepatuhan masyarakat untuk mengikuti protokol kesehatan.

Mutasi virus corona menjadi salah satu perhatian utama selama pandemi; WHO melaporkan bahwa varian Delta adalah varian yang berbahaya dan telah dilaporkan di 96 negara. Sebuah penelitian yang dilakukan di China melaporkan bahwa viral load dari kasus infeksi virus Delta pertama yang dikonfirmasi adalah sekitar 1000 kali lebih tinggi daripada varian COVID-19 sebelumnya di awal tahun 2020 dan bisa lebih menular selama tahap awal infeksi.

Isu berikutnya adalah terkait dengan kepatuhan masyarakat terhadap protocol Kesehatan. Laporan mingguan yang dirilis oleh Gugus Tugas Nasional untuk COVID‑19 menunjukkan bahwa pada tanggal 19–25 bulan Juli Tahun 2021, tingkat kepatuhan masyarakat untuk memakai masker di Provinsi Jawa Timur sebesar 94,48%, dengan tingkat keragaman di setiap kabupaten dari kepatuhan tingkat menengah ke tinggi. Tingkat kepatuhan terendah dilaporkan di Kabupaten Pasuruan dengan hanya 78,85%, dan tertinggi di Ponorogo Kabupaten dengan 99,22%. Adapun jarak fisik dan menghindari keramaian, tingkat kepatuhan Provinsi Jawa Timur adalah 91,61%. Tingkat kepatuhan terendah dilaporkan di kabupaten yang sama sebesar 70,99% dan tertinggi masih sebesar Kabupaten Ponorogo dengan kepatuhan 100%. Laporan menunjukkan bahwa warga di beberapa kabupaten kurang mengikuti protokol kesehatan selama pelaksanaan PPKM‑Darurat.

Lebih jauh, kebijkan pembatasan mobilitas dan kerumunan cenderung akan terjadi dampak jika diimplementasikan berdekatan momennya dengan puncak kejadian yang sebenarnya dan dilakukan  selama minimal 3 bulan. Studi ini dapat digunakan oleh pemerintah Indonesia untuk mempertimbangkan memperpanjang PPKM‑Darurat, khususnya di Timur Provinsi Jawa.

Penulis : Hario Megatsari, S.KM., M.Kes

Sumber: https://www.healthandbehavior.com/article.asp?issn=2772-4204;year=2022;volume=5;issue=1;spage=33;epage=39;aulast=Prasiska

Pelaksanaan Her-Registrasi (Pendaftaran Ulang) Pembayaran UKT/UKS Mahasiswa Semester Genap Tahun Akademik 2022-2023 Program Diploma, Sarjana, Profesi, Spesialis, Magister, Doktor dan Sub Spesialis

PENGUMUMAN-HER-REGISTRASi-2022-2023Unduh

The post Pelaksanaan Her-Registrasi (Pendaftaran Ulang) Pembayaran UKT/UKS Mahasiswa Semester Genap Tahun Akademik 2022-2023 Program Diploma, Sarjana, Profesi, Spesialis, Magister, Doktor dan Sub Spesialis appeared first on Universitas Airlangga Official Website.

Hubungan Simbiosis Antara Pelabuhan Laut dan Pelabuhan Kering

Revolusi perdagangan telah memicu pada perubahan yang terdapat pada sub divisi maritim sehingga menciptakan hubungan jejaringyang terjadi antar pelabuah laut dan pelabuhan darat. Pelabuhan darat memberika keunggulan bersaing pada pelabuhan yang memberikan fasilitasi pada pelabuhan darat. Perubahan yang sangat cepat dan berkelanjutan menjadikan kerjasama antara pelabuhan laut dan pelabuhan darat semakin perlu untuk diperhatikan untuk menjaga produktivitas, efisien di dan konektivitasnya.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan simbiosis antara pelabuhan laut dan pelabuhan darat  serta mengeksplorasi kolaborasi timbal balik sehingga dapat berkontribusi pada pembangunan daerah. Studi ini menggunakan metodologi kualitatif untuk mencapai  tujuan yang diusulkan. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan tenaga profesional dari pelabuhan laut, pelabuhan darat dan instansi pemerintah. Temuan menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pelabuhan laut dan pelabuhan darat, terutama terhadap keunggulan kompetitif, ekonomi sirkular, dan pembangunan berkelanjutan. Hasilnya menunjukkan bahwa pelabuhan meningkatkan produktivitas, meningkatkan kontinuitas kargo, meningkatkan efisiensi mobilitas barang dan meningkatkan kapasitas pelabuhan darat. Sebagai perbandingan, pelabuhan darat mengurangi kemacetan, meningkatkan efisiensi sistem transportasi, meningkatkan efisiensi operasional, dan mendorong rotasi peti kemas di pelabuhan. Fungsi ambidextrous di kedua titik ini perlu dipersiapkan untuk meningkatkan aktivitas sosial ekonomi serta pembangunan infrastruktur.

Penulis: Dr. Indrianawati Usman, Dra.Ec., M.Sc.

Link Jurnal: https://www.jmr.unican.es/index.php/jmr/article/view/649

Antropologi UNAIR Gelar Semnas Antrofest Soroti Budaya Kongkow di Kalangan Gen-Z

UNAIR NEWS – Istilah nongkrong atau kongkow memang terdengar tidak asing bagi generasi muda. Pasalnya, nongkrong kini telah berkembang menjadi budaya yang kemudian diadopsi sebagai gaya hidup.

Melihat realitas itu, Himpunan Mahasiswa Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan Seminar Nasional Antrofest 2022 bertajuk Budaya Kongkow sebagai Lifestyle Gen-Z Dilihat dari Perspektif Sosial Budaya dan Ragawi pada Kamis (1/12/2022). Antrofest tahun ini sukses digelar perdana secara luring.

Acara diawali dengan sambutan dari Drs Pudjio Santoso MSosio selaku ketua departemen antropologi. Selanjutnya, pemaparan materi oleh pembicara Rizky Sugianto P SAnt MSi, dosen antropologi ragawi UNAIR; Nabila Bidayah N SSos MA, dosen antropologi budaya Universitas Brawijaya; dan Roikan SSos MA, asisten peneliti UNAIR.

Dari perspektif Biological Anthropology, Rizky menyebut setiap tindakan manusia mempengaruhi aspek fisik tubuh. Salah satunya adalah aktivitas duduk yang paling sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, tak terkecuali saat nongkrong.

Ia juga menyampaikan dampak duduk pada jangka panjang yaitu risiko nyeri leher dan tulang belakang yang mana dapat berakibat buruk terhadap postur tubuh seperti skoliosis hingga potensi mengalami penyakit osteoarthritis dan kardiovaskular. Maka generasi Z sebagai digital native perlu aware dengan bahaya tersebut.

Sesi foto bersama peserta Antrofest 2022. (Foto: Panitia)

“Kalau tidak ingin merasakan sakit seperti generasi sebelumnya, mulai sekarang harus stay active dengan mengutamakan lower body. Jadi duduknya dikurangi, berdirinya dibanyaki,” kata perempuan yang akrab disapa Kiki itu.

Sementara Nabila membahas hubungan nongkrong dan eksistensi manusia. Menurutnya, kegiatan nongkrong tidak lepas dengan kafe sebagai tempat yang menggeser pola konsumsi sekaligus interaksi sosial.

Berbicara mengenai kafe tentu merujuk pada menu populer yakni kopi yang banyak diminati generasi muda. Nongkrong dan ngopi inilah kemudian menjadi gaya hidup yang memperjualbelikan ruang dan simbol  dengan prestise untuk menaikkan status sosial.

“Nah ini selaras sifat manusia yang butuh pengakuan, eksistensi, dan aktualisasi sehingga kebutuhan kalian tertutupi dengan kepuasan. Kalau kita ngomongin distinction of taste dari Baudrillard yang membuat seseorang memiliki kebiasaan untuk berada dalam kelas sosial tertentu,” tuturnya.

Pada akhir, Roikan membahas perubahan budaya kongkow dari yang semula tatap muka menjadi online sejak kemunculan pandemi Covid-19. Selain itu, forum kini tidak hanya bersifat privat, namun juga publik dengan adanya internet sebagai ruang kebebasan yang tetap memiliki pemegang kekuasaan sebagaimana kajian etnografi. (*)

Penulis: Sela Septi Dwi Arista

Editor: Binti Q. Masruroh

Fakultas Vokasi UNAIR Diskusikan Potensi Smart Tourism di Jawa Timur 

UNAIR NEWS – Smart tourism kini menjadi model andalan di dunia pariwisata. Istilah itu sudah banyak diadopsi oleh pelaku industri pariwisata global dengan harapan bisa mendongkrak angka kunjungan wisatawan.

Indonesia sangat potensial untuk menjadi lumbung smart tourism. Sebab, Indonesia punya begitu banyak objek wisata yang bisa dieksplorasi dan dikembangkan. Promosi wisata perlu diperhatikan sehingga bisa semakin dikenal oleh dunia. 

 Asosiasi Mahasiswa Sarjana Terapan Destinasi Pariwisata Fakultas Vokasi UNAIR menggelar Seminar Nasional 2022: “How To Build Smart Tourism in Era Society 5.0” pada Sabtu (26/11/2022) di Cendrawasih Hall Eks. Farmasi Kampus B itu mengundang tiga pembicara yang merupakan ahli kepariwisataan dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A. hadir melalui zoom yang sekaligus membuka seminar itu. 

“Ini momentum untuk mengajak anak muda agar lebih tertarik dengan smart tourism. Karena kalau bukan kalian, siapa lagi yang akan membawa nama Indonesia di masa depan,” ujarnya.   

Kegiatan yang diselenggarakan luring dan daring itu mendapat tanggapan positif dari pembicara pertama Drs. Susanti MM  selaku kepala Bidang Destinasi Pariwisata Jawa Timur. Perwakilan Dinas Pariwisata Jatim Drs Susanti MM memaparkan materi tentang “Smart Tourism” dan potensi wisata Jawa Timur pasca-pandemi. 

“Berdasarkan data yang sudah kami peroleh, pariwisata di Jawa Timur ini luar biasa. Potensi pasca pandemi ini mengalami peningkatan signifikan. Patut kita bangga bisa menjadi warga Jawa Timur.” katanya. 

Bukan Drs Santi saja yang membahas potensi pariwisata Jawa Timur, dalam seminar itu juga mengundang content creator Ilham Fitriyanto dan dosen UNAIR Dr. Yunawan Heru Santoso SE S SOS M Si. Lebih jelas lagi dalam konteks pariwisata, implementasi smart tourism bisa lebih kompleks dari bidang lainnya. Teknologi yang ada tidak bisa berjalan begitu saja tanpa adanya sinergi dengan dukungan antara institusi (pemerintah), pelaku industri, dan masyarakat.  

Penulis: Sintya Alfafa 

Editor: Feri Fenoria 

Pendekatan Epigenetik pada Terapi Sistemik Kanker Kolorektal

Kanker kolorektal atau Colorectal Cancer (CRC) telah menyumbang hampir 10 juta kematian akibat kanker di seluruh dunia, dengan 1,93 juta kasus baru pada tahun 2020. Kanker kolorektal diketahui disebabkan oleh adanya perubahan genetik dan epigenetik. Perubahan genetik sering dikenal dengan istilah mutasi gen yaitu perubahan urutan basa nukelotida pada DNA yang disebabkan oleh adanya kesalahan penyalinan DNA yang terjadi selama pembelahan sel, paparan bahan kimia atau mutagen, hingga infeksi oleh virus. Sedangkan perubahan epigenetik sendiri adalah istilah untuk menggambarkan adanya modifikasi dari molekul asam nukleat dan protein yang mengemas DNA, yang semuanya dapat mempengaruhi jumlah protein yang dihasilkan. Modifikasi terjadi oleh karena adanya faktor lingkungan, seperti terpaparnya individu dengan bahan kimia serta adanya sumber makanan tertentu yang dapat memodifikasi molekul-molekul tersebut.

Kanker kolorektal ini dimulai dengan munculnya polip dan umumnya bersifat asimtomatik atau tidak bergejala. CRC memiliki beberapa subtipe yang ditandai dengan perubahan genetik dan epigenetik. Karena perubahan epigenetik terjadi di awal patogenesis kanker, maka dapat bertindak sebagai ciri molekuler bersama biomarker lainnya untuk diagnosis dan prognosis. Dengan modifikasi profil genetik dan epigenetik, CRC dapat tumbuh dan memiliki kemampuan untuk melakukan invasi ke bagian tubuh lainnya yang mendukung dalam proses metastasis atau persebaran.

Baru-baru ini, epigenetik telah ditunjukkan sebagai alat penting untuk memahami patogenesis penyakit lebih lanjut dan cara-cara terapi alternatif. Menargetkan modifikasi epigenetik dapat menentukan masa depan pengobatan yang dipersonalisasi.  Resistensi terhadap obat antikanker konvensional juga melibatkan mekanisme epigenetik. Dengan kemajuan teknologi analisis epigenom, bidang baru muncul yaitu farmako-epigenomik, di mana profil epigenetik dapat digunakan untuk mengklasifikasikan jalur molekuler sensitivitas obat kanker sehingga, dapat diputuskan strategi terapi terbaik.

Berdasarkan dari gambaran di atas, peneliti dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, RSUD Dr. Soetomo, Universitas Airlangga berhasil mempublikasikan hasil studi pustakanya di salah satu jurnal Internasional terkemuka, yaitu Gacte Medica da Caracas. Dalam kajian pustaka tersebut, peneliti mengulas mekanisme epigenetik CRC bersama dengan obat yang menarget modifikasi epigenetik dalam cara kerjanya dan muncul sebagai pengobatan CRC. Masing-masing obat menawarkan alasan kuat untuk mengeksplorasi strategi terapi baru dengan kemanjuran dan keamanan yang cukup untuk pengobatan kanker.

Hasil studi pustaka yang dilakukan melaporkan bahwa terdapat beberapa kategori obat epigenetik antara lain: kategori penghambat proses metilasi (penambahan gugus metil) pada DNA, penghambat methyltransferase, penghambat proses deasetilasi histon, penghambat bromodomain dan terminal ekstra, dan yang terakhir adalah terapi berbasis RNA. Masing-masing kategori obat memiliki agen dan cara kerja yang berbeda namun mempunyai target yang seragam yaitu memodifikasi faktor epigenetik untuk menghambat perkembangan kanker kolorektal.

Saat ini, beberapa pendekatan menggunakan agen pemodifikasi epigenetik sebagai terapi kanker telah dikembangkan. Obat epigenetik telah digunakan sebagai terapi tunggal atau dalam kombinasi dengan obat anti kanker konvensional dengan beberapa hasil yang menjanjikan. Untuk kanker kolorektal, berbagai inhibitor DNMT, inhibitor HMT, inhibitor HDAC, inhibitor BET, dan terapi miRNA telah diusulkan. Uji klinis untuk azacytidine, guadecitabine, dan decitabine telah dilakukan untuk kanker kolorektal. Terapi berbasis RNA juga menyediakan metode yang menarik untuk mengatasi kanker karena memberikan kemungkinan untuk menargetkan protein yang sebelumnya tidak dapat diobati. Selain itu, obat epigenetik dapat digunakan dalam kombinasi satu sama lain atau dengan terapi konvensional. Varietas agen praklinis dan klinis sangat banyak, namun kesimpulan apakah agen tersebut aman dan efektif hanya dapat dikonfirmasi setelah menyelesaikan uji klinis.

Berdasarkan studi literature ini dapat disimpulkan bahwa regulasi epigenetik selalu berubah dan mekanisme di baliknya memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Penelitian di masa depan membutuhkan kombinasi untuk menyelesaikan studi yang sedang berlangsung, memulai uji klinis baru, dan mengembangkan agen baru yang mampu mengobati CRC. Kombinasi keahlian perlu dibentuk untuk mengatasi kendala dalam beberapa kelompok inhibitor dan terapi berbasis RNA untuk menghasilkan agen epigenetik baru yang efektif dan aman.

Penulis: Muhammad Miftahussurur

Informasi detail dari penelitian ini dapat dilihat pada link artikel berikut: http://saber.ucv.ve/ojs/index.php/rev_gmc/article/view/24057

Optimis Menang, Dua Tim PIMNAS UNAIR Lakukan Presentasi Hari Pertama

UNAIR NEWS – Dua tim Universitas Airlangga (UNAIR) telah melakukan presentasi hari pertama pada kompetisi PIMNAS ke-35 pada Kamis (1/12/2022). Perhelatan yang diadakan di Gedung Kuliah Bersama Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu menyisakan tiga tim untuk bertanding di hari kedua pada Jum’at (2/12/2022). 

Kedua tim yang sudah melakukan presentasi adalah PKMRE yang berjudul Scaffold Three Dimensional Printing Polycaprolactone Hidrogel Silk Fibroin-Chitosan Sebagai Penanganan Defek Meniskus Lutut. PKMRE itu merupakan hasil karya Mustika Ainun Sabrina, Nabila Meinisya Sahira, Ni Nyoman Ary Dewanthi, dan Anita Eka Novitasari.

Kemudian PKMRE yang berjudul 3D-Printed Bioresorbable Vascular Scaffold Polylactic Acid/Polycaprolactone (PLA/PLC) dengan Coating Kitosan Sulfat Sebagai Solusi Aterosklerosis. PKMRE itu adalah karya dari Cakra Abdillah, Indira Maretta Hulu, Nisrin Novel, dan Daria Aulia Izdihar Bintang Azzahra. 

Dalam kegiatan presentasi, peserta diundi untuk mendapatkan giliran tampil di depan dewan juri secara acak. Mereka akan menyampaikan gagasannya di hadapan juri, dosen pembimbing dan perwakilan peserta lainnya.

Direktur Kemahasiswaan UNAIR, Prof Dr M Hadi Shubhan SH MH CN mengaku optimis dengan kelima tim dari Universitas Airlangga. Pasalnya, para mahasiswa itu merupakan tim unggulan karena sudah lolos dari berbagai macam seleksi yang ada.

Menurutnya, persiapan UNAIR sampai babak ini sudah terbilang matang karena jarak antara pengumuman dan pelaksanaan final cukup longgar yakni satu bulan. “Ini artinya bahwa persiapan kita presentasi sangat siap,” tuturnya.

Ia optimis dan berharap di laga itu, tim UNAIR banyak mewarnai PIMNAS ke-35. “Saya berharap kita bisa menjadi tim yang bisa diperhitungkan oleh banyak pihak baik juri maupun partner perguruan tinggi lainnya.

Kejuaraan itu, sambungnya, bukanlah tujuan melainkan sebuah sarana. Bahwa tim UNAIR itu sudah benar-benar layak untuk diberikan apresiasi baik oleh PIMNAS maupun UNAIR. Nantinya jika tim ini juara tentu akan bermanfaat bagi pribadi mahasiswa dan UNAIR.  

Perlu diketahui, untuk menyiapkan bibit unggulan yang akan berlaga di PIMNAS tahun depan, kini UNAIR sedang dalam tahap penyeleksian proposal di masing-masing fakultas. Sehingga, saat submit nanti UNAIR sudah menyiapkan bibit-bibit proposal yang akan diajukan. 

“Kita seleksi sejak sekarang dan dikompetisikan di tingkat fakultas. Sehingga kita memiliki bibit proposal yang sudah terseleksi. Harapannya nanti bisa lolos lebih banyak lagi dari tahun-tahun sebelumnya,” paparnya. 

Penulis: Khefti Al Mawalia

Bersama OJK Genbi Komisariat UNAIR Adakan Company Visit

UNAIR NEWS – Merencanakan karier di suatu perusahaan menjadi hal yang diinginkan bagi banyak mahasiswa, terlebih banyak kesempatan dan jalan terbuka untuk bisa menggapainya. Sehubung dengan itu Generasi Baru Indonesia (GenBI) atau komunitas penerima beasiswa dari Bank Indonesia Komisariat Universitas Airlangga mengadakan company visit yang diadakan di kantor Regional 4 Otoritas Jasa keuangan (OJK) Jawa Timur. 

Acara yang digelar pada Senin (28/11/22) itu mengusung tema How to Get into and Living in OJK. Hal itu dimaksudkan agar mahasiswa dapat mempersiapkan diri lebih matang dalam berkarier di OJK dan mengerti seluk beluk perusahaan pembiayaan itu. Selain itu, sebelumnya, UNAIR sudah menjalin kerja sama yang baik dengan OJK terkait penguatan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

“Selalu saya sampaikan OJK itu membina, di samping  juga melakukan pemeriksaan kita juga memberikan pelayanan atas konsumen,” tutur Catur Nugroho Bagian Pengawasan Industri Keuangan Non Bank OJK Regional 4 Jawa Timur.

(Photo source: Abdullah Azzam Suli)

Saat pemaparan, Catur Nugroho menyampaikan pesan yang diutarakan oleh anggota Dewan Komisioner. Di usia 11 tahun, OJK terus berupaya mengembangkan industri jasa keuangan yang sehat, efisien, dan berintegritas, serta memperkuat perlindungan konsumen dan masyarakat. Dalam rangka pendalaman pasar, peningkatan inklusi dan stabilitas sektor keuangan.

Sebagai upaya meminimalisir berita hoaks keuangan, OJK biasanya mengadakan media gathering dengan tim wartawan. Bentuk sinergi untuk meningkatkan literasi keuangan bagi masyarakat nantinya, memberikan isu terkini agar wartawan teredukasi dan berita yang disampaikan ke publik itu benar.

Selain itu, peran OJK sebagai lembaga pembiayaan berkomitmen penuh mendukung pemulihan serta mendorong UMKM saat pandemi, secara UMKM sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia yang menjadi salah satu sektor yang terdampak saat pandemi.

Tertarik  Bekerja di OJK?

Banyak yang mengira, prospek jurusan yang diterima di OJK hanya rumpun ekonomi saja. Faktanya, dari rekrutmen yang diterima berasal dari latar belakang kuliah yang beragam. Putu Nanda bagian Tim Kemitraan Daerah dan Edukasi Perlindungan Konsumen membagikan gambaran untuk mendaftar. Ia yang berasal dari jurusan statistika juga bisa diterima di OJK. Ia menegaskan, untuk bisa diterima di OJK tidak harus melampirkan prestasi akademik. Aktivitas non-akademik juga bisa menjadi bekal untuk mendaftar.

Putu Nanda menceritakan pengalamannya saat  mendaftar di PCS (Pendidikan Calon Staff) 6. Saat itu, kuota terbanyak rekrutmen yang diterima dari alumni UNAIR. Ini menandakan potensi lulusan UNAIR dikenal mumpuni untuk bekerja di perusahaan, salah satunya OJK. Ia memaparkan, proses mendaftar OJK memiliki lima tahap. Meliputi seleksi berkas, tes tertulis, LGD ( Leaderless Group Discussion), wawancara, dan tes kesehatan.

“Selangkah lebih maju, awardee GenBi yang kalian punya jadikan kendaraan untuk mendaftar ke OJK nantinya,” pungkas Putu Nanda. (*)

Penulis: Mutiara Rachmi Karenina

Editor: Binti Q. Masruroh

Airlogue 2022 Tinjau Ulang Signifikansi Presidensi Indonesia dalam G20 terhadap Perekonomian dan Lingkungan

UNAIR NEWS –  BEM FISIP UNAIR menggelar Airlangga Policy Dialogue (Airlogue) 2022 pada Selasa pagi (29/11/2022) secara luring di Aula Soetandyo, Gedung C FISIP UNAIR. Bertajuk seminar, Airlogue 2022 mengangkat tema “Meninjau Signifikansi Presidensi G20 terhadap Masa Depan Postur Perekonomian dan Lingkungan Indonesia” dan mengundang tiga pembicara.

Pembicara pertama adalah Co-Chairman Y20 Indonesia 2022 Nurul Hidayatul Ummah. Nurul mengatakan bahwa sumbangsih G20 terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia amatlah besar. Ia menjelaskan pula bahwa eksistensi G20 itu tak berdiri sendiri, tetapi banyak engagement group dan working group. Salah satunya adalah Y20 yang diisi oleh para pemuda dari negara G20 untuk membahas isu-isu global seperti perekonomian dan ketahanan pangan.

“Sumbangsih engagement group terhadap Indonesia apa? Perekonomian kita tumbuh, sekitar 7,4 triliun rupiah. Serta, G20 membangun citra Indonesia di mata dunia,” ujar Ketua Umum PP-IPNU itu.

Pembicara kedua adalah Direktur Eksekutif Transformasi untuk Keadilan (TuK) Indonesia Edi Sutrisno. Edi mengatakan bahwa premis G20 mendatangkan pertumbuhan ekonomi dan investasi perlu dibarengi dengan skeptisisme. Jarang ditanyakan terkait efek pertumbuhan tersebut pada remote area di Indonesia serta pelaku UMKM dan usaha informal. Belum lagi, kedatangan investasi juga perlu ditelaah, siapa yang mendapatkan keuntungan? Jawaban Edi adalah pengusaha.

“Penyandingan hasil G20 terhadap sustainable financing yang menyokong pemajuan energi baru terbarukan juga masih sangat tidak linear. Sektor perekonomian itu masih sangat ekstraktif, dari tambang batubara, nikel, dan sawit. Riset kami mengatakan bahwa G20 itu 90% didanai oleh industri kelapa sawit, dan kita tahu sendiri bagaimana kontribusi industri tersebut pada deforestasi. PR kita masih banyak,” papar Edi.

Pembicara ketiga adalah Dosen Hubungan Internasional (HI) UNAIR Dr. Siti Rokhmawati Susanto. Irma, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa Indonesia harus memiliki langkah konkrit agar tak menjadi aktor minor dalam level internasional. Ia menilai bahwa Indonesia masih belum bisa menemukan langkah strategis yang menguntungkannya karena kurangnya adaptivitas. Pertama adalah adaptivitas merespon terhadap globalisasi yang tidak bisa dihindari negara berkembang dan erat dengan agenda negara-negara maju. Kedua adalah adaptivitas menguatnya kubu Rusia-Cina yang menggeser lanskap geopolitik belakangan ini. Langkah konkrit itu bisa dicapai dengan memiliki kebijakan negara yang kuat.

“Dengan G20, kita bisa lebih dekat dengan negara-negara maju. Tetapi apakah kekuatan diplomasi kita dapat mewadahi kepentingan Indonesia di G20? Itu masih jadi pertanyaan, karena kebijakan negara kita juga masih belum kuat. Misal kita bahas soal transisi energi dan pengurangan emisi karbon. Kita masih belum bisa mengadopsi kewajiban tersebut sesuai dengan kemampuan kita, karena kita dikelindani inkonsistensi,” tutur Kepala Departemen HI UNAIR itu.

Penulis: Pradnya Wicaksana

Editor: Nuri Hermawan

Vokasi UNAIR Datangkan Student Inbound dari Lima Negara

UNAIR NEWS – Fakultas Vokasi Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar dua acara pembukaan Summer Course. Kegiatan itu merupakan aksi nyata dari pelaksanaan SDGs Airlangga Interdisciplinary Learning Program (SAIL Program) yang diadakan oleh SDGs Center UNAIR. Acara summer course jurusan d4 perkantoran fakultas vokasi digelar di Suite Hotel Surabaya dan jurusan D4 Perhotelan Fakultas Vokasi di Ruang 301 Kahuripan, Gedung Rektorat, Kampus C UNAIR Surabaya. (28 November 2022).

Ketua SDGs Center UNAIR, Bayu Arie Fianto, SE MBA PhD dalam sambutanya menjelaskan tentang potensi kerja sama yang dapat dilakukan antar peserta dari berbagai negara yang berfokus pada goal SDGs.

“Harapannya SAIL Program ini sebagai peluang mahasiswa dari kelima negara (Malaysia, Yaman, Egypt, Germany dan Afghanistan)  yang ada di Indonesia ini untuk berkolaborasi dalam mencapai SDGs khususnya goal ke 4 Quality Education dan goal ke 17 Partnerships for the goals,” kata Bayu.

Bayu memproyeksikan SAIL Program akan menjadi kegiatan rutin setiap tahun. “Jadi harus berkelanjutan tiap tahun acara ini dan sebagai wawasan awal untuk seluruh mahasiswa tentang SDGs,” tutur Bayu.

Lebih lanjut, Bayu mengapresiasi fakultas vokasi yang telah membuat modul pembelajaran yang bertemakan SDGs.

“Terima kasih pula untuk pic dari fakultas vokasi yang telah membantu menyediakan modul yang bertemakan sdgs untuk pembelajaran,” terang bayu.

Selain itu, Koordinator Internal SDGs Center UNAIR, Savira Rizma Yunita mengatakan SAIL Program merupakan wujud nyata kerja sama SDGs pada tingkat perguruan tinggi.

“Kami harap dengan adanya summer course ini dapat meningkatkan kolaborasi antara universitas dalam bidang Pendidikan yang spesifik berfokus pada aspek SDGs,” terang Savira.

Savira juga mengapresiasi summer course fakultas vokasi yang mengunjungi warisan budaya dalam  kegiatannya, sesuai dengan SDG 11 Sustainable Cities and Communities. Savira juga mengingatkan jika pencapaian SDGs menjadi tugas semua pihak, baik NGO, perguruan tinggi, filantropi, dunia usaha yang tergabung dalam kolaborasi Hexahelix.

Sebagai tambahan informasi, ketua pelaksana jurusan d4 manajemen perkantoran, Dr Rahmat Yuliawan SE MM CHRM CPM Asia CPPS dan ketua pelaksana d4 manajemen perhotelan Jiwangga Hadi Nata SE MSM. Acara dihadiri oleh Warek AMA Universitas Airlangga Prof Dr Bambang Sektiani Lukiswanto DEA DVM. Turut hadir juga jajaran dekanat fakultas vokasi Prof Dr Anwar Ma’ruf drh MKes sebagai dekan fakultas vokasi dan wadek I Dr Tika Widiastuti SE Msi dan Wadek II Dr Imam Susilo bersama Ketua SDGs Bayu Arie Fianto SE MBA Phd.