Ikan bandeng merupakan salah satu jenis ikan konsumsi yang tidak asing bagi masyarakat karena memiliki harga yang relatif murah, memiliki kandungan protein tinggi, berkadar lemak rendah dan memiliki kolesterol rendah. Untuk dapat meningkatkan konsumsi ikan bandeng ini maka perlu adanya pengolahan produk olahan siap saji dengan harga terjangkau diantaranya yaitu dengan mengolah menjadi otak-otak bandeng. Peminat produk olahan bandeng di Surabaya terbilang cukup besar yang didukung oleh banyaknya tambak ikan Bandeng di daerah sekitar Surabaya yang mendukung pasokan bahan baku. Salah satu pengolah olahan bandeng yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). UMKM yang menjadi target dalam riset dan pengabdian masyrakat yaitu UMK Ayah Olala. Saat ini UMKM ayah olala masih menggunakan kemasan yang sederhana untuk memasarkan produk bahkan untuk bandeng presto tidak menggunakan kemasan pada saat dijual di pasar, sedangkan otak otak bandeng dijual dengan kemasan daun. Oleh sebab ini pada kegiatan riset dan pengabdian masyrakat dilakukan analisis nilai gizi pada produk dan analisis penerimaan konsumen dengan kemasan yang didesign oleh tim berupa kemasan primer dan sekunder.

Kemasan primer yang digunakan berupa vakum kemasan. Pengemasan vakum adalah salah satu cara pengemasan yang dapat diterapkan dan efektif pada produk olahan hasil perikanan. Pengemasan vakum merupakan pengemasan yang memberikan kondisi tanpa oksigen dengan cara mengeluarkan udara di dalam kemasan. Keberadaan oksigen di dalam kemasan dapat menurunkan kualitas produk dikarenakan oksigen memicu pertumbuhan mikroorganisme dan reaksi kimia. Penggunaa kemasan vakum pada bandeng presto dan otak-otak bandeng mampu mempertahankan kualitas produk dan dapat memperpanjang umur simpannya. Sehingga proses pemasaran produk dapat dilakukan secara optimal dan tidak terkendala dengan resiko kerusakan produk selama penyimpanan. Pada kegiatan ini, dilakukan survey pada konsumen mengenai daya penerimaan kemasan pada produk bandeng (Gambar 1). Hasil survey menunjukan bahwa konsumen lebih memilih produk dengan kemasan yang bagus meskipun ada kenaikan harga dari produk yang dijual (Gambar 2). Selain itu, pada kegiatan survey juga yang menjadi slah satu konsen yaitu tipe pemasaran produk. Untuk respon metode penjualan, konsumen lebih memilih membeli dengan metode online yang menggunakan platform platform e-commerce.Penggunaanplatform e-commerce memiliki keunggulan yaitu memiliki cakupan pasar yang lebih luas di banding proses penjualan secara langsung tanpa platform digital. Penggunaan e-commerce lebih efisien karena memberikan kemudahan akses dalam bertransaksi, pengurangan biaya, serta mempersingkat waktu transaksi dibandingkan metode konvensional. Oleh sebb itu, penjulan dengan menggunakan platform digital bisa menjadi alternatif metode pemasaran produk UMKM sehingga jangkauan pemasarannya lebih meluas.  

Informasi lain yang bisa didapatkan kegiatan ini yaitu mengenai presepsi konsumen terhadap olahan ikan. Hasil survey menunjukkan bahwa konsumen lebih menyukai olahan ikan (72%) karena alasan praktis, umur simpan produk yang relatif lama (20%), memiliki nutrisi/ nilai gizi yang tinggi yang dibutuhkan oleh tubuh (4%), dan tidak memerlukan pengolahan ulang (2%) (Gambar 3). Bahkan riset juga menunjukan  bahwa hampir 90% konsumen menerima produk olahan ikan. Hal ini menunjukan bahwa pangsa pasar pengolahan ikan sangat tinggi dan ini menjadi peluang untuk pengembangan dan pemasaran produk hasil perikanan sebagai salah satu mata pencaharian masyarakat Indonesia secara umum. Dampak secara spesifik yang dihasilkan menujukan bahwa UMKM pengolahan ikan berpeluang untuk meningkatan kesejahtraan mereka melalui menjual produknya.

Penulis: Penulis: Patmawati

Link Jurnal: https://www.e-journal.unair.ac.id/JAFH/article/view/31382