UNAIR NEWS – Sivitas Akademika SIKIA UNAIR kembali mengambil peran dalam tri dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. Kesehatan Masyarakat SIKIA UNAIR gelar kegiatan edukasi dan pelatihan menjadi KAPTEN (Kader Anti Hipertensi) kepada ibu-ibu PKK, kader posyandu, dan kader lansia di Kabupaten Banyuwangi. Pengabdian kepada masyarakat itu diselenggarakan pada Sabtu (26/11/2022) di Ruang Sidang Kampus Sobo SIKIA UNAIR.
Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, tercatat di Kabupaten Banyuwangi untuk penyakit hipertensi memasuki peringkat pertama. Hal tersebut disampaikan oleh dosen kesehatan masyarakat, Ayik Mirayanti Mandagi SKM, MKes yang sekaligus menjadi ketua pelaksana di acara pengabdian masyarakat yang bertajuk Inisiasi Kapten (Kader Anti Hipertensi) Melalui Pengelolaan Patuh Dan Cerdik.
“Pengabdian kepada masyarakat yang kami selenggarakan dilatarbelakangi oleh kekhawatiran kami mengenai berbahayanya penyakit hipertensi yang sangat masif di Kabupaten Banyuwangi. Tercatat dalam kurun waktu 3 tahun terakhir penyakit hipertensi di Kabupaten Banyuwangi masih menduduki peringkat pertama. Oleh karena itu, kami menginisiasi untuk mengadakan pengabdian kepada masyarakat,” jelas Ayik.
Dukung SDGs Goals
Pengabdian masyarakat tersebut mendukung tujuan SDGs nomor 3 yaitu kehidupan sehat dan sejahtera dalam menanggulangi penyakit tidak menular khususnya mencegah hipertensi sedini mungkin melalui KAPTEN.
“Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang kami selenggarakan mendukung tujuan SDGs nomor 3 yaitu kehidupan sehat dan sejahtera dalam menanggulangi penyakit tidak menular khususnya mencegah hipertensi sedini mungkin melalui penguatan kader anti hipertensi untuk menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk di kelompok usia,” jelas Ayik.
KAPTEN (Kader Anti Hipertensi) Tekan Angka Prevalensi Hipertensi
Adanya pelatihan KAPTEN (Kader Anti Hipertensi) di pengabdian masyarakat Kesehatan Masyarakat SIKIA UNAIR ini berupaya untuk meningkatkan pengetahuan mengenai bahayanya hipertensi, mampu memonitoring masyarakat yang berisiko terkena hipertensi dan merujuk ke puskesmas, dapat menekan angka prevalensi hipertensi hingga turun dan lain sebagainya.
“Outputnya adalah pengetahuan meningkat, tidak sampai membentuk kader, namun nanti diharapkan jangka panjangnya kader HT ini bisa melakukan deteksi dini. Yaitu memantau orang yang mempunyai risiko HT dan merujuk ke puskesmas, sebagai garda terdepan masyarakat untuk melakukan komunikasi, edukasi dan informasi dan melatih populasi khusus untuk bisa melakukan praktik pengukuran tekanan darah secara mandiri,” tuturnya.
Penulis : Muhammad Fikri Syamsuri
Editor : Khefti Al Mawalia