Sebagai kekuatan pendorong dari suatu organisasi, karyawan menentukan pencapaian organisasi. Kinerja karyawan yang optimal dapat meningkatkan peluang organisasi dalam mencapai tujuan. Peran seorang pemimpin dalam suatu organisasi merupakan hal yang penting bagi karyawan untuk melaksanakan segala hal yang berkaitan dengan kelangsungan hidup suatu organisasi (Fajrin dan Susilo, 2018). Seorang pemimpin – sebagai penggerak karyawan- akan menerapkan beberapa metode yang sesuai dengan situasi dan kondisi untuk mempengaruhi perilaku karyawan lainnya (Jamaludin, 2017). Hal ini disebut gaya kepemimpinan. Pemimpin dapat menerapkan lebih dari satu gaya kepemimpinan. Tuntutan tugas yang berbeda, karakteristik pemimpin dan karakteristik bawahan yang berbeda dapat menentukan pilihan gaya kepemimpinan yang akan digunakan.

Penelitian mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap disiplin kerja ini dilakukan di Rumah sakit Wiyung Sejahtera, yaitu salah satu rumah sakit tipe C yang terletak di Surabaya Barat. Lokasi Rumah Sakit Wiyung Sejahtera berada dekat dengan beberapa perumahan yang berpotensi menjadi tempat berobat bagi masyarakat sekitar dan menjadi rujukan bagi beberapa puskesmas di sekitarnya. Sebagai fasilitas kesehatan, Rumah Sakit Wiyung Sejahtera telah menerapkan penilaian kinerja sebagai bentuk pengawasan terhadap kinerja karyawan.

Penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa keberhasilan seorang pemimpin mempengaruhi kinerja anggotanya (Khairizah, Noor dan Suprapto, 2017). Hal ini mengacu pada kinerja karyawan yang diukur dengan standar atau kriteria penilaian yang ditetapkan oleh organisasi. Hal ini dijelaskan dalam Path Goal Theory bahwa perilaku dan sikap karyawan berdampak pada imbalan yang akan diterima. Imbalan dapat diterima jika seorang karyawan menunjukkan kinerja yang baik, salah satunya dapat diukur dengan sikap motivasi dalam diri karyawan yang akan meningkatkan kinerja, salah satunya melalui disiplin kerja. Teori Path-goal berfokus pada cara seorang pemimpin mengarahkan harapan-harapan bawahan dan mempengaruhi motivasi bawahan pada kinerja yang efektif untuk mendapatkan imbalan yang sesuai dengan harapan bawahan.

Berdasarkan hasil penelitian di maisng-masing unit, terlihat bhawa mayoritas pemimpin di Rumah Sakit Wiyung Sejahtera menerapkan gaya kepemimpinan direktif. Pada gaya kepemimpinan ini, pemimpin akan mengarahkan bawahan mereka dengan memberikan perintah atau tugas-tugas tertentu kepada bawahannya, membuat keputusan penting dan terlibat dalam pelaksanaannya (Yulistian, Astuti dan Utami, 2013). Gaya kepemimpinan ini disebut juga dengan gaya kepemimpinan otoriter. Hal ini karena pemimpin menjadi pusat informasi dan pengambilan keputusan. Komunikasi dalam gaya kepemimpinan ini cenderung berjalan satu arah dan tidak memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengemukakan pendapat. Berdasarkan hasil penilaian bawahannya, gaya kepemimpinan direktif diterapkan oleh 31,25% kepala unit. Penerapan gaya kepemimpinan direktif disesuaikan dengan tugas-tugas yang diemban oleh maisng-masing unit, utamanya unit dengan tugas yang berisiko tinggi dan membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi. Kepala unit cenderung berpegang teguh pada peraturan yang ada dan sering memberikan arahan untuk meminimalisir kesalahan. Selain itu, gaya kepemimpinan ini akan efektif diterapkan jika pemimpin memiliki bawahan yang kurang mandiri dalam melaksanakan tugas.

Hasil penelitian di Rumah Sakit Wiyung Sejahtera menunjukkan bahwa terdapat 17 responden dengan tingkat kedisiplinan sedang dan 63 responden dengan tingkat disiplin tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan mengetahui adanya peraturan dan telah berusaha untuk mematuhi dan melaksanakannya. Jatilaksono dan Indartono, (2016) menjelaskan bahwa disiplin kerja dapat timbul dari kemauan diri sendiri dan perintah orang lain. Meski demikian, lingkungan kerja menjadi salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap disiplin karyawan. Pemimpin dan rekan kerja dapat berperan sebagai motivator untuk menciptakan disiplin kerja dengan memberikan contoh yang baik, memberikan nasihat dan teguran jika bawahan dan rekan kerja yang berperilaku menyimpang. Analisis lebih lanjut pada penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh gaya kepemimpinan terhadap tingkat disiplin kerja karyawan sebesar 79,2%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.

Gaya kepemimpinan dapat digunakan sebagai alat untuk mengarahkan karyawan ke arah tujuan organisasi. Karena merupakan alat, setiap pemimpin memiliki perbedaan dalam penerapan gaya kepemimpinan berdasarkan situasi dan kondisi. Pernyataan tersebut sesuai dengan asumsi dalam Path Goal Theory bahwa pemimpin fleksibel dalam memilih gaya kepemimpinan yang diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi (Ridho, 2014). Keandalan seorang pemimpin dalam memilih gaya kepemimpinan mendukung pemimpin dalam menjalankan perannya sebagai penggerak. Ketika sikap dan perilaku pemimpin dianggap sesuai dengan karakter bawahan, maka lebih mudah bagi pemimpin untuk mempengaruhi bawahan (Ramadhany, 2017).

Penulis: Ratna Dwi Wulandari

Sumber: Puspitasari, P., & Wulandari, R. D. (2022). THE INFLUENCE OF LEADERSHIP STYLE ON EMPLOYEE DISCIPLINE IN WIYUNG SEJAHTERA HOSPITAL. The Indonesian Journal of Public Health, 17(2), 273–284. https://doi.org/10.20473/ijph.v17i2.2022.273-284

Link Artikel      : https://doi.org/10.20473/ijph.v17i2.2022.273-284