Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai sekitar 81.000 km dan memiliki berbagai sumber daya hayati dan nonhayati yang sangat besar. Posisi sebagai negara kepulauan dengan laut yang sangat luas menyebabkan setiap daerah berpotensi menghasilkan garam. Pandemi Covid-19 telah menimbulkan berbagai dampak negatif pada beberapa bidang seperti ekonomi, sosial, UKM dan pengabdian masyarakat.
Covid-19 juga mengakibatkan produksi garam menurun dan petani juga kesulitan memasarkannya. Permasalahan penelitian adalah banyaknya jumlah petani garam dan banyaknya indikator dalam memberikan pendampingan sehingga diperlukan suatu model untuk mengukur kinerja petani garam. Model pengukuran kinerja ini berpedoman pada beberapa indikator yaitu luas lahan (K1), hasil produksi (K2), modal usaha (K3), dan sistem pemasaran (K4). Metode yang digunakan adalah Interval tipe-2 Fuzzy Analytic Hierarchy Process (IVFAHP). IVFAHP digunakan untuk menentukan indikator yang paling mempengaruhi pengukuran petani garam. Kajian ini bertujuan membangun model pengukuran kinerja petani garam untuk meningkatkan produktivitas ekonomi dan kemampuan sumber daya manusia dalam menghadapi pandemi COVID-19.
Kontribusinya adalah keputusan berbasis kelompok dengan mengembangkan metode fuzzy interval tipe-2 dengan bilangan fuzzy triangular (TFN) satu titik tengah. Dari hasil penelitian diketahui bahwa indikator yang paling berpengaruh dalam menghadapi pandemi COVID-19 adalah modal usaha dan pemasaran garam. Penelitian ini juga menghasilkan rekomendasi perbaikan petani garam dalam upaya peningkatan produksi garam.
Penulis: Purbandini, S.Si., M.Kom.
Link Jurnal: https://scholar.unair.ac.id/en/publications/salt-farmer-measurement-performance-system-facing-covid-19-pandem